Chapter 3

20 1 0
                                    

"Perawat?apa yang kau lakukan?."

"Ugh,d-dokter.Ah,saya tadi mencari 2 pasien yang tengah kabur."

"Haahh...Nomor?."

"Saya kurang mengerti."

"Ah,shit.lanjutkan dan jangan sampai lolos."

"Ya,saya permisi."

Lorong ruang penggolongan nampak heboh karena kaburnya 2 orang pasien.Tak ada yang tau siapa pasien yang kabur.Tapi,menurut salah satu pengakuan perawat penjaga,salah satu dari mereka adalah pengidap Autophobia.

Dokter Kim adalah dokter asal korea.Ia adalah Psikiater juga dokter yang killer.Siapapun pasien yang ada dibawah pengawasannya tidak akan pernah bisa lepas darinya.Oleh karena itu para perawat disini sangat gugup jika berhadapan dengannya.

Setelah menanyai perawat tadi ia langsung berjalan menuju ruangannya.Tatapannya dingin dan menerawang....

"Ck.Siapapun yang jadi targetku tak akan pernah kulepaskan."

Dokter Kim memutar kursinya 180° agar menghadap ke dinding kaca dengan ukuran besar.Ia melemparkan beberapa data pasien ke lantai.Jika dilihat setiap profil pasien tepat di fotonya terdapat coretan X besar.Dan yang paling mengejutkan adalah terdapat 2 profil pasien yang masih berada di tangan Dokter Kim.Salah satunya adalah...


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


"Haah...dimana gadis menyebalkan itu."

Atley terus mengumpat kasar pada gadis yang ikut dengannya tadi,ia kehilangan jejak.Tapi,saat Atley hendak memutar langkahnya,ia sempat mendengar kata umpatan yang berasal dari...ruang isolasi?.Ok dengan ini otak jeniusnya mulai berputar lagi.Ia harus mencari gadis tadi atau melanjutkan langkahnya ke ruang isolasi.

Dan sepertinya ruang isolasi adalah pilihan yang tepat,menurut Atley.Entah apa yang dipikirkan oleh si jenius...

"OII,BANGSAT!LEPASKAN AKU,BRENGSEKK.OI,PERAWAT SIALAN!!!."

'Ch,tikus jalanan ternyata.Tak punya moral.' Batin Atley

"Oi,hentikan teriakan bodohmu itu." Ucap Atley,dingin.

"Hm?."

'Tap...tap...tap'

"Ck.Sialan.Aku belum selesai denganmu."

"...."

Atley berlari menjauh dari ruang isolasi.Ia mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.Sementara itu pasien yang tadi berteriak tak jelas sekarang mulai tenang karena kebingungan.

Perawat datang,menekan beberapa tombol password di samping pintu ruangan tersebut.Ada sekitar 7 perawat yang datang ke ruangan isolasi pasien tadi.Para perawat tadi memasuki ruangan serta meneliti beberapa keadaan ruangan.

"Haah...sebaiknya kau duduk manis tanpa merusak fasilitas tempat ini.Jika kau mau bebas,maka jangan buat onar."

Perawat yang baru saja menanyainya sedikit terkejut oleh reaksi lawan bicaranya.Biasanya jika perawat itu mengoceh,pasti setidaknya ada 1 serangan dari lawan bicaranya,itu pasti.Tapi,ini...

"Baiklah.Kukira ini perubahanmu,setelah 8 bulan disini.Kita keluar."

"Baik.Dokter Albert."

"Ah,aku lupa.Kau adalah pasien favoritku."

"Cih,siapa yang sudi jadi pasienmu,brengsek..."

Pintu kembali tertutup.Menyisahkan Pria beringas ini sendiri.Pandangan yang semula di lantai,ia alihkan ke arah pintu.

"Oi,kau yang di depan pintu.Apa maumu?!."

Dan ya,Atley tertangkap basah.Pria yang ada di dalam ruangan hanya memandang pintu sekilas.'Cklek' Pintu terbuka,menampakkan seorang pria dengan tubuh tegap tengan memandangnya rendah.

"Atley.Kau bisa memanggilku Atley."

"Bagaimana caranya?."

Atley mengerti maksut pria di depannya itu.Ia menyodorkan sebuah plastik..mika?.

"Huh?!."

"Saat kau menyentuh permukaan plastik maka cairan tubuhmu atau keringat akan menempel.Caranya mudah,sebelum aku pergi aku meletakkan plastik ini di tombol passwordnya.Dan ketika perawat tadi menekan tombolnya,keringatnya menempel di permukaan plastik."

"Atley,Otak jenius,huh?!terlalu banyak berpikir."

"Itu adalah keahlianku.Dan jika kita jadi team,maka kita akan dengan mudah keluar dari sini,bagaimana tertarik?."

Pria tadi terdiam,ini memang keinginannya.Saat ada seseorang yang menawarkan kebebasan,kenapa tidak?Tapi,sebelum bibirnya akan berucap,tiba-tiba terdengar suara seseorang yang kemungkinan gadis tengah berteriak histeris.

Atley yang mendengar hal itu lantas saja langsung berlari ke arah sumber suara.Meninggalkan pria tadi yang tengah kebingungan.

"Haahhh...."

°°°°°°°°°°°°°°°°

"Arrgghhhh!!!.tidak tidak...."

Di sini seorang gadis tengah berteriak histeris.Di hadapannya juga duduklah seorang gadis yang duduk di atas ranjang dengan tatapan yang tak jauh beda dari gadis di depannya.Ruangan yang begitu gelap

Haaa...selesai deh chapter ini.Ini masih sesi pengenalan tokoh yaa...

Jangan lupa comment nya para senpai..

Jika ada salah dari beberapa sumber tolong krisarnya ya...

Salam WiDi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PHOBIA X PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang