Tetesan peluh yang menetesi wajah Raina tidak menghentikan gadis mungil itu untuk bergerak mengikuti aliran musik yang menggema memecah keheningan ruangan tempatnya berlatih. Bel pulang sekolah sudah berbunyi satu jam yang lalu, dan sudah selama itu pula Raina menari sendirian demi menghilangkan kepenatannya akibat terlalu banyak menerima rumus-rumus memusingkan milik Fisika sepanjang hari ini. Ia akhirnya berhenti begitu melihat pantulan seorang gadis dari cermin super besar di hadapannya. Dan tanpa bicara apapun, gadis itu mencabut pengeras suara di sampingnya, membuat ruangan itu kembali sepi.
"apaansih ganggu" gerutu Raina melirik gadis itu dengan sudut matanya seraya mengambil botol minuman.
"Gue cariin daritadi" jawab Alyssa, sahabat Raina, dengan nada tak kalah ketus
"gue dicariin. Emang orang hilang" jawab Raina setelah meneguk setengah dari isi botol yang ia genggam
"Ih Raina!" seru Alyssa, kesal karena sahabatnya satu-satunya ini sangat suka berbicara asal-asalan.
Raina tak menggubris, hanya sibuk mengemasi barang-barangnya, tidak peduli dengan Alyssa yang kini sudah menatapnya tajam.
"Rai, ayolah bantuin gue kek sekali ini aja" pinta Alyssa
Raina menyampirkan tas ranselnya "gue kan udah ngomong berkali-kali Alyssa, gue nggak bisa. Ngerti gak sih lo?" jawabnya ketus
"tapikan Rai, Raka sendiri loh yang minta lo buat ikutan jadi cheerleader buat pertandingan minggu depan"
Raina memutar bola matanya, ia betul-betul jengah. Seharian ini, nama itu terus-terusan mengusik gendang telinganya. Siapa sih Raka? Cuma gara-gara dia jadi ketua basket seenaknya aja nyuruh-nyuruh orang buat jadi cheerleader. Batin Raina jengkel.
"Bodo amat sih! Gak peduli gue" ujar Raina berjalan menuju pintu keluar yang langsung dihadang oleh Alyssa "minggir Ssa, gue mau balik"
"nggak, sampai lo setuju" jawab Alyssa.
"lo kenapadeh jadi ikut-ikutan ngurusin kemauan si Raka Raka itu" Tanya Raina, sejujurnya pertanyaan itu sudah lama ingin ia lontarkan mengingat ia dan Alyssa tidak pernah terdaftar sebagai siswi penggemar Raka.
Alyssa menggigit bibir bawahnya, tanda ketika ia enggan menyatakan sesuatu "karena Rio sahabatnya Raka" jawab Alyssa pelan namun cukup jelas di telinga Raina
Lagi-lagi Raina memutar bola matanya, kesabarannya benar-benar tak bersisa sekarang "dan karena gebetan lo itu sahabatan sama Raka, makanya lo seenaknya aja gitu nyuruh sahabat lo ngikutin maunya dia. Gak habis pikir gue sama lo Ssa" ujar Raina melepas tangan Alyssa yang sedari tadi menutupi pintu dan berjalan keluar ruangan.
Raina dan Alyssa sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Kesukaan mereka pada dunia menari yang sama menjadikan keduanya dekat hingga kini. Raina lebih memilih untuk mengembangkan bakatnya tanpa harus bergabung dengan team cheerleader, kebalikannya Ify justru sangat menyukai dunia cheerleader, hingga ia bergerak di dalamnya dan menjadi kapten.
Dan beberapa hari yang lalu, SMA Nusa Bangsa dihebohkan dengan permintaan Raka Nuraga, sang kapten basket idola, yang meminta Raina untuk ikut bergabung dengan cheerleader untuk pertandingan Victory's cup yang akan dilaksanakan 1 minggu lagi.
Jelas-jelas Raina menolak, alasannya ia tidak memiliki minat untuk bergabung, kedua karena Raka tidak punya sama sekali hak untuk menyuruhnya secara sembarangan. Apalagi Raka meminta tidak secara langsung, melainkan diumumkan dengan terang-terangan melalui speaker sekolahan. Emosi Raina kian meluap karena lewat tindakan ceroboh Raka, kini seluruh siswi di sekolahan menatapnya dengan 1001 pandangan yang membuat Raina risih. Lagi-lagi emosinya membuncah, karena sahabat satu-satunya kapten cheerleader, juga ikut-ikutan memintanya mengikuti kemauan Raka. Siapa sih Raka? Cuma kapten basket sok kegantengan yang sekarang sok punya kuasa nyuruh-nyuruh gue seenaknya. Batin Raina terus-terusan mengumpat sepanjang koridor.
Langkah Raina kemudian terhenti begitu sebuah ide cemerlang (menurutnya) terlintas dalam benaknya. Dan ide itu adalah : menemui Raka Nuraga secara langsung.
TBC.
****
Jadi ini cerita pertamaku di wattpad *gak bisa ngomong apa-apa, karena kelewat senang* lol.
Please leave your comment about what do you think about my story?
Dan jangan lupa vote. Hehehehe.
Love
ReishaFeb
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionRaina Milenia, dancer hebat pembenci hujan. Bukan, bukan benci seperti yang kau bayangkan. Raina tidak akan mengeluh atau mengumpat saat rintikan itu jatuh ke atas tanah, justru sebisa mungkin ia menutup seluruh akses yang membuatnya terhubung denga...