Prolog

862 48 7
                                    




Cuaca hari ini begitu dingin dan mendung sepertinya semua orang harus memakai jaket jika ingin keluar hari ini , jalanan hari ini tak begitu ramai karena cuaca sedang tidak bersahabat mereka yang menggunakan roda empat yang memenuhi kota yang dingin hari ini , serba salah memang, jika di berikan panas manusia di dunia ini juga mengeluh di berikan dingin pun tetap mengeluh

     Abigail Chavali adalah salah satu pengendara kendaraan roda empat yang mereknya minicoper dia mengendarai mobil imut berwarna hitam putihnya itu dengan kecepatan layaknya siput dia ingin menikmati cuaca hari ini , aneh dengan gadis ini dia tidak mengeluh sedikit pun dengan cuaca dingin mendung bahkan hujan dia menyukai cuaca itu , bahkan gadis ini ingin turun dari mobil nya ini dan berjalan kaki menikmati cuaca hari ini

     Dan benar saja gadis yang masih berseragam sekolah lengkap ini memarkirkan mobilnya dan turun dari mobilnya untuk menikmati cuaca hari ini , tidak hujan hanya rintik-rintik yang dapat membuat kepala sakit jika terkena rintik itu gadis ini tidak perduli

" ahh...wangi sekali sudah lama kota ini tidak sewangi ini , aroma setelah hujan memang sesuatu " gadis itu bergumam sendiri

     Abigail terus berjalan menyusuri kota itu yang tak begitu ramai karna cuaca sedang tak bersahabat , Abigail berhenti di sebuah toko untuk membeli sebuah coffee hangat untuk menghangatkan dirinya yang mulai kedinginan karena berjalan di tengah cuaca seperti ini tanpa mengenakan jaket , gadis berambut panjang brown ini kembali berjalan menyusuri kota ini lagi dia berhenti sejenak untuk mengistirahatkan kakinya dan berdiri di bawah pohon sambil menghirup udara segar.

" naakk...sepertinya kau sedang banyak pikirian "

" haa..? " Abigail terkejut seorang wanita paruh baya tiba-tiba berkata seperti itu padanya bahkan Abigail tak mengenalnya Abigail segera menoleh ke arah nenek itu

" siapa nama mu naak ? "

     Abigail benar-benar bingung ada apa dengan nenek ini , Abigail melihat nenek ini dengan detail nenek ini sedang berjualan di sini menjual barang-barang antik atau apalah ini ada banyak barang disini Abigail merasa iba dengan nenek ini , bahkan nenek ini hanya menggunakan baju tipis tanpa jaket di hari sedingin ini dan dia juga seperti tidak sehat

" naak.. " panggil nenek itu kembali

" ah akuu? Aku Abigail nek , apa yang nenek jual ini? " Abigail melihat barang nenek tersebut

" Abigail? Apa kau anak pengusaha yang punya lahan di sebrang sana nak? " Abigail semakin bingung nenek ini bahkan tak menjawab pertanyaan nya tadi

" ah iya nek benar dia ayah ku , nenek kenal? Bagaimana nenek bisa tau ? "

" tentu dia lelaki deramawan dia selalu memberiku uang padahal dia tidak membeli barang ku , wajah mu mirip dengan nya " nenek itu tertawa membuat Abigail juga tertawa

" jadi ayahku tidak mau membeli barang mu nek? Aku akan beli untuk nenek pilihkan aku satu barang yang bagus menurut nenek " jawab Abigail dengan senyuman paling tulus yang ia punya

     Nenek itu mencari barang nya di dalam kardus sebelahnya dia seperti mengingat sesuatu , mata nenek itu langsung tertuju pada buku seperti diary yang berwana itam tepat di depan Abigail nenek itu mengambil nya dan memberikan ke Abigail

" ini sepertinya cocok untuk mu yang sedang dalam depresi " nenek itu memberikan kepada Abigail buku itu

" depresi? Ah nenek ini sedang berbicara apa " Abigail salah tingkah dan menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal

" tulis lah nama orang-orang yang kau benci atau bahkan yang ingin kau bunuh "

" apa ? " Abigail terkejut dengan perkataan nenek itu

" coba saja dulu kau akan melihat penderitaan mereka setelah itu " Abigail hanya diam tak percaya dengan yang di katakan nenek ini dia hanya menganggukk tanda mengerti lalu ia segera mengeluarkan uang di dalam dompetnya untuk membayar buku itu

" terimakasih nak , sampaikan salam ku untuk ayah mu dia beruntung punya anak secantik mu dan tak kalah dermawan nya dengannya " nenek itu sungguh-sungguh berterimakasih abigail hanya tersenyum lalu menundukan badannya lalu pergi dari tempat nenek tersebut

     Abigail meneruskan jalannya niat nya sebelumnya ingin kembali dan pulang tapi ia urungkan dia terus menyusuri jalanan tersebut sambil melihat diary tadi dia berpikir keras apakah benar yang dikatakan nenek tadi mustahil sekali ada hal seperti yang di katakan nenek tadi , Abigail tak pernah percaya hal-hal yang seperti ilmu gaib atau apalah itu

     Dia melihat buku itu sambil tertawa sesekali , dia berpikir ini adalah lulucon orang tua untuk membuat hati anaknya senang dia teringat nenek itu selalu mengatakan bahwa dia depresi dan banyak pikiran tau dari mana nenek itu? Apakah benar-benar terlihat?

" ABIGAIL!!! "

     Abigail yakin jantung nya sudah jatuh ke tanah sekarang, dia tahu persis itu siapa gadis ini terdiam mematung dia sedang berpikir untuk berlari atau tetap diam di tempatnya namun tiba-tiba lelaki tegap sudah berdiri di depannya

" nona , tuan Mikha akan marah jika nona kembali melarikan diri di hari yang sangat dingin ini " lelaki itu adalah pengawal dari keluarga Abigail

" can you just let me go for 1 hour? " Abigail benar-benar kesal

" ini sudah 4 jam nona berada di luar tanpa sepengetahuan tuan  Mikha , tuan besar dan nyonya besar , tuan Mikha sudah menunggu dari tadi nona "

" Steve , tak bisa kah kau urus saja dirimu sendiri agar kau tak terlihat seperti pemeran setan di insidious and please tertawalah sedikit " jawab Abigail dengan wajah yang tampak sangat kesal

     Lelaki yang memanggil Abigail tadi menghampiri abigail dengan raut wajah yang benar-benar khawatir seperti kehilangan uang ratusan juta tapi bagi lelaki ini gadis ini jauh seribu kali lipat berharga dari uang ratusan juta itu

     Lelaki itu adalah kekasih Abigail siapa yang tak mengenal lelaki bernama Mikha Savio Samudra dari keluarga Samudra , mereka adalah hasil buahan dari pengusaha yang berpengaruh di kota itu , awalnya mereka di jodohkan siapa sangka ternyata sebelum perjodohan di lakukan mereka sudah menjalin hubungan lebih dulu

" Abiey....jangan lakukan ini lagi ku mohon " Mikha memegang pundak Abigail dan memegang kepala Abigail

" ah ku kira hanya steve , kriss , damian dan dayang-dayang nya yang akan mengejar ku hari ini ternyata kau juga, aku senang ku kira kau tak akan khawatir dengan ku " Abigail tertawa menandakan dia bahagia di cari-cari Mikha pujuaan hatinya

" berhentilah berfikir aku tak perduli dengan mu Bi , ayo pulang mana mobil mu? Kau sudah makan? Kenapa kau tak memakai jaket ? Abigail kau akan sakit , pakai ini cuaca sedingin ini kau hanya memakai seragam, kau mau makan dulu ? ahh no kita di rumah saja cuacanya dingin sekali untuk berpergian " Mikha memasangkan jas yang ia kenakan sebelumnya ke badan Abigail, Abigail tak bisa menyembunyikan senyumannya Abigail tak berhenti sedetik pun tersenyum

" aku ingin jalan-jalan sebentar lagi , aku suka cuaca seperti ini Mikha "

" No hanya orang aneh berjalan kaki di cuaca seperti ini dan tanpa jaket , ayo pulang aku akan membuatkan mu makanan "

     Senyumanan abigail semakin lebar melihat kekasihnya seperti ini , pengawal gadis itu pun ikut tersenyum dengan tingkah nonanya itu , Abigail berharap Mikha melakukan ini bukan karena di perintahkan ayahnya

****

Hai! Maaf sebelumnya kalo ceritanya agak gak jelas

atau garing this my first time guys :" wkwkwk

tolong dimaklumi

thank you i hope you like it ❤❤

Moon Power

My Death Diary // [moonpower]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang