P R O L O G

86 9 2
                                    

Gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap.

Hanya kata itu yang mampu mendeskripsikan apa yang gadis berusia enam belas tahun itu lihat sekarang. Gelap. Gadis itu ditinggal sendirian di sebuah ruangan yang sunyi senyap, tanpa pencahayaan apapun. Tidak ada lampu ataupun lilin yang ada di ruangan tersebut, tidak ada cahaya matahari yang masuk melalu sela-sela jendela. Gadis itu bahkan tidak yakin bahwa ada jendela maupun pintu di ruangan ini.

Gadis itu meraba ke arah dua lubang hidungnya, dan gadis itu terlonjak kaget saat tidak merasakan deru nafas yang keluar maupun masuk ke dalam hidungnya. Namun anehnya, ia hidup. Apakah mungkin ini adalah siksaan kubur untuknya? Ia ingat bahwa beberapa jam lalu ia terlibat dalam sebuah kecelakaan beruntun yang mencelakakan nyawanya. Apakah siksaan kubur dilakukan dalam sebuah ruangan kotak tanpa pencahayaan seperti ini?

"Kau mau hidup atau mati?"

Sebuah suara menginterupsi dirinya yang sedang dilanda kebingungan. Gadis tadi menatap lekat-lekat kepada pemilik suara tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah seekor belut coklat. Astaga. Ia pasti sudah gila.

"Renatta, kau mau hidup atau mati?"

Belut tadi kembali mengeluarkan suaranya, kali ini dengan menyebutkan nama gadis itu. Gadis yang dipanggil Renatta tadi masih berusaha mencerna apa yang terjadi dengan dirinya kali ini. Tadi siang, ia meninggal karena tertabrak sebuah truk. Sekarang, ia hidup dalam sebuah ruangan gelap namun tidak bernafas, plus bertemu dengan seekor belut cokelat yang berbicara padanya, bahkan mengetahui namanya.

"Maghfira Zeta Renatta, hidup atau mati?"

"Astaga- ini apaan, sih?!"

Belut itu menyeringai. Baru kali ini gadis itu tahu bahwa belut punya mulut. "Kau akan hidup kembali, Renatta. Kau adalah orang yang beruntung."

"Ha?"

"Kau akan hidup kembali, namun bukan sebagai manusia."

"Hah?"

"Hidup atau mati?"

"HAH?"

"Hidup atau mati?"

Hening.

"Tentukan jawabanmu, hidup atau mati?"

Renatta mengusak-usak rambutnya dengan kasar sebelum akhirnya ia mengatakan sebuah kata dengan mantap.

"Hidup."

u n d e a d

halo hehehehe. jadi guys, ini pertama kali aku ngepost cerita di wattpad. dari dulu aku gapernah pede buat ngepost cerita, tapi akhirnya aku ngepost juga hehehe. semoga kalian semua suka! semoga kalian juga mau masukin cerita ini ke library kalian, semoga kalian mau nunggu buat chapter selanjutnya.. hehe. thanks a lot, guys.

see you next time.
Jogjakarta, 29 Desember 2017.

U N D E A DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang