Self-Love

869 31 0
                                    

Pagi itu, mimpimu dibuyarkan oleh kicau burung dan seberkas cahaya. Menoleh ke kalender, kau pun tersadar. Hari ini adalah ulang tahunmu.

Kau begitu bersemangat, tak sabar menyimak ucapan selamat dari kawan. Namun, sebentar saja keceriaan itu sirna dari parasmu. Ketika kau lihat gawaimu, tak ada satu pun kawan maupun famili yang memberi selamat.

Kecewa, kau pun memilih membuka tirai jendela. Di luar, orang-orang yang kau kenal berlalu lalang. Dengan setelan rapi, ditemani pasangan masing-masing. Mereka bersenda gurau. Asyik dengan dunianya. Hingga tak sadar jika kau masih di sana, mengawasi dengan senyum getir.

Hari ini kau telah dewasa. Begitu pun orang-orang di sekelilingmu.

Ketika kau menoleh ke belakang, kau pun menyadari satu hal: people come and go. Akan tiba suatu masa ketika orang-orang akan sibuk dengