Sekolah

91 4 0
                                    

Pagi hari tepat jam setengah enam pagi, bunyi alarm ponsel berdering keras. Membuat sang pemilik ponsel terpaksa bangun untuk mematikannya. Perlahan Vio membuka matanya, sedangkan tangannya meraba-raba sekitar kasurnya mencari ponsel yang berbunyi. Dapat. Dengan mata yang sedikit terbuka ia mematikan alarm tersebut.

Ia langsung duduk dan menurunkan kedua kakinya ke lantai. Ia mencoba membuka matanya agar terbuka sempurna dan mengumpulkan seluruh nyawanya untuk kembali beraktivitas. Setelah benar-benar sadar Vio menuju kamar mandi, mungkin ia akan mandi.

Setelah 25 menit di kamar mandi, ia pun keluar dengan keadaan freesh. Ujung rambutnya telah berubah warna, menjadi dark brown. Setelah keluar ia langsung menuju lemarinya yang bisa dibilang sangat besar dan mengambil seragam SMP-nya di Jerman dulu. Wajar, ia belum memiliki seragam SMA, karena ia baru pulang 2 hari yang lalu dan belum sempat membeli seragam.

Sekitar jam setengah tujuh, Viola turun kebawah tepatnya di ruang makan. Ia langsung duduk di samping kakaknya Clara.

"Ma, Vio naik angkot aja yaa" ucap Vio mengawali pembicaraan.

"Yakin? Nggak mau naik mobil sendiri atau bareng sama Clara?" jawab Reisya.

"Iya ma, mungkin beberapa hari kedepan Vio mau naik angkot aja ma. Seterusnya Vio bakalan naik mobil, boleh kan?" tanya Vio sekali lagi.

"Iya, terserah kamu" jawab mamanya.

Setelah Vio meminum susu, ia-pun menyalimi mami papinya. Lalu pergi keluar rumah untuk naik angkot.

"Vio berangkat dulu ya ma, pa" kata Vio sebelum keluar rumah.

"Iya, hati-hati" jawab keduanya.

"Gue duluan ya kak" kata Vio kepada kakaknya.

Clara menoleh sebentar kepada adiknya, "ya" jawabnya singkat.

Vio-pun keluar rumah. Rumah Vio berada di perumahan elit yang terletak tak jauh dari jalan raya. Kurang lebih 200 meter jarak yang harus di tempuh Vio untuk ke jalan raya.

***

Setelah sampai di samping sekolah, angkot berhenti. Beberapa siswa yang naik angkot bersama dengan Vio-pun juga turun lalu membayar ongkos. Vio hanya mengikuti mereka menuju sekolah.

Vio memanggil satu siswi berambut ombre untuk menanyakan dimana letak ruang kepsek. Lalu siswi itu menunjukan jika ruang kepsek berada di sebelah ruang guru dan berada di sebelah barat lapangan basket. Vio mengangguk mengerti lalu berterimakasih pada siswi itu. Setelah siswi itu pergi Vio menuju ruang kepsek seperti yang ditunjukkan tadi.

Saat perjalanan menuju ruang kepsek banyak pasang mata yang mengamatinya dengan tatapan berbeda-beda. Vio mencoba bersikap biasa atas semua itu dan melanjutkan perjalanannya ke ruang kepsek.

"Eh, murid baru ya neng" tanya seoramg cowok. Cowok itu tidak sendiri tetapi bersama ketiga temannya, terlihat dari bet kelas nya itu menunjukkan bahwa ia kelas sebelas.

"iya" ucap Vio datar-sedatarnya. Ia paling tak suka bila diganggu oleh orang yang tidak dikenalnya.

"Jutek, amat neng" kata cowok lainnya.

Vio tak mau menanggapinya, ia pun langsung melanjutkan jalannya ke ruang kepsek. Karena ke-empat cowok tadi berjajar membuat Vio menyenggol salah satu cowok yang paling kiri.

Badgirl "VIOLET"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang