UNKNOWN'S POV
“Daddy…” Yang di panggil pun menoleh. Laki-laki kira-kira berusia 50 tahunan itu mendekat ke arah putrinya yang sibuk dengan sendok-garpu yang di genggamnya, menandakan dia sedang berperang dengan tumpukan pancake cokelat favoritnya.
“Iya, ada apa, Dylan?” tanya laki-laki itu sambil melepas celemek biru yang mengikat pinggangnya, di meletakkannya di tempat biasanya—di dekat pantry. Yah, dia suka sekali memasak untuk putri semata wayangnya.
“Dad, Aku mau ke rumah Shafa, boleh?”
Laki-laki itu menatap putrinya dengan keheranan, dahinya mengerut menandakan dia sedang berfikir, “Shafa? Bukannya dia sudah pindah?” katanya dengan bingung.
Gadis itu membelakkan matanya kaget. “Pindah?!” teriaknya dengan kaget.
“Iya, dia sudah pindah kemarin sore saat kamu pergi berbelanja baju dengan Dani.” Jelas ayah gadis itu dengan santai.
“Yang benar saja, Dad!” Gadis itu –Dylan namanya- masih tidak percaya.
“Iya, kok, Mrs. Rose kemarin berpamitan.”
“Jadi rumah sebelah kita kosong?” tanya Dylan dengan terkaget-kaget.
“Mrs. Rose menyuruh Dad menjualnya, dan beruntungnya, ada yang mau membelinya.”
[]
HARRY’S POV
“Mom?”
“Iya, Harry?” jawab Mom. Mom mengalihkan pandangannya dari layar tab yang di genggam. Kali ini, Mom mengenakan kaca mata bacanya. Rambut cokelat panjang Mom di ikat bun, rambut depannya di tahan oleh bandana seperti syal berwarna biru tua dengan motif abstrak.
Aku menaikkan salah satu sudut bibirku. “Apa perjalanan ini masih lama?” tanyaku dengan tidak bersemangat. Mataku sayup-sayup tertutup menandakan kalau aku sangat mengantuk. Aku menopang dagu-ku dengan kedua tanganku.
“Uhm, 30 menit lagi, Harry.” Jawab Mom, selanjutnya Mom sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya.
“Aku lelah, Mom…” Kataku. Mom mengacak-acak rambutku gemas. “Istirahatlah, lihat tuh, Gemma tidur.” Aku melirik ke arah kakak perempuanku yang tertidur pulas di samping Mom. Wajah dan kepala Gemma di tutup oleh jaket kesayangannya. Lehernya di balut oleh syal rajut pemberiaan nenek hadiah natal tahun lalu.
“Tapi, Mom, dia bisa tertidur dengan posisi seperti itu… ” Aku memanyunkan bibirku. “Sedangkan aku?” lanjutku.
“Kamu kenapa?”tanya Mom. Dia mengerutkan dahinya dan sesekali bergumam aneh, aku tebak itu dari bos-nya yang super-duper galak dan cerewet itu.
“Aku mau tidur di pangkuan Mom,” pintaku dengan manja. Hey, aku memang anak manja—umurku kan masih 13 tahun, masih sangat muda, bukan? Jadi, maklum kalau aku jadi anak manja.
Jangan salahkan aku juga, Mom dan Dad juga memanjakanku, tapi tidak dengan Gemma, tiada hari tanpa semprotnya yang pasti berbelit-belit seperti kereta api tersesat di jalan tol, mulai tidak boleh gini lah, gitu lah, apa lah, sampai pusing aku mendengarnya.
Aku menarik-narik lengan Mom manja. “Harry!” sentak Mom yang membuatku berhenti menarik lengannya. Jika Mom marah aku sudah tidak mau berdebat dengannya lebih lama lagi, you know lah, Mom kalau sedang mengamuk seperti beruang kutub di tengah hutan.
“Mom..” suaraku terdengar lirih sekarang. Aku sudah tidak kuat menahan berat badanku, rasanya sebentar lagi aku ingin jatuh tersungkur di lantai pesawat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ⇨ styles
FanfictionI keep moving forward, opening new doors, and doing new things, because I'm curious about the meaning about 'Love' And i know; Love is simple but full of meaning and sacrifice. ............................................................. [Styles] A...