Johnny masih bersama Ten disebuah minimarket. Sebenarnya Johnny mengajak Ten pergi keluar untuk menyegarkan pikirannya yang kacau. Terimakasih dari lubuk hati terdalam Johnny berikan pada Ten yang mau menemaninya lebih lama.Pria mungil didepannya sedang sibuk mencari beberapa bahan sedangkan ia sibuk mencari cara untuk menemui seseorang yang baru saja mengiriminya pesan singkat.
The weather is good enough to hangout with a friend, huh.
See you there!Johnny tidak ragu jika orang itu benar ada di Korea. Entah senang atau kesal yang dirasakan Johnny, tapi yang pasti ia tidak ingin ada seorang pun tahu tentang pertemuan mereka nantinya.
"Kembalilah ke kamarmu dulu. Aku ingin di sini lebih lama."
Sungguh Johnny tidak ingin berbohong pada Ten. Tapi dia benar-benar tidak tahu cara lain.
Setelah kepergian Ten, Johnny menghubungi pemilik nomor itu. “Hi! Have you done hanging around?”
“Where are you?” Johnny melihat sekelilingnya. Mencari dari sederet tempat yang sekiranya akan didatangi seorang turis.
“I don’t know where is it. But I’m on my way.”
“Send me your location. I’ll pick you up.”
“Yea. You better help me to bring these too.”
Suara di sebrang telpon itu terdengar cukup dekat. Tanpa pikir panjang Johnny menoleh kebelakang dan mendapati seorang wanita yang seumuran dengannya sedang menarik koper besar dengan tas besar diatasnya.
“Anyeong!”
Johnny tidak dapat menahan senyum yang terpecah menjadi tawa. “Oh my God. I think you’ve lost.”
“Who? I’m not you. ” wanita itu tertawa kecil sebelum memeluk Johnny.
Wanita dihadapannya ini tetap masih sama seperti dulu. Menawan dengan senyum indah yang selalu menghiasi wajahnya. Namanya Gretta, salah satu teman sekolah Johnny. Mereka menjadi dekat karena satu grup paduan suara. Meskipun berbeda kelas tapi keduanya akrab dengan mudah karena memiliki aliran musik yang sama.
“Ngomong-ngomong, aku ingin makan di kedai yang barusan kau kunjungi tadi,” wanita itu melapas pelukannya. Johnny sedikit melebarkan matanya terkejut.
“Bahasa Koreamu bagus. Darimana kau mendapatkannya?”
“Tentu saja belajar. Aku tidak mungkin memakai translator disetiap waktu saat mengunjungimu disini.” jelas Gretta.
“Wow, aku tersentuh. Kau merindukanku?” goda Johnny seraya meraih koper dari tangan Gretta.
“Sangat. Aku kesini untuk menggunakan golden ticket-ku.” nada bicara Gretta terdengar lebih serius sekarang. Membuat Johnny bergidik.
Jangan katakan jika yang Gretta maksud adalah golden ticket itu.
Saat itu tepat sebelum hari kelulusan mereka bertaruh. Jika Ibu Johnny membolehkannya kembali ke Korea untuk melanjutkan masa trainingnya maka Gretta mendapatkan sebuah golden ticket dari Johnny. Golden Ticket yang bisa digunakan untuk meminta apa saja dari pihak yang kalah.
Tentu saja dengan ceroboh Johnny menerima taruhan Gretta. Karena saat itu keadaannya sangat tidak memungkinkan bagi Johnny untuk berangkat ke Korea. Johnny hampir putus asa berdebat dengan ayahnya. Tetapi disana Gretta bersamanya. Memberikan semangat pada saat-saat terkritis. Dan semuanya terjadi seperti sebuah keajaiban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reason
FanfictionSetiap orang memiliki impian yang ingin diraih. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa keraguan yang menghantui dapat membuatmu ingin segera melepas ambisi pengejaran mimpi fana itu. "Pikir kembali alasan yang dapat membuatmu bertahan hingga saat ini, Youn...