1

44 3 5
                                    

"Pagi grandma, pagi grandpa", sapaan sekaligus teriakan gadis SMA ini selalu memecahkan suasana di ruang makan setiap pagi di kediaman keluarga Lee. Cucu satu-satunya di keluarga Lee itu bernama Lee Zaisla Morrigan

"Pagi juga sayang", jawab sang nenek yang kini terus di cium oleh Ila. Sedangkan sang kakek hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku cucunya yang urakan.

"Selalu saja grandmamu yang pertama di cium. Grandpa kebagian terakhir terus ah." Kini grandpanya pura-pura marah kepada Ila.

"Ish grandpa kayak anak kecil aja", ucap Ila sambil mencium kedua pipi grandpanya.

"Kalian ini, cucu sama kakek sama saja, ayo kita sarapan jangan bercanda terus", ucap Rawline yang baru datang dari dapur, yang di tegur hanya cengengesan dan grandma Marsha hanya tersenyum melihat tingkah laku dua orang di hadapannya.

  Selesai sarapan, Ila berangkat sekolah dengan skateboard kesayangannya. Ya, karena jarak rumah dan sekolahnya yang bisa terbilang cukup dekat, dia hanya menggunakan skateboard sebagai alat transportasinya ke sekolah. Tak hanya Ila yang pergi sekolah menggunakan skateboard, sepupunya Yoonki yang juga seumuran dengan dia dan satu sekolah pun sama suka pakai skateboard saat pergi sekolah. Walaupun mereka anak orang kaya, tetapi mereka tidak ingin bertingkah mewah, karena mereka sadar itu kekayaan orangtuanya bukan kekayaan mereka.

"Kau sudah mengerjakan pr mu nuna?" Tanya yoonki yang sudah menunggu sepupunya dari tadi.

"Sudah dong!" Jawab Ila dengan senyum segarisnya.

"Tumben sudah mengerjakan?"guman Yoonki heran dan dia hanya mengikuti Ila dengan pertanyaan yang sama.

----------------------------------------------------------

  Lee Zaisla Morrigan, itulah nama gadis urakan anak dari Lee Rawline dan cucu satu-satunya keturunan Lee Marshall dan Lee Maisha. Anak yang tumbuh tanpa perhatian seorang ayah, yang bahkan tidak tau rupa sang ayah bagaimana. Mempunyai sepupu yang seumuran bernama Min Yoonki sekaligus sahabatnya dari kecil.

----------------------------------------------------------

  Saat pulang sekolah telah tiba. Ila dan Yoonki seperti biasanya pulang bersama dan berlipisah di depan rumah Yoonki.

"Yoon, nanti malam kamu jadi ikutkan ke toko buku?"

"Jadi dong nun, kan persediaan komik Yoon udah habis"

"Ok. Nuna tunggu jam 7 malam ya jangan terlambat."

"Siap kapten."

-----------------------------------------------------------

Yoonki dan Ila kini sedang berada di toko buku. Tadi memang Yoonki sempat terlambat jemput Ila dan membuat wanita itu cemberut memanyunkan bibirnya yang seperti bebek.

"Udah dong nun jangan ngambek mulu. Kita udah di toko buku nih", bujuk Yoonki dan hanya di balas lirikan tajam dari Ila yang sedang memilih buku novel.

"Nunaaa, ish maafin Yoon dong, nan--  hati-hati dibelakangmu nun----- "

"Akkhhh",

"-----naa", Yoonki hanya bisa menahan tawanya sekaligus khawatir melihat Ila tabrakan dengan seorang lelaki yang sudah berumur.

"Kalo jalan lihat-lihat dong pak." Ila terlihat emosi saat berdiri di bantu Yoonki.

"Maaf nak, saya tidak sengaja. Saya sedang mencari novel terbaru jadi gak lihat-lihat. Maaf ya nak." Mohon bapak itu saat melihat Ila yang terlihat sangat marah.

"Sudahlah, aku juga tidak apa-apa ko", jawab Ila yang berlalu dari tempat itu menuju kasir. Tapi, saat berjalan menjauh Ila maupun bapak itu, seperti merasakan sesuatu perasaan yang aneh. Namun Ila menepis semua perasaan itu karena dia tidak mengerti. Dia mengabaikan sesuatu yang sebenarnya berharga untuknya.

-----------------------------------------------------------
  Haiii ini cerita pertama Ona. Mohon maaf jika banyak kekurangan nya. Gomawo.

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang