『美しい王子』
▱
Berbicara dengan calon mertua memang selalu mendebarkan. Untung saja Elrios beruntung Raja Donovan tak mempermasalahkan latar belakangnya. Sebagian orang mungkin akan ragu menerima menantu pemburu dan pengajar sukarela di panti asuhan─ dua persona yang jauh berbeda. Tapi raja tidak, pria tua itu bahkan bersyukur mengetahui Elrios pekerja sukarela (walaupun dia peminum yang cukup parah pula).
Setidaknya, mereka berdua telah saling tau dan Raja Donovan telah menyetujui pernikahan putranya dengan Elrios. Masalahnya hanya satu; Carmen hingga kini masih menolak kenyataan bahwa dia akan menikah seminggu lagi.
"Carmeeenn─ Maksudku, Pangeran Carmen! Elrios dataaaaang!"
Jeje menggedor-gedor pintu kamar Carmen seperti orang kesetanan. Sejak berada di istana, dia diminta untuk menemani Carmen dan membantu Lawrence sesekali (walaupun sebenarnya asisten kepala chef muda itu sudah belasan). Tapi mau bagaimana lagi, kalau mau makan kau harus bekerja, bukan? Apalagi Jeje tengah menggilai masakan Lawrence─ dia selalu mendesak pria penggila kebersihan itu untuk mengajarinya memasak.
"Lalu kenapa kalau si kurang ajar Elrios itu datang? Aku tidak peduli!" Teriak Carmen dari dalam kamar. Jeje dan Elrios saling melirik. Pria yang berpipi tambun memiring-miringkan kepalanya, mengisyaratkan Elrios untuk masuk saja tanpa seizin pemilik kamar. Mereka berdua memang sama-sama lancang.
Tanpa membantah, Elrios membuka pintu kamar Carmen, kemudian masuk tanpa sepengetahuan pangeran itu.
"Jangan terlalu banyak membaca, Pangeran."
Elrios mencibir Carmen yang membuka buku tebalnya sembari duduk di ranjang. Piama satin berwarna merah tuanya yang ia kenakan sekarang begitu kontras dengan kulit bersihnya yang menawan.
"Hei! Kau! Kenapa kau masuk tanpa izinku, sialan!" Elrios tersenyum lebar mendengar cemooh Carmen. Prianya itu cantik. Bahkan saat bangun tidur begini. Mana bisa dia menahan senyumnya walaupun Carmen di pagi buta seperti ini telah marah-marah?
"Aku calon suamimu, kau ingat? Lagipula kalau kita menikah nanti aku akan setiap hari disini. Kau tau, melakukan banyak hal.." Elrios menaik-naikkan kedua alisnya. Usil, dia mendekati ranjang Carmen, niatnya hanya untuk duduk dan meminta pria cantik itu untuk membantu persiapan pernikahan mereka.
Sayangnya Carmen tidak diam, dengan guling disampingnya, dia memukuli tubuh Elrios yang berangsur mendekat.
"Bodoh! Apa yang kau katakan! Pergi aku bilang!" Jeritnya tidak terima. Elrios menghadang pukulan Carmen dengan lengannya sambil berteriak menjelaskan.
"Ah─ lalu bagaimana dengan pernikahan kita? Ini tinggal satu minggu lagi, dan aku tidak bisa memutuskan segala sesuatunya sendiri, bukan? Raja minta pestanya diadakan besar-besaran tapi aku saja tidak pernah hadir di pesta kerajaan!"
"Tidak peduli. Itu urusanmu! Aku tidak akan menikah! Kau kemari lagi akan ku cakar wajahmu! Pergi!" Teriak Carmen kembali. Mungkin Jeje yang berada di luar kamar pun dapat mendengarnya. Begitulah Carmen; dia akan menolak mentah-mentah hal yang tidak dia inginkan. Elrios mundur teratur, dia kembali menemui Jeje di luar kamar mempelainya.
Entah sejak kapan, tanpa sepengetahuan Elrios, Lawrence telah bergabung dengan Jeje. Dia langsung saja menyeret Elrios saat mengetahui sepupunya itu telah ia temukan setelah mencari-carinya ke seisi istana.
"Elrios! Kau harus memilih menu untuk pernikahanmu. Aku tidak terlalu paham soal seleramu karena bahkan sampah saja kau bilang enak!" Bentak Lawrence sambil menyeretnya ke dapur. Sebagai koki kepala sudah menjadi kewajiban bagi Lawrence untuk ikut mengatur menu yang dihidangkan pada pernikahan tuannya. Tapi sepupunya, Elrios yang menyebalkan itu malah kelabakan, dia menghentikan langkah mereka dengan wajah kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Prince
General Fiction❝ Barang siapa menemukan anak raja, maka berhak menikahinya.❞ Sayangnya, mereka tidak menjelaskan apakah si anak perempuan atau pria. Elrios hanya mencari Carmen karena dibayar, dia lebih suka berburu daripada mencari si tuan putri. Carmen tidak mau...