"Keiiv. Kuperingatkan kau sekali lagi. Apa maksudmu kau menghentikanku membunuhnya? Apa kau masih ingin pembunuhan terselubung lagi antara vampir?!! Kau hanya vampir tak tahu apa-apa dan hanya bersembunyi di balik gua! Kau hanya tahu kata kata 'Manusia adalah makhluk yang sama sama bangsa kita benci'! Tapi apa? Kau ingin menghancurkan bangsa kita sendiri, begitu? Katakan! apa hasilmu selama kau pergi mencari Luke dan Brick yang kuperintahkan!!! Apa kau ingin kubunuh juga! Aku akan membunuh kalian saja secepatnya! Dasar vampir tak berguna!"
Oke. Sang raja benar benar meledakkan bom amarahnya yang kian memuncak.
"Diamlah, kau!!!" raja vampir bagai tersetrum petir yang menggelagar mendengar dua kata menusuk yang dilontarkan Keiiv. Raja vampir tersebut akan mengucapakan panjang lebar lagi jika ia Keiiv tak memotong kata katanya yang nekad penuh itu.
"Kedudukanmu yang sekarang, sama sekali tak pantas dengan dirimu yang seperti itu!" Terbersit ekspresi kekecewaan dari raut wajah Keiiv. Merasa tersiksa atas perkataan panjang sang raja. Tak dihargai, bahkan sedikitpun.
"Kau! berani beraninya bicara hal gila di depanku!!! Kedudukanku yang sekarang sangatlah pantas denganku menghadapi vampir sepertimu. Hanya kau, diantara semua vampir, yang tak pantas menjadi vampir. Sebenarnya, Kau yang sama sekali tak pantas dengan dirimu sendiri yang seorang vampir? Melindungi manusia? Ah, jika kau manusia sejak dulu, aku akan melihat sendiri darahmu habis ditanganku!!! Bahkan, jika sekarang kau vampir pun, aku tetap membencimu, Keiiv!!!"
Kejamnya raja vampir itu. Kejam. Benar benar kejam. Kata kata yang terucapkan menusuk batin Keiiv. Dengan orang sebangsanya saja, Keiiv mendapat perlakuan seperti itu. Apalagi bertemu langsung bangsa yang telah dibencinya beratus-ratus tahun.
Tak beda dengan Keiiv, dia juga gila, menentang raja sendiri, melindungi bangsa yang mereka benci, dan menjatuhkan nama raja di depan manusia?
Prangg!!!
Tongkat di tangan raja vampir dilempar jauh jauh. Dia mendekati sepasang manusia dan vampir perlahan. Sejurus kemudian, raja tersebut membuka mulut lebar lebar, menunjukkan dua gigi taring yang tajam. Menunjukan amarahnya yang sudah meladak, dalam sekejap, raja itu melaju capat ke arah gadis itu. Sedetik dia melihat wajah raja vampir tepat di depan matanya.
Entah kenapa, gadis itu seperti dihembus angin topan, yang membawanya ke tempat yang jauh.
***
Sinar fajar masih redup. Namun, masih memperlihatkan cahaya matahari yang datang dari arah timur. Menyinari sebagian pohon-pohon berlebat memenuhi hutan. Sekawanan serigala melaju cepat ke arah yang berlawanan dari sinar matahari. Menimbulkan suara gemerisik yang menyebabkan seorang gadis berjubah terbangun dari tidurnya. Begitu tersadar, dia melihat sekeliling.
"Hah! Di mana aku sekarang, astaga! Ini masih hutan! Aku tertidur di sini?" Dia berusaha mengingat ingat apa yang terjadi malam sebelumnya. "Ah, vampir itu! Tapi, Apa aku bermimpi? Apa dia vampir sungguhan yang membawaku ke tempat ini? Ah, apa yang kupikirkan...tidak tidak! Dunia modern seperti ini, mana ada makhluk seperti dia berkeliaran di hutan ini-"
"Kau sudah bangun rupanya." seketika gadis itu terkejut. Suara yang sangat familier. Pernah mendengar suara itu baru baru ini, di hutan! Malam kemarin! Gadis itu menoleh cepat ke arah sumber suara. Tidak ada.
"Ah! aku benar benar ketakutan hingga berhalusinasi yang tidak tidak."
"Hei, kau."
Deg... apa yang barusan didengarnya? Suara seorang laki laki namun, tak seperti laki laki seperti pada umumnya. Gadis itu menoleh lagi, memastikan ada orang yang melihatnya.
Tetap tidak ada. Hanya pepohonan lebat yang dilihatnya. Dia menoleh kebawah, tempat tidurnya. Sekumpulan daun daun yang disusun? Siapa pula yang menaruh daun-daun ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Memories of Vampire
Vampire"Kami semua takut, zaman modern ini, kami sangat sulit mencari darah manusia. Dulu, kami melihat manusia dengan mata yang berbinar, namun abad ke-21 kali ini, Kami melihat mereka dengan rasa takut. Seolah jika keberadaan kami terlihat mereka, memebe...