Thanks guys yang sudah mampir dan membaca karyaku, jangan lupa yang pertama berikan VOTE dan yang kedua silakan commentnya:)
Happy reading~
***
"Kau kira, kau bisa bersembunyi dengan mudah tanpa ingin ketahuan? Aku selalu bisa merasakan dimana manusia berada."
"Tolong maafkan a-"
"Kau sengaja mendengar pembicaraan raja vampir dan aku,"
"Apa? raja vampir, katanya? Di dunia modern seperti ini, makhluk bernama vampiremasih ada?"
Dia serentak mendekatkan tongkat kematian itu tepat sedekat-dekatnya di depan leher gadis itu. Mungkin sedikit bergerak, tongkat runcing itu akan mengenai lehernya. Dia melanjutkan, "Bukan begitu?"
"Kejamnya dia tanpa mempertanyakan dahulu dan langsung hendak membunuhku begitu saja." pikir gadis itu.
"Jawab aku! Atau semakin kau lama menjawab, semakin dekat pula senjata vampir ini mengenaimu!"
"Apa maksudnya? Sekali bergerak sedikit saja, ujung runcing itu menembus leherku. Apa yang harus kulakukan? Ini sudah dekat. Dia bukan makhluk yang lemah lembut, benar. Melihat bagaimana dia berbicara padaku ini dan raja vampir tadi berbeda hingga 180 derajat."
"Tolong, dengarkan aku sebelum kau akan membunuhku!" Air mata gadis itu mengalir perlahan di pipinya. Dalam sekejab, vampire didepannya mengangkat tongkat tinggi tinggi.
"Cih, lucu juga, sih, vampire didunia modern ini mempunyai senjata. Apa taringnya itu sudah benar benar tidak berfungsi?"
Tongkat vampire yang dilihatnya kini, cepat mengarah ke dirinya. Sang gadis pun pasrah jika vampire di depannya itu benar benar tak mengetahuinya alasan ia kesini. Dia menutup mata yang sembab, tak sanggup melihat apa yang terjadi pada tongkat vampire di lehernya. Air matanya menunjukkan kepasrahan akan hidupnya.
Shingg!
Brak!!!
Seketika sang gadis menutup matanya erat erat untuk menyiapkan untuk melangkah ke pintu kematiannya. Tak tahan melihat ujung tongkat tersebut menancap lehernya. Sekilas merasakan cahaya menyilaukan akan menebas lehernya. Beberapa detik, dia tak merasakan apa-apa. Dia juga tak merasakan sakit sedikit pun di lehernya. Tak juga merasakan sedikit rasa sakitpun bagian tubuhnya.
Apa... dia sudah berada di alam akhirat?
Air mata masih megalir di pipinya. Gadis itu membuka matanya perlahan, hal yang pertama kali dilihat adalah tongkat vampir tadi yang hendak menghunuskan dirinya tertergeletak tak jauh dari tempatnya. Vampir tadi mendekat perlahan ke arah sang gadis.
Gadis itu mengangkat wajahnya sambil terisak. Vampir di depannya mengerti, kemudian mengambil tongkatnya yang jatuh.
"Ja...jadi, kau vampir?"
"Ya. Aku memang vampir."
Yah. Dia terperangkap dalam masalah, berhadapan dengan makhluk penghisap darah.
Dia memegang tongkatnya yang tadi jatuh, memegang atasnya yang terdapat berlian emasnya. Seketika itu, gadis itu terkejut, "Astaga! Kristal yang tadi kubawa hilang saat aku berlari-lari tadi. Ah, itu barang yang tak pernah kulihat sebelumnya. Betapa Susah mencarinya hingga dikejar makhluk aneh yang hendak menerkamku tadi."
"Aku akan benar benar membunuhmu sekali lagi jika kau tak menjawab pertanyaanku, kuberi kesempatan."
"Bicaralah pelan pelan. Memang vampir itu kejam, ya. Tak seperti manusia sepertiku. Mereka selalu bertindak tanpa berpikir dahulu!"
Wajah vampir itu berubah sejenak, kemudian menentang apa yang dikatakan gadis di hadapannya, "Jawab pertanyaanku! Memangnya manusia itu sempurna? Memangnya manusia juga tidak ada yang bertindak tanpa berpikir dahulu, hah? Sekali kau menentang yang berhubungan dengan vampir, aku benar-benar akan menghisap darahmu, dan mati dalam keadaan tak berdarah, kupastikan, kau takkan bisa selamat keluar dari hutan ini!" gadis itu terkejut, alasannya yang ingin keluar dari hutan tersebut, hingga membawanya ke jalan yang tidak benar, dua masalah dihadapinya.
"a...apa memangnya pertanyaanmu?"
"Astaga, manusia! Kau benar benar tak tahu? Atau pura pura?"
"Aku memang tak-"
"Apa yang kau lakukan disini?!!!"
Seolah tersadar, gadis itu tak tahu harus menjawab apa. Tak mungkinlah, kalau mengatakan akan mengambil bayi yang terus merengek dari raja vampir yang sama kejamnya dengan vampir dihadapannya. Tak mungkin jugalah jika ia mengatakan ingin mendengar percakapan mereka didalam.
Benar-benar terpojok. Dalam situasi ini, dia juga harus hati-hati dengan makhluk vampir di hadapannya.
"Aku tak sengaja masuk ke sini. Jadi tolong maafkan aku. Tapi, apa bisa kau menolongku dari hutan ini? Aku benar benar tersesat."
"Apa yang kau lakukan sampai tersesat di hutan ini?!"
"Aku hanya merasa melihat cahaya yang dari tadi tak ada habisnya, dan anehnya, aku mengikuti tanpa sadar sampai disini." Dia mengelap air matanya dengan punggung tangannya.
"Lupakan saja cahaya itu! tentang percakapanku dengan sang raja tadi, juga lupakan. Anggap kau tak mendengar apa apa waktu itu! " begitu tersadar apa yang diperintahkan sang raja, dia pun berkata dengan tergesa-gesa.
"Cepat pergilah dari sini, atau aku sendiri yang membunuhmu sesuai yang raja perintahkan!"
"Kenapa kau tidak membunuhku tadi?"
***
-TBC
Thanks guys yang sudah mampir ke karyaku, jangan lupa yang pertama berikan VOTE dan yang kedua silakan commentnya!
happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Memories of Vampire
Vampire"Kami semua takut, zaman modern ini, kami sangat sulit mencari darah manusia. Dulu, kami melihat manusia dengan mata yang berbinar, namun abad ke-21 kali ini, Kami melihat mereka dengan rasa takut. Seolah jika keberadaan kami terlihat mereka, memebe...