RAIN PART V -BUKAN DEMI KAMU-

27 2 0
                                    







Di bawah sinar matahari terik, Raina bergerak dengan semangat sesuai komando Alyssa yang berdiri tepat di depannya. Semangat yang ditunjukkan Alyssa, ternyata ikut mempengaruhinya. Tanpa peduli pada peluh yang bercucuran di wajahnya yang memerah, Raina tetap bersemangat mengikuti alunan musik yang menghentak lapangan SMA Negeri 5. Ia bahkan tak sadar, seseorang memperhatikannya sedari tadi sampai ia enggan untuk mengedipkan mata barang sedetik pun.

"oi nanti kelilipan mata lo" tegur Fabian menepuk pundak Raka

Raka menoleh dan mendapati Fabian yang tersenyum setengah mengejek "tapi kok Raina bisa sih ikutan?" tanya Raka penasaran

"Jadi, kemarin salah satu anak cheerleader kakinya terkilir, otomatis nggak bisa tampil yah Alyssa minta tolong ke Raina lah buat ngegantiin" ujar Fabian, si sumber informasi

Raka manggut-manggut, "kejadiannya kemarin kan Fab? Kok dia bisa hapal banget gitusih? Kayak orang bener-bener anggota"

"sesuai informasi gue dari awal Ka, Raina itu jago banget ngedance. Dia cepet belajar dan cepet ngapalin"

Tanpa sadar Raka tersenyum, "hebat juga anaknya" batin Raka

"Raka oi, briefing!" teriak Ito membuyarkan lamunan Raka. Raka menatap Raina sekali lagi, kemudian berlari menuju timnya.

***

Pertandingan basket baru saja usai beberapa menit yang lalu, dan tentu saja membawa kemenangan bagi sang tuan rumah. Raka terduduk di pojok lapangan, menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya, menenggak sebotol air minum pemberian Ito dan mengamati sekeliling lapangan berharap ia menemukan seorang siswi dengan seragam mencolok khas anak cheerleader, gadis yang entah mengapa begitu mempengaruhi permainannya hari ini. Akan tetapi, usahanya mencari nihil, pinggiran lapangan hanya dipenuhi oleh siswi-siswi yang masih setia menatap Raka dan bersorak kesenangan karena Raka melemparkan pandangan ke arah mereka.

"nyariin Raina ya?" selidik Rio membuyarkan lamunan Raka

Raka tak menjawab, hanya kembali meminum sisa airnya

"Rainanya lagi di kantin. Tadi ketemu gue" seloroh Ito ikut nimbrung lalu kembali berlalu

"mau kesana nggak? Gue juga sekalian mau ketemu sama Alyysa nih" tanya Rio

Raka mengangkat tubuhnya, mengambil tasnya yang kemudian di sandarkan di bahunya "gue ketemu sama Raina ngapain? Nggak ada urusan juga kan?" jawab Raka melangkahkan kakinya meninggalkan Rio yang masih termangu

Raka tidak tahu mengapa tiba-tiba ia tidak ingin lagi mencari tahu tentang Raina. Bukan, bukan karena rasa penasarannya telah usai. Bukan pula tentang kemenangan telaknya atas taruhan yang mereka buat. Lebih dari itu, Raka tidak lagi punya alasan untuk menemui Raina. Seperti jawabannya pada Rio, sedari awal Raka benar-benar tidak punya kepentingan dengan dancer itu tetapi semakin lama bayangan tentang Raina semakin sering menghampiri benaknya dan berdiam di sana untuk waktu yang lama. Dan Raka takut, semakin ia ingin menemui Raina maka gadis itu akan terus menerus berkeliaran di dalam kepalanya.

Namun, semesta memang selalu senang bercanda dengan perasaan. Ketika kamu ingin menjauh, selalu ada cara untuk didekatkan. Seperti Raka yang berniat menghindari Raina, justru dipertemukan dengan gadis itu di koridor sekolahan. Dan Raka tidak punya pilihan lagi, selain membuka pembicaraan dengan gadis itu.

"Raina" panggil Raka, melangkah lebih dekat dengan Raina yang berdiri membeku

"kenapa?" jawab Raina. Nada suara gadis itu masih sama dengan yang terakhir kali di dengar Raka,judes.

"Cuma mau bilang makasih."

"gue nggak tampil demi lo" terang Raina

Raka mengangkat bahu "well, tapi secara nggak langsung lo menuhin permintaan gue kan?"

Raina melipat tangannya, "gue penasaran kenapa lo musti nyuruh-nyuruh orang buat ngikutin kemauan lo yang nggak jelas itu sih?"

"ya buat ngebuktiin aja ke temen-temen gue, kalau di SMA Negeri 5 ini nggak ada yang nggak takluk sama pesonananya Raka Nuraga"

"segitu pentingnya ya popularitas lo itu?" ujar Raina menatap Raka penuh selidik "dengar ya Raka Nuraga, gue Raina Milenia nggak pernah sedikitpun takluk sama pesona lo yang nggak ada apa-apanya itu. Dari awal gue ngomong, gue tampil bukan karena lo. Jadi nggak usah kegeeran" kata Raina melangkah melewati Raka

Raka membalikkan tubuhnya, menatap punggung Raina yang semakin menjauh "Raina Milenia, dengerin gue" tegur Raka keras, menghentikan sejenak langkah Raina "gue, Raka Nuraga bakalan bikin lo takluk sama pesona gue. Dan sekali lo jatuh, lo bakalan jatuh sejatuh-jatuhnya"

Dilihatnya Raina bergeming, tapi gadis itu tak urung membalikkan tubuhnya. Hanya membawa kaki kecilnya, melangkah semakin menjauh.

***

TBC.

Anyway, mau bilang makasih aja buat yang udah relain matanya capek-capek baca cerita ini. Mungkin ceritanya masih jauh dari cerita yang selama ini kalian baca. Tapi, i'll do my best biar kalian yang baca terhibur :'))

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang