Chapter 3

5.5K 144 5
                                    

Tapi tidak dengan orangtua ku. Dari kelas 1 SD aku belajar, usaha keras untuk nilai dan untuk membuat orangtuaku bangga padaku, tapi apa yang ku dapat? Mereka bilang baru juara 15, masuk 10 besar baru boleh bangga. Dan disana aku berpikir, betul juga, aku harus usaha lebih giat lagi! Aku berangkat sekolah jam 7 pulang sekolah jam 12, makan dan mandi lalu pergi les dari jam 2 sampai jam 8 malam. Aku terus belajar hingga aku mendapatkan juara 9 dan itu masuk ke 10 besar, dengan bangga aku menunjukkan ke mama aku. "Ma, Vida dapat juara 9, seperti yang mama bilang 10 besar Ma." Mama malah tertawa dan bilang "halah baru juara 9 bangga, juara 5 besar baru bilang ke mama." Aku merasa tertantang oleh kata2 mama, jadi aku belajar lebih giat lagi untuk kelas 3. Disaat aku kelas 3, adikku masuk ke taman kanak2, dan aku senang karena adikku sudah bisa diajak bermain dan mengerti sedikit2. Jadi aku pergi bareng dengan adikku, ku antar dia sampai ke kelas dan dia menangis karena akan ku tinggal, sebenarnya aku tak ingin meninggalkan nya tapi aku harus sekolah, jadi guru adikku bilang "takapa, biar Ms yang urus." Yauda kutinggal dan Deby, nama adikku di jemput sama mama pulangnya. Karena beda waktu pulang.

Setahun... dua tahun... tiga tahun berlalu. Adikku memasukki bangku SD dan aku kelas 6SD. Kami berdua belajar bersama, karena adikku agak lambat belajar, jadi dia agak ketinggalan di sekolah, tapi takapa karena aku bisa membantu nya. Tiba saat nya UAs datang, adikku mendapatkan banyak angka merah dan aku sangat takut dia di marahin mama, karena mama tidak suka, tapi terkejut nya aku, bukan Deby yang di marahin, melainkan aku. Aku di bilang tak mampu mengajarkan seorang adik dan aku di bilang tak senang mengajarkan Deby maknya nilai nya hancur. Aku menangis berpikir apa salah aku, padahal aku mendapatkan juara 3 dan ingin ku pamerkan ke mama, namun mama berkata, "tak ada gunanya juara 3 kamu kalau mengajarkan Deby saja tidak becus!" Kata mama marah. Aku menangis marah sedih.

Pilih kasih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang