Sudah seminggu setelah kejadian itu, sepertinya keadaan badanku semakin memburuk, dan ini tidak baik kalau sampai ketahuan yang lain. Mungkin kalian bertanya apa denganku? Ah , aku baik-baik saja. Tidak ada hal yang buruk terjadi padaku. Aku baru tau ternyata daddyku seorang apoteker. Oh tidak ini tidak baik untukku. Seperti sebuah ancaman saja. Hahaha. Aku juga baru kalau daddy sudah menikah lagi, tadi pagi. Harapanku tentang keluarga sempurna ternyata hanyalah mimpi saja."Ila, apa kau sudah siap nak?" Itu suara grandma. "Rein sudah menunggumu di bawah, cepatlah turun".
"Sudah grandma. Aku akan turun sekarang" jawabku dengan perasaan yang sangat menyesakkan. Tak ingin membuat Rein ku menunggu, aku cepat-cepat keluar kamar dan turun setelah semuanya dan tak ada yang ketinggalan.
"Ah, itu Ila sudah turun" grandpa yang sedang duduk bersama Rein pun berdiri melihatku. " Cantiknya cucu ku".
"Tentu saja" jawabku dengan senyuman yang ku paksakan. "Ayo kita pergi sekarang" ajakku kepada Rein.
"Kami pergi dulu granpa, grandma", pamit Rein. Jangan tanya mommy berada di mana. Karena dia mungkin saat ini sedang mabuk-mabukan.
Di perjalanan menuju hotel tempat resepsi daddy yang sudah menikah tadi pagi, aku hanya terdiam. Begitu juga Rein, sepertinya dia tau bagaimana perasaan ku. Dia hanya bisa mengelus rambutku dan tersenyum manis. Tak terasa kami sudah sampai di tempat resepsinya. Aku hanya bisa tersenyum getir melihat kemewahan ini. Rein menggenggam tanganku dan tersenyum sambil berjalan masuk ke arah lobi. Ternyata kami telat, acaranya sudah di mulai. Aku bisa melihat daddy dan mommy tiriku berdansa begitu manisnya. Aku hanya bisa tersenyum dan menahan air mata.
"Jangan menangis ya. Kamu pasti bisa" lagi-lagi Rein menyemangatiku. Dan aku hanya bisa memandang dia tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dansa usai, aku dan Rein berjalan ke arah daddy dan mommy tiriku berada. Dan perasaan sesak semakin terasa.
"Anak daddy cantik sekali, daddy kira kamu tak akan datang" dia memelukku dengan perasaan senangnya. Aku bisa melihat itu, kebahagiaan yang teramat sangat. Aku tak bisa menghancurkannya. Lalu ku tatap mommy tiriku.
"Mommy tau, kamu sangat tidak ingin kehilangan daddymu, mommy tak akan pernah merebut daddymu sayang, apalagi merebut kasih sayangnya. Justru mommy akan memberikan kasih sayang juga seperti kepada anak kandung mommy sendri." Dia tersenyum padaku. Namanya Alice, dia mommy tiriku.
"Iya mommy Al" jawabku
"Kenapa mommy Al?"
"Karena mommy ku hanya satu mommy Al". Aku menarik tangan Rein keluar daru gedung hotel itu. Mengajaknya pulang dan menangis di sepanjang jalan. Rein terus menerus menenangkanku. Setidaknya aku masih mempunyai seorang kekasih yang benar-benar menyayangiku.
~~~~~~
3 haru sudah berlalu setelah acara pernikahan daddy. Aku dan mommy sedikit lebih baik. Mommy yang berangkat mengajar lagi di Universitas XXX. Aku yang kembali jail kepada temanku.
"Yak! Siapa yang ambil bolpoin ku lagi?" Suara cempreng yang berasal dari lelaki berkacamata , membuat Ila menahan tawanya.
"Di sini Maldo sayang ~~" ucap Ila yang berpura-pura merayu Maldo dengan menunjukan bolpoin yang ada di sakunya. Kacing kemejanya yang paling atas sudah terbuka, tentu itu membuat Maldo bermuka merah sampai kejengkang ke belakang dan berakhir dengan riuh tawa anak-anak yang lain. Yoonki hanya bisa mengusap wajahnya kasar melihat kelakuan Ila.
