Aku mempercepat langkahku dan kudengar dari belakang bahwa Ia juga mempercepat langkahnya. Aku yang ketakutan langsung berpikir keras untuk menghubungi seseorang. Dan ku teringat pada Grace. Ku ambil secarik kertas dari dalam saku celanaku dan ku tekan tombol nomor di HP ku dengan cepat. Namun apa yang terjadi ? HP nya mati. Bukan HP Grace, melainkan handphoneku. Aku lupa tidak mengisi daya handphoneku dan sekarang aku berada di keadaan yang sangat genting. Rasanya aku ingin menangis saja. Tanpa sadar aku mengumpat dengan sangat keras "AISHHH SIAL SEKALI"
Dan pada saat itu juga langkah di belakangku berhenti dan dia berteriak "Kamu orang Indo?"
Dan pada saat itu juga aku lega. Lega karna ternyata dia tidak bermaksud jahat padaku, mungkin. Tidak mungkin kan kalau orang yang bermaksud menculik ato semacamnya malah bertanya aku ini orang apa. Dan yang membuatku lebih lega lagi, dia adalah Orang Indo. Senang rasanya menemukan sesama.
Perlahan tapi pasti aku menolehkan setengah tubuhku ke belakang. Dan kulihat wajahnya yang disinari oleh sinar rembulan. Hidungnya mancung, matanya tajam, bibirnya seksi sekali, dan kulit coklat agak sawo matangnya menambahkan kesan dewasa.
Aku merasa seakan aku sedang dihipnotis olehnya. Aku yang tak mau membiarkan diriku tenggelam dalam fisiknya dengan cepat menjawab "Iya, kamu?"
Dan saat itu juga aku ingin menghilang dari bumi. Bagaimana mungkin aku bertanya kembali bahwa dia orang Indo ato bukan. Jelas - jelas dia berbahasa Indonesia. Bodoh sekali kau Bethany.
"HAHAHAHA." Dia tertawa, sangat keras.
"Yih apaan sih ketawa? Gajelas banget, ga ada yang lucu." Tanyaku kesal dan sebenarnya aku juga tahu dia sedang menertawakan aku.
"Ada. Ada yang lucu. Kamu." Jawabnya dengan masih tertawa namun sudah agak reda.
Dan seketika, wajahku panas. Aku merasa tubuhku panas. Bukan panas sakit, namun sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Aku hanya diam.
Dia perlahan berjalan ke arahku. Namun aku hanya diam, seakan aku ini sedang dihipnotis olehnya. TIba - tiba dia menjulurkan tangannya dan berkata
"Namaku Aditya Ananda Wijaya. Kalo kamu?"
"Aku Bethany." Jawabku singkat.
"Oh ya, by the way dompetmu jatuh tadi. Aku mau balikin ke kamu, tapi kamunya malah jalan cepet- cepet" Dia berkata sambil mengeluarkan sebuah dompet dari dalam kantung jaketnya.
Dan ternyata itu benar. Aku langsung merasa bersalah karna mengira dia adalah orang yang akan menyakitiku dan ternyata dia malah bermaksud baik.
"Makasih ya, sorry tadi aku ngira kamu itu stalker atau orang freak gitu." Kataku sambil agak menunduk bersalah.
"HAHAHAA iya sama - sama. Wajar kok kalo kamu anggap aku seperti itu. Lagipula ini malam dan gelap. Jalanan pun sepi. Pasti banyak pikiran negatif la. Kamu emang mau kemana malam - malam gini?" Dia menjawa dengan santai dan tidak terlihat sedikitpun gurat amarah di wajahnya.
"Aku mau ke McDonalds. Laper nih tiba- tiba. Soalnya aku juga baru sampai hari ini. Dan dari airport tadi aku belum makan."Kata ku
"Hah? Kok sama sih. Aku juga mau ke McDonalds buat ngerjain tugas. Biasa lah numpang WIFI gratis HEHEHE." Jawabnya
"Ohhhh." Aku menjawab seperti itu karna tidak tahu harus menjawab bagaimana lagi.
"Ya udah. Bareng yuk. Kamu gak mau kan jalan sendirian terus tiba -tiba ada stalker ngikutin kamu? Lagian kamu juga gatau McDonalds nya ada dimana kan? Hp mu kan mati." Dia selalu saja berbicara panjang lebar.
"Ya udah bareng aja. Yuk" Jawabku enteng.
Dan tiba -tiba dia langsung menggandeng tanganku dan kitapun mulai berjalan ke arah McDonalds berada.
Semoga dia tidak dapat mendengarkan jantungku yang berbunyi DEG DEG DEG DEG DEG dengan sangat keras. Aku tidak tahu apa maksudnya menggandeng tanganku dan aku rasa inilah awal mulai kisah persahabatan dan percintaanku dengan Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Oxford
RomanceIni adalah perjalanan kehidupanku di Oxford. Mempunyai sahabat yang setia,tampan dan perhatian. Mungkinkah kita akan selalu bersama sampai maut memisahkan? Aku ingin. Tapi tak tahu dengan Adit.