06:30
Sidang diteras
"Tadi kenapa kran nya bisa jebol? Kamu apain? Jujur sama papa."
"Mau buat aku minum airnya terus kran nya jebol karena aku gigitin."
"Papa nanya serius."
"Gatau.. Tadi pas Nay puter kran nya tiba tiba jebol.. Takdir kali."
Papa hanya menggelengkan kepalanya. Setelah itu ada chat masuk dari Diva.
Wa Chat
Diva banst
Gue udah di depan komplek rumah lu. Buruan sebentar gue karatan."Yaudah pa Nayla berangkat dulu ya.."
"Ga mau papa anter?"
"Gausah biasanya juga naik angkot."
Komplek depan
"Woi...... Nungguin gue juga lu..." aku menendang roda motor nya.
"Eh dugong, gue kirain belum bangun. Makannya ga bales chat gue."
"Lah sotu lu kampret! Dirumah gue barusan terjadi something.. Lu diem. Mending yuk berangkat."
"Kalem dugong..."
Di jalan
"Tumben lu baik baikin gue kampret? Biasanya kan ngebully gue mulu?" sambil memukuli helm Diva selayaknya orang memukuli gendang.
"Gue baikin lu? Jijik.. Najis...."
"Eleh.. Kampret.. Suka sama gue kan lu? Pakek acara berangkat sekolah bareng pula."
Tiba tiba Diva menghentikan motornya dipinggir jalan.
"Woi kenapa berhenti kampret. Lu mau ngapain gue yawla..."
"PD banget sih lu.. Noh lu lupa belom pake helm. Ntar jatoh mampos lu dugong."
"Oh iye.. Heheee..."
Diva kembali menjalankan motornya dan berkata.
"Kalau gue suka sama lu. Kita pacaran, lu mau ga?"
"Najis pacaran sama lu.. Jijik.."
"Eh.. Nay gue serius.. Kita pacaran ya dari sekarang.. Lu gaboleh nolak."
"Ndasmo.. Apa nih maksudnya? Najis kali najiss...!!"
"Gamau tau. Pokonya kita udah jadian ya, nanti disekolah gausah jaim sama gue. Mau panggil gue sayang juga boleh.. Nanti kita berduaan terus ya disekolah."
"Woi... Lu itu sinting apa gimana. Jijik gue.. Najis.. Turunin gue cepetan.. Turunin."
Namun Diva semakin menambah laju motornya.
"Vangkeeee.. Jan kenceng kenceng bocahh.. Lu belom ada SIM."
Sekolah
Tanpa mengucapkan terimakasih aku turun begitu saja.
"Sayang kok turun gabilang makasih sayang. Ga peluk duluan gitu."
"Sayang ndasmo..! Nyesel gue bareng lu!"
Diva memegang pundakku.
"Apasih sayang.. Panggil nya aku kamu dong. Kan baru jadian."
Aku menendang anunya Diva hingga ia terjatuh dan membuatnya terlihat kesakitan. Setelah itu aku menghampiri Ana yang baru saja tiba.
"Anaa....."
"Nay... Tumben udah disekolah..?"
"Iya tadi bareng Diva.."
"Diva?"
"Hooh.. Terus dijalan dia terus terusan ngebacod sayang sayangan gitu.. Terus nembak gue.. Parah tu bocah An.."
"Nembak?"
"Hooh.."
"Terus lu terima?"
"Kagalah.. Najis gue .."
"Sip deh ..."
Ditengah perbincangan ku tiba tiba perutku terasa mulas.
"An.. Gue ke toilet bentar yah. Lu ke kelas duluan deh.. Perut gue mules banget sumpah.."
"Ga ke UKS aja?"
"UKS mana udah buka jam segini... Yaudah lu duluan aja..."
Saat aku ingin ke toilet tiba tiba badanku terasa lemas lalu aku terjatuh didepan ruang guru. Hingga semua benda di sekelilingku berputar dan semuanya menjadi gelap.
Aku membuka mata. Dan jarum infus menempel ditanganku.
Rumah sakit lagi? Baru dua hari aku masuk sekolah. Dan baru beberapa hari aku keluar dari rumah sakit. Kini aku sudah tidur di ranjang rumah sakit lagi.
Aku menoleh ke samping. Terlihat ada seorang lelaki sedang tertidur. Berambut coklat dan berkulit putih. Siapa?
Aku mencoba bangun untuk melihat wajahnya.
Yatuhan. Kim Taehyung, mimpi yang ditunggu akhirnya tiba.
Aku hanya tersenyum bahagia. Karena walaupun aku ingin loncat loncat badan ini terasa lemas sekali.
Aku memandangi wajah Kim Taehyung ini. Terlihat tak terawat sama sekali kusut dan berantakan. Bahkan dia berbau apek.
Seperti orang yang tak mandi berhari hari. Dan juga badannya terlihat lebih kurus dari pada saat mimpi yang pertama.
Aku kembali membaringkan badanku di ranjang karena sungguh terasa sangat lemas sekali.
Sambil menatapi alien yang sedang tidur di dekatku aku terus berfikir. Bagaimana caranya agar mimpi seperti ini datang setiap hari.
/-/-/-/
"Hye Mi? Kamu sudah sadar?" kata Jungkook yang baru saja membuka pintu ruangan tersebut.
Nayla hanya mengangguk.
"Hyung.. Hyungg. Hye Mi sudah sadar, kau jangan hanya tidur..." Jungkook membangunkan Taehyung.
"Ah.. Apa?" Taehyung mengucek matanya. Sangat terlihat jika ia sedang kelelahan.
"Lihat Hye Mi sudah sadar..."
"Benar.. Hye Mi... Kenapa kamu tidurnya lama sekali.. Kakak, Ayah, dan ibu sangat khawatir." Taehyung memeluk Nayla dan menangis.
"Kenapa menangis? Orang tampan seperti kakak ini tidak boleh menangis, nanti fans mu akan ikut menangis juga."
"Disaat seperti ini kau masih saja bercanda."
"Tidak. Aku serius. Lagi pula aku senang bisa bertemu kakak dan semuanya disini lagi. Aku sangat bahagia."
Kim Taehyung hanya menangis. Nayla merasa bingung karena itu. Apa yang sebaiknya harus Nayla lakukan ia sangat bingung.
Untuk membuat mimpinya yang ia tunggu ini menjadi indah, ia harus menyiapkan skenario yang baik.
"Permisi biarkan saya memeriksanya dahulu." datanglah dokter keruangan itu.
"Iya.." Taehyung pun pindah ke sofa kamar rumah sakit dan duduk di samping Jungkook yang sedang makan.
Tbc