Bel jam pelajaran telah berakhir. Kini di kelas hanya ada Yoonki dan Ila.
"La, udah cukup kamu bertingkah seperti ini. Kalau kamu mau marah, marah sini sama aku, kalau kamu mau nangis, sini masih ada pundak aku buat kamu. Jangan kayak gini Ila. Aku tau kamu lagi gak baik-baik aja. Mau cerita?" Yoonki memandang Ila khawatir dan yang di pandang hanya menatap kosong.
"Aku baik-baik aja ko Yoon. Yuk ah kita pulang sekarang, udah sepi." Ajak Ila ringan seolah dia tak punya beban. Yoonki hanya bisa menghela nafas dan mengikuti nunanya pulang dengan langkah gontai, Sampai---
Dukk~~
Yoonki menabrak punggung Ila dan terjatuh ke lantai, saat ingin memarahi Ila, Yoonki menangkap pandangan yang membuatnya naik darah. "Akan ku habisi orang itu" guman Yoonki yang akan menghadang orang di depan mereka tapi di tahan Ila. "Biarkan. Aku ingin tau sampai mana dia mau bermain wanita di belakangku." Ucap Ila dingin dan menarik tudung hoodienya menutupi kepala Ila. Saat berpapasan Rein terlihat terkejut melihat Ila dan melepaskan genggaman tangannya pada wanita di sisinya. Saat akan mengejar , Rein terlambat karena Ila sudah pergi bersama Yoonki.
~~~~
Dukk~~dukk~~
Suara pukulan menggema di ruangan khusus tempat Ila berolahraga. Tanpa mengganti seragamnya, ia langsung memukuli samsak yang tak berdosa itu membabi buta. Tak ada yang bisa masuk ke ruangan itu. Tak ada seorang pun karena ia sudah menguncinya dari dalam. Sudah 4 jam Ila memukuli samsak yang kini sudah terlihat beberapa sobekan karena pukulan Ila yang sangat keras, bahkan tangannya sudah berdarah akibat terluka saat memukuli samsak. Ila putus asa, dia berteriak sekencang dan sebisa dia. Dia terduduk di lantai dan menekuk lututnya sambil menangis. Harus sampai kapan dia berpura-pura bahagia, ceria, dan tertawa, sedangkan hatinya terasa sakit. Bahkan ia tak dapat mengatakannya. Kekasih yang ia cintai, berhianat di belakangnya. Mungkin sudah biasa, jika pasangan kita sudah mulai jarang memberi kita kabar, bahkan hanya sekedar untuk chat "sudah makan?" Saja sulit, kemungkinan ya seperti itu. Walaupun tidak boleh untuk berpikir negatif tentu saja Ila selalu terbayangi oleh itu. Ila selalu bertanya kepada Tuhannya, kenapa dia selalu merasakan sakit hati dalam percintaan? Apa dosa dia di masa lalu sampai harus merasakan sakit yang teramat sangat. Andaikan ia dapat melakukannya, ia memukuli Rein, menghajarnya hingga mampus, menendang asetnya hingga Rein pingsan tak berdaya. Tapi itu hanya khayalannya saja. Tak mungkin ia melakukannya kepada Rein, karena ia jamin esoknya ia di putuskan oleh Rein dan itu adalah hal terburuk bagi Ila. Entah harus apa yang di lakukan lagi oleh Ila, agar dia bisa benar-benar di cintai oleh Rein. Dalam kebingungannya, samsak terakhir menjadi korban pukulannya Ila lagi. Dia sudah tak tahan dan melampiaskannya ke samsak. Hanya membayangkan Rein menatap wanita lain saja, Ila sudah sangat memuncak emosinya. Sampai kegelapan membawanya beristirahat.
____________________________________
Maaf ya telat update, soalnya ona update sesuai mood. Huhuhu dan sekarang ona lagi mood dan sedikit curhat di akhiran. Maaf ya kalo kurang ngeh Ona hanya bisa sampai di situ aja. Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family
RandomCerita tentang keluarga yang terpisah. Namun kasih sayang yang tak terbatas.