Part 2 - PB

8.7K 451 28
                                    

~Happy Reading~

Suara bising tercipta di pojok kantin. Segerombolan murid sedang bercanda ria di sana. Entah apa yang meraka bahas. Terlihat asik---tanpa mereka sadari, tempat mereka selalu menjadi pusat perhatian. Bukan karena keramaiannya, melainkan dengan sosok jakung yang selalu menampakkan wajah datar. Dia adalah Aksel, cowok cuek, muka datar tanpa seulas senyum. Bahkan sekali senyum, temannya akan menyebut kejadian langkah itu masuk dalam keajaiban dunia.

Di koridor kelas, yang tempatnya tidak jauh dengan kantin, terlihat lima orang murid berjalan sambil terbahak. Entah apa yang mereka tertawakan, pada intinya mereka tertawa karena ulah teman sebelahnya yang usil.

Ya, hari ini adalah hari pertama dirinya memasuki sekolah ini. Merasakan pertama kali berkumpul dengan teman barunya, menghirup suasana beda dari sekolah sebelumnya, keramahan beberapa siswa padanya. Entah itu perhatian atau godaan, dirinya tidak tahu persis maksudnya apa?
Menjadi anak baru itu ada positif serta negatifnya. Contoh positif, kita dapat mengenal banyak teman lagi, menambah sillaturahmi lagi, berinteraksi dengan teman baru. Dan untuk negatifnya, entah kenapa terkadang kita merasa dibenci oleh beberapa orang. Seperti saat kita disapa oleh beberapa murid cowok, lalu ketahuan pasangannya. Dan pada ujungnya kita yang kena imbasnya seperti dilabrak atau apapun. Padahal niat kita hanya menyapa saja, bukan ganjen.
Pada dasarnya cinta memang membutakan segala.

Saat kelimanya memasuki kantin, banyak pasang mata menatapnya. Entah itu tatapan tidak suka maupun kagum. Namun hal yang membuat ganjal adalah seorang cewek yang tak pernah mereka jumpai---bisa disebut pertama kali pandangan pertama. Beberapa murid di sana tampak bisik-bisik.

"Itu anak baru, ya?" tanya salah satu cowok dari segerombalan tadi.

Cowok di sampingnya menoleh dan langsung mengikuti arah pandang temannya.

"Entahlah. Gue baru lihat," jawabnya seraya menopang dagu.

Sedangkan, cowok yang dari tadi memainkan ponsel ikut mengangkat kepala. Ponselnya ia taruh di saku, pandangannya lurus menatap cewek itu. Ia menyipit, mengingat kejadian tadi pagi. Setelahnya menggeleng---menormalkan pengelihatannya.

"Dia anak baru," ucapnya singkat namun membuat beberapa dari mereka paham. Singkat, dan jelas. Itulah seorang cowok berna Aksel. Anak pemilik sekolah yang sekarang ia tempati untuk mencari ilmu. Bahkan ia sudah diberi gelar most wanted. Tentu saja, gayanya yang cool, kendaraannya yang membuat cewek matre pingsan. Serta ketampanannya yang sulit tertandingi.
Terkadang, dia masih sempat berpikir. Ia terbuat dari apa sehingga ganteng seperti itu?
Apa mamanya dulu ngidam oppa-oppa Korea?

Sedangkan di sisi lain, Amanda dan teman-temannya tengah bercanda ria sambil menunggu pesanan datang. Lelah menunggu, ia mengambil ponselnya di saku. Beberapa notifikasi pesan masuk terpampang. Tersenyum miris saat melihat wallpaper ponselnya. Foto seseorang yang tak tahu kabarnya sampai sekarang. Menunggu. Bahkan ia sudah lelah menunggu. Dan ini adalah salah satu alasan ia pindah. Dirinya ingin membuka lembaran baru.

"Man, kapan-kapan gue main ke rumah lo, ya?" tanya Riska teman barunya. Amanda terlonjak, ponsel yang ia genggam hampir saja jatuh.

"Ya. Tentu saja."

Beberapa menit kemudian pesanan datang. Beberapa mangkuk tertata di meja. Bukan hanya makanan yang mereka pesan, tapi juga es teh yang terlihat sangat segar. Dan yang terlihat antusias sekali adalah Dian, cewek dengan badan berisi ini doyan makan. Sebelum ke kantin dia ngedumal sendiri jika lapar. Aneh. Tapi itulah dia.

PLAY BADBOY [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang