Backsound : Gong yoo - Because it's you ( OST Big )
•••
Setelah kematian Jasmine, Abigail menjadi lebih buruk karna merasa sangat bersalah tapi ia sendiri masih ragu apa benar itu karna diary itu atau memang sudah ada takdir nya dari tuhan
Abigail sendiri bingung ia harus bagaimana, ia malah merasa berdosa jika tidak merasa bersalah tapi apa benar ini semua karna nya?
Tapi ada hal lain yang membuat kepala Abigail semakin ingin pecah, tentu saja ini tentang keluarga dan kehidupannya yang sangat menyedihkan
Ia terus berpikir keras bagaimana caranya agar bisa bahagia seperti anak-anak gadis biasanya, segala hal ia coba tapi tetap saja hanya berujung buruk
Abigail beranjak dari kursi taman belakang rumahnya, ia berjalan menuju ruang keluarga Chavali yang sangat besar namun tanpa penghuni
Abigail duduk di sofa empuk milik keluarga nya yang ia tau harga sofa itu bisa membeli satu motor
Ia memandangi foto keluarganya, hanya saat sesi foto keluarga saja mereka bisa berkumpul dengan formasi sempurna tanpa ada satu pun yang kurang bahkan di foto itu ada kakak laki-laki Abigail yang hampir tak pernah Abigail temui lagi
" Nona, ada kiriman dari tuan " Steve memecahkan lamunan Abigail
Abigail melihat ke arah Steve dan mengambil kiriman itu
" Apa ini? " Tanya Abigail
" Sepertinya berkas nona, coba di buka nona untuk memastikan "
Abigail tidak pernah mau menerima jawaban tidak tau dari pelayan dan pengawalnya, seluruh pekerja nya harus menjawab walaupun mereka tidak tau
" Sepertinya itu kiriman resmi nona " Lanjut Steve
Abigail membuka kiriman yang Steve katakan kiriman resmi itu
Setelah Abigail membukanya ia melihat berkas nya satu persatu ia terkejut, ia terus membolak-balik kertas itu berkali-kali sangking tak percayanya
Itu berkas dari universitas ternama di kota Abigail, ia bahkan tak mendaftarkan dirinya untuk masuk universitas itu, disana sudah tertera nama Abigail dan segala macam nya
" Ayahku yang mengirimkan? " Tanya Abigail
" Iya nona, tuan yang mengirimkannya " Jawab Steve
Abigail segera mencari ponselnya untuk menelfon ayahnya, sesegara mungkin ia menelfon ayahnya walaupun ia tau ayahnya takkan menjawabnya
Abigail frustasi ia bahkan tidak ingin masuk universitas itu, ia mondar mandir gelisah
Entah keajaiban dari mana ayahnya menjawab telfon
" Ya nak? "
" Daddy yang mendaftarkan aku ke universitas ini? " Tanya Abigail tanpa basa basi
" Oh kiriman nya sudah sampai, iya bagaimana kau senang kan? " Jawab ayahnya
" Daddy why?! "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Death Diary // [moonpower]
Fanfiction6 january 2018 [completed] " TUHAN!! CABUT SAJA NYAWA KU!! Aku pembunuh!!!" Teriak Abigail sembari menangis seperti orang gila " nona... buka pintunyaaa nonaaa!! " teriak pelayan di rumah abigail yang bak istana itu, semua pelayan di rumah...