Part 2

1.2K 80 22
                                    

Happy reading & sorry typo..

Aku mengeliatkan tubuhku perlahan. Ah segar sekali rasanya saat bangun dengan badan yang terasa ringan seperti ini.

Aku segera berpaling ke arah sisi ranjang sebelahku di saat aku baru saja ingat bahwa aku tidak tidur sedirian tadi ada bella di sampingku. Tadi setelah menemani bella pulang dan meminta ijin sama tante mira ibu dari bella, aku dan bella kembali kerumah untuk main main dan melakukan banyak hal yang membahagiakan menurut bella. Bermain boneka hingga main masak masakan kami lakukan berdua Ah seru sekali.

Aku menggeliat bangun dari tidurku lalu merangkak perlahan mendekati gadis kecil yang imut itu. Siapa lagi kalo bukan Bella. Yang sedang berbaring di sampingku Dengan lembut aku membelai rambut gadis itu hah. Aku sangat merindukan sosok kecil imut dan manis ini untuk selalu berada di dekatku dan juga ali. Tapi sayang tuhan terlalu baik dengan tidak menghadirkan satupun untuk kami. Aku membuang nafas pelan mengalihkan padanganku dari bella yang masih terlelap nyaman di atas kasur. Mataku terasa kembali memanas di saat aku kembali mengingat rentetan kisah pilu dari masa lalu.

Lupakan please mohonku pada otakku yang kembai memutar satu  persatu kejadian mengerikan dari masa ali.

Aku mengedarkan pandangaku ke segala penjuru arah untuk mengalihkan pikiranku dari masa lalu keningku langsung mengkerut saat melihat tas serta dasi dan juga kemeja ali sudah berada di atas sofa yang berada di dalam kamarku. Jam berapa memang ini? Malamkah? Kenapa ali sudah pulang?  Batinku bertanya tanya. Mataku langsung mengarah ke arah dinding ke arah jam yang tergantung di sana.

Loh? 1:15 inikan masih siang tumben pulang cepat pikirku.

Aku langsung bangun dari dudukku lalu berjalan cepat ke arah pintu kamar dan langsung membukanya " Li? Yang? " kepalaku melongok dari depan pintu kamar. " Li!! Ali?? " Panggilku agak kerasa agar ali dengar saat aku sudah berada di luar kamar " Kamu di mana? " teriakku lagi karna tidak mendapatkan jawaban apapun dari ali.

" Di dapur yang!! "

Aku langsung berjalan cepat menuju dapur saat mendengar suara teriakan dari ali yang sedang berada di dapur.

Senyumku langsung merekah saat melihat bagaimana luwesnya ali yang sedang memegang teplon pengoreng ntah apa yang sedang di masaknya di atas kompor. Telurkah?

" Masak apa sih? Tumben kok pulangnya cepet ? " Tanyaku sembari berjalan mendekati ali.

" Aku kira bakalan pulang malem jadi nggak masak deh. Maaf ya? " lanjutku lagi menjelaskan pada ali kenapa tidak ada satu masakanpun yang tersedia di atas meja makan sembari berjalan menghampirinya.

Ali tersenyum lembut saat melihatku sudah berdiri di sampingnya " Salam dulu dong sama suami. Baru pulang kerja lo ini " Ucap ali menyodorkan tangan kanannya ke depan wajahku.

Tanpa sepatah katapun aku langsung meraih tanganya dan menyalaminya seperti yang sering aku lakukan setiap dia pulang kerja.

" Masak apa sih? " Tanyaku penasaran.

" Telur ceplok yang. Kamu mau? Biar aku gorengin juga " jawab ali pelan.

" Siniin deh biar aku aja yang gorengin. " Sembari mencolek lengan ali yang sedang membalik telur yang ada di atas wajan penggorengan.

" Gak usah ini juga udah mau selesai kok bentar lagi " Jawab ali. Tapi ada sedikit rasa bersalah yang hingap di dalam benakku saat melihat lauk makan siang suamiku ini. Biasanya dia juga akan bilang saat dia akan pulang siang dan makan siang di rumah. Lah hari ini tumben banget nggak ngabarin sama sekali.

" Maaf ya aku gak masak soalnya aku kira kamu mau pulang malem, jadi gak masak deh buat makan siang " Tuturku memberi pejelasan pada ali mengapa aku tidak masak untuk makan siang.

My Last PromaiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang