Chapter 1 till end

55 3 0
                                    


Sudah satu minggu Ilgar Samuel selalu mimpi buruk seakan-akan terjebak di dalam ruang sempit tanpa adanya ruang untuk dirinya sendiri, hanya ada dinding yang pelan-pelan menyempit,  dalam pikirannya selalu terlintas  sosok perempuan yang wajahnya tidak asing dengan dirinya namun dia tidak bisa mengingat siapa perempuan itu. Malam yang begitu terasa panjang Sam terbaring diatas ranjang besinya dalam suhu yang begitu panas  sehingga membasahi bajunya. keringat jagung memenuhi dahinya dan keringat mengumpul di atas bibirnya, aroma keringat tercampur dengan parfum tercium ke dalam hidungnya. Dengan diiringi musik Ambient dari Fog Lake mengisi kesunyian.

Samuel beranjak dari tempat tidurnya, kepalanya pusing dan berat. Dari tempat tidurnya dia kemudian berjalan menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajah, melihat ke arah cermin, lalu menengok jam dinding kayu, menunjukkan pukul 1.30 pagi dini hari. Dia mencoba untuk kembali tidur, namun kedua matanya menolak dan terus terjaga. Sam menuju rak buku kemudian mengambil novel Agatha Christie yang berjudul Sleeping Murder. Dia membaca setengah halaman buku sampai pagi. Tidak terasa sudah subuh Sam meletakkan bukunya lalu tidur.

Pagi hari alarmnya berbunyi, Samuel duduk di bibir tempat tidur memikirkan mimpi yang datang ke dalam pikirannya. Kejadian yang terus berulang-ulang membuat Samuel resah. Dia membuat kopi hitam, Aroma arabika menusuk hidung menyegarkan pikiran yang selama ini ditutupi kelabu. Hari minggu dia berniat untuk berkunjung ke kedai kopi faforitnya untuk membeli beberapa bungkus biji kopi dan vinyl di toko kaset.

Samuel membuat roti sandwich dengan isi sayuran dan beberapa potong daging asap serta satu lembar keju. Dia membuka laptopnya untuk mengetahui kejadian apa yang sedang terjadi hari ini. Samuel mengambil sweater hitamnya dan celana jeans biru laut serta sepatu kets hitam lalu mengeluarkan motor tua peninggalan Kakeknya.

Setelah perjalanan dua puluh menit dari rumah, Samuel tiba di kedai kopi yang selalu dia kunjungi di akhir pekan, kedai kopi yang dipadukan dengan toko kaset dengan ukuran yang tidak begitu besar tetapi sangat nyaman.

koleksi kaset pita, cd, maupun vinyl yang juga lengkap. Samuel menuju ke rak kaset lalu mendapati Band Hammock asal Amerika yang baru saja mengeluarkan album bertajuk Everything and Nothing berupa vinyl, lantas Samuel langsung mengambilnya dan menuju turntable untuk mencobanya, setelah usai memutar beberapa lagu dia langsung menuju kasir lalu membayarnya.

Samuel menuju kursi lalu memesan Iced Coffee latte dan sepiring nachos dengan diiringi musik Cloud Tangle yang dia request dari Penjaga kasir. Suasana kafe tidak begitu ramai, hanya ada beberapa pasang anak muda dan orang tua sambil membaca koran. Samuel duduk di pojok kafe memperhatikan orang-orang, sesekali membuka majalah Rolling Stone dan membuka majalah Peaceful Cuisine.

"Sam?! hey apakabar, sudah lama kamu tidak kesini! gue kangen banget sama lo," Daniel teman lama Samuel menghampirinya sambil menepuk pundak Sam. Orang yang begitu ramah dengan jaket denim, celana jeans biru laut yang sedikit usang, gelang hitam di lengan kiri, rambut panjang bergelombang diikat ke belakang layaknya Jon Snow salah satu karakter di Tv series Game of Trones.

"Hey, aku baik,hmm kau siapa.." Sam terlihat bingung dengan sapaan Daniel. "Gue Daniel, Sam hahaha!" Daniel mengatakan bahwa dia itu Daniel teman kuliah Sam, keduanya saling berpelukan namun Sam terlihat biasa saja , juga agak kikuk karena dia merasa seperti ada orang asing yang tidak dia kenal tiba-tiba menyapanya. "Ah iya Daniel, maaf aku lupa, maklum lah ada sedikit benturan di kepalaku waktu itu," jawab Sam dengan senyum dan mencoba untuk tidak kaku. "Tenang Sam aku paham soal itu," Daniel mencoba mencoba menjadikan obrolan mereka tidak kaku.

Daniel menawarkan kerja sama untuk membuat project promosi kopi yang baru di rilis beberapa bulan yang lalu. Samuel ditawari untuk menjadi fotografer produk kopi dan toko kaset yang ada di persimpangan tersebut. Daniel pemilik kafe mengetahui Sam senang dalam dunia fotografi, beberapa kali dia sering mengunjungi blog yang dimiliki Samuel. Dia sangat mengagumi hasil jepretannya.

Dream About Some Mistake I Made.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang