DUA PULUH TIGA

1.3K 259 30
                                    

.

.

.

.

.

"Eh, tadi kau dapet sms tidak dari si Heechul?" Jungkook menatap Taehyung ragu, lalu mengangguk. Saat ini sedang istirahat di antara ujian, dan anak-anak tampak kembali sibuk.

"sepertinya semua anak dapat, Kook," kata Taehyung lagi. "Coba kau tanya." Jungkook menghela napas. Ia benar-benar tak habis pikir dengan kepala sekolahnya. Kemarin, Heechul memang menjanjikan jawaban yang disebar lewat SMS setelah Jungkook menolak permintannya untuk menyebarkan jawaban. Sepertinya Heechul memang benar-benar mengejar kelulusan supaya sekolah ini kembali diminati.

"Kook, aku dapat SMS ini nih, tau dari siapa?" Nayoon tiba-tiba sudah ada di sebelah Jungkook. "Katanya untuk ujian matematika."

"Eh, aku juga," Hoseok lantas mengeluarkan ponselnya dari saku. "Pengen ku salin sih, tapi kok aku gak yakin ya." Semua anak sekarang menatap Jungkook ingin tahu. Jungkook meneguk ludah.

"Itu... dari kepala sekolah," jawabnya, membuat semua anak melotot. "Kemarin dia memang bilang padaku mau menyebarkan jawaban." Anak-anak bergerak-gerak resah sementara Jungkook terdiam. Jimin hanya mendengarkan mereka dari bangkunya.

"Kalau kalian mau salin, tinggal salin saja," kata Jimin, membuat anak-anak menoleh padanya. Jimin lantas melirik mereka. "Tapi apa yakin kalian mau jawaban dari dia?"

Anak-anak saling lirik. "Jangan-jangan dia ngerjain sendiri, lagi," cetus Bogum membuat semua anak menatapnya. "Bisa-bisa kita malah tidak lulus." Anak-anak mengangguk-angguk membenarkan, lalu kembali pada aktivitasnya masing-masing. Jungkook menoleh pada Jimin untuk mengucapkan terima kasih, tapi anak itu sudah kembali sibuk membaca buku. Tak lama kemudian pengawas muncul, dan semua anak segera duduk dengan tertib. Reaksi kedua pengawas itu pun kurang lebih sama dengan yang pertama, membuat anak-anak kembali terkikik.

Sepuluh menit pertama ujian, tak ada yang berbicara. Semuanya sibuk membaca dan menghitamkan lembar jawaban, hingga saat terdengar suara ponsel. membuat anak-anak saling pandang ngeri.

"Handphone siapa itu?" seru pengawas yang berkumis lebat. "Ayo, keluarkan!" Nayoon mengangkat tangan perlahan.

"saya, Pak, lupa dimatiin. Tapi ada di tas." Pengawas berkumis itu menatapnya galak, lalu segera bergerak ke arah kumpulan tas yang tergeletak di depan kelas. Ia mendengarkan satu per satu, lalu akhirnya mengangkat sebuah tas pink dan mengeluarkan ponsel Nayoon dari sana. Ia ingin mematikan ponsel itu saat mendadak merasa penasaran. Ia membuka pesan yang masuk, lalu meneliti pesan yang lain. Matanya langsung melebar. Ia lantas bergegas menghampiri rekan pengawasnya, dan berbisik.

Anak-anak menatapnya cemas. Kedua pengawas itu kemudian duduk di bangku masing-masing, sambil menatap anak-anak dengan mata setajam elang. Dari apa yang mereka lihat di ponsel ini, mereka beranggapan anak-anak itu pasti sudah menyiapkan jawaban, entah di mana. Dan mereka harus berhasil menangkap basah satu pun tindakan mencurigakan. Tapi hingga jam ujian usai dan mata keduanya merah karena jarang berkedip, tak satu anak pun yang bertindak mencurigakan.

Mereka sekarang malah tertawa-tawa bebas, senang karena dua mata pelajaran sudah dilalui. Kedua pengawas itu membereskan lembar soal dan jawaban sambil saling lempar pandang bingung sementara anak-anak berjalan riang keluar kelas.

"Gila, Kook. kau jenius ya! Soal mu masa banyak yang keluar?" Hoseok merangkul bahu Jungkook sok akrab. "Padahal aku Cuma baca-baca soal latihan dari mu saja." Jungkook hanya menjawab dengan senyuman. Ia senang bisa membantu. Jongdae menepuk bahu Jungkook.

"Thanks ya, Kook." Langkah Jungkook mendadak terhenti. Sebelum ia sempat menjawab, teman-teman yang lain sudah melakukan hal yang sama dengan Jongdae. Jungkook hanya menatap mereka, tak tahu harus bagaimana. Akhirnya, jerih payahnya selama ini terbayar. Dan rasanya sangat menyenangkan.

OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang