Author POV
Muda, cantik, sukses, jenius, dan kaya itulah yang terlintas pada setiap pria jika mendengar nama Serena Abby Naurah atau yang biasa dipanggil Seren. Siapapun orang di dunia bisnis tidak akan asing lagi dengan nama Serena. Serena adalah seorang bussiness woman yang sukses dalam bidangnya. Tentu saja itu berkat tangan dingin Serena dalam segala tindakan yang diambilnya. Sehingga tidak mengherankan jika diusianya yang masih bisa dibilang muda, 27 tahun, dia sudah bisa berdiri dengan mendongakkan kepalanya. Kerajaan bisnis yang dibangunnya sendiri sejak kuliah kini memang tengah merajai pasar garmen diseluruh penjuru negeri. Jadi tidak mengherankan jika banyak perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaannya. Namun Serena sangatlah jeli dalam menjalin hubungan dengan perusahaan lain, sekalipun itu perusahaan asing yang telah mendunia tapi jika itu tidak memberikan keuntungan pada peusahaannya dia tidak akan segan-segan menolak untuk menandatangi kontrak kerja. Seperti saat ini sebuah perusahaan asing yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaannya yang lagi-lagi ditolak oleh Serena.
"Anda yakin menolak tawaran Mr. Jaden Miss?" Ujar Cecile berjalan mengekori Serena keluar dari ruang meeting di perusahaannya.
"Hm." Serena hanya bergumam sambil menganggukkan kepalanya tanpa keraguan.
"Tapi Miss, tawaran Mr. Jaden tadi menguntungkan bagi pihak kita." Cecile membeo mengeluarkan argumennya yang dianggap benar.
"Memang.Tapi perusahan itu memiliki managemen yang tidak sehat didalamnya. Dan jika kita melakukan kerjasama dengan mereka aku yakin 1000% mereka akan memanipulasi banyak laporan pada kita dan pada akhirnya kitalah yang akan bangkrut atas kecurangan mereka." Tatapan tajam Serena langsung membuat Cecile terdiam dan hanya menganggukan kepala. "Apa scheduleku setelah makan siang Cecil?" Serena memperlambat langkahnya yang diikuti oleh Cecile disampingnya.
"Tidak ada Miss. Meeting dengan Mr. Kennard dan Mrs. Lee masih besok." Jelas Cecile sambil memusatkan perhatiaannya pada tablet ditangannya.
"Oke. Kalau begitu aku akan pulang dulu hari ini. Aku akan menghadiri pembukaan butik baru kakakku." Serena kembali melangkah menuju ruang kerjanya dan kembali berhenti sesaat kemudian kembali menengok pada sekeretarisnya. "Apa Chloe sudah kembali dari perjalanan bisnisnya?"
"Sudah Miss. Beliau mungkin sudah ada di ruangan anda saat ini."
"Ok. Terima kasih." Serena lalu menghilang ditelan pintu kaca riben besar.
Serena POV
"Apa kau merindukanku? kudengar kau menanyakan aku pada Cecil?" Tanya sebuah suara serak khas namun terdengar manis yang aku tau pasti siapa pemiliknya.
"Kau yakin sekali Miss." Sahutku asal.
"Tentu. Kapan kau pernah mendengar Chloe Kael Wilbert tidak yakin akan sesuatu Nona?" Chole berdiri dari posisi duduknya dan menghampiriku.
"Hah. aku lupa kalo semua keluarga Wilbert memiliki stok percaya diri diatas rata-rata." Dengusku sambil mencebikkan bibir.
"Sudahlah jangan banyak bicara. Kemari dan peluk aku." Perintah orang dihadapanku ini yang tak lain adalah sabahat sekaligus partner kerjaku. Aku maju selangkah lalu kami saling berpelukan melepas rindu karena beberapa minggu tidak bertemu. "Hah tidak bertemu denganmu beberapa minggu membuat hidupku hampa." celutukku disela-sela acara pelukan kami, yang dibalas Chloe dengan langsung melepaskan pelukan dan memandangku dengan mata menyipitnya.
"Hei ucapanmu menjijikan. Aku jadi terdengar seperti penyuka sesama jenis. Dan lagi aku keluar kota karena kau yang menyuruhku."
Aku hanya terkekeh geli mendengar protes sahabatku ini. Dan memang benar akulah yang mengirimnya ke luar kota beberapa minggu untuk menghandle krisis diperusahaan cabang. Tapi aku tidak akan menyangka akan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO MOONS
Teen FictionMuda, cantik, sukses, jenius, dan kaya itulah gambaran hidup seorang Serena atau yang biasa dipanggil Seren. Kesuksesan yg diraihnya dalam merintis bisnis sejak dari lulus kuliah membuatnya menjadi salah satu executive muda wanita yang handal. Namun...