.
.
.
.
.
Yoongi menatap kosong jalanan di luar jendela taksi. Sebenarnya hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, ia tidak ingin masuk sekolah. Tetapi ia tidak ingin ibunya khawatir. Tanpa sengaja Yoongi menatap pantulan wajahnya sendiri di jendela. Ia lantas mengingat perkataan Nayoon kemarin.
'Wajah standar... tubuh juga standar... apa kau tidak bertanya-tanya kenapa Jimin mendekatimu? Karena hanya kau, satu-satunya orang di sekolah ini yang belum dia pakai!'Yoongi menggeleng pelan, lalu memijat dahinya. Kata-kata Nayoon kemarin pasti hanya untuk menyakiti dirinya. Yoongi masih tidak percaya kalau anak-anak di sekolah itu pelacur. Yoongi tidak mau percaya.
Namun...
"hei, bocah.." kata sopir taksi menyadarkan Yoongi. "Sekolah di Soon Il High School kan, ya,?" Yoongi mengangguk. Sopir itu berdeham, lalu melirik Yoongi dari spion. "Kalau lima puluh ribu won, mau tidak?" tanyanya lagi, membuat Yoongi mengernyitkan dahi. Yoongi tahu nominal itu. tapi yang tidak ia mengerti, apa maksud pertanyaan si sopir.
"Ongkosnya,?" tanya Yoongi bingung, buru-buru melirik argo taksi. "Ini taksi argo kan, Pak,?"
"Ah, bocah ini, pura-pura tidak paham eoh?" sopir taksi itu terkekeh. "Apa kau mau pakai system argo juga,?" Yoongi semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan si sopir.
Sopir itu melirik Yoongi lagi. "bagaimana? Mumpung Ini kan masih pagi, anggep aja panglaris," kata si sopir lagi. "Kalau mau, nanti di taksi saja yah. Saya tidak punya uang untuk bayar hotel..."
"HAH ???!!!" sahut Yoongi kaget, membuat si sopir mengerem mendadak. Yoongi sampai terbanting di jok. Yoongi menyambar tas, lalu buru-buru keluar walaupun ia tahu ia sedang berada di tengah jalan. Ia segera naik ke trotoar, sementara si sopir taksi masih menatapnya dengan wajah kesal.
"Bilang saja kalau kemurahan, bocah, tidak perlu ngambek begitu," sahutnya dari dalam taksi.
Yoongi melongo. "GILA YA ???!!!"
"Huuu... pura-pura lagi... dasar pecun!" sahut si sopir taksi, lalu menancap gas. Yoongi sudah melepas sepatu dan siap untuk melempar taksi itu, tetapi taksi itu sudah keburu berbelok. Yoongi menggigit bibir kesal tanpa menyadari tatapan aneh para pengendara yang berlalu lalang. Ia sibuk menyumpahi sopir taksi itu dalam hati.
"Hei," sapa sebuah suara laki-laki membuat Yoongi memejamkan mata. Siapa lagi sekarang ?
"APA ??" sahut Yoongi sengit sambil menoleh, lalu melongo saat mendapati Jungkook yang terpaku karena mendadak didamprat. "Mm... kau oke ?" tanya Jungkook, membuat Yoongi merasa bersalah.
"ahh... maaf aku tidak bermaksud... tadi aku di... sama sopir taksi..." Yoongi mendadak panic sehingga tak ada kalimat yang tuntas.
"hm, tidak apa-apa. Aku tahu." kata Jungkook, membuat Yoongi berhenti panic.
"k-kau... tahu?" ulang Yoongi pelan-pelan.
"Ya. Tadi aku sedang menuggu bus di seberang sana," Jungkook menunjuk sebuah halte. Yoongi menatap halte itu, yang penuh sesak oleh orang-orang yang menatap mereka ingin tahu. Yoongi menunduk pasrah. Jungkook menatapnya simpati.
"Jadi? kau mau ku panggilkan taksi lagi ?" tanyanya, membuat Yoongi segera mendongak dan menatapnya dengan tatapan memohon. "tidak, tidak, aku tidak akan mau naik taksi seumur hidupku." tolak Yoongi buru-buru.
Jungkook mengangguk-angguk. "Kalau begitu... kau mau naik bus bersamaku?" Yoongi menatapnya, lalu melirik bus yang lewat. Ia tidak pernah naik bus sebelumnya, tapi sepertinya kendaraan itu lebih aman karena ada banyak orang didalamnya. Ia bisa minta tolong kalau-kalau sopirnya bertingkah mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅
FanficMin Yoongi tak pernah menyangka, kembalinya ke kota kelahiran sang ibu akan membawanya bertemu dengan sang preman Park Jimin, pemuda cantik sang penghibur Kim Taehyung serta tuan normal Jeon Jungkook. Dia tidak pernah menyangka.. . [MinYoon - KookV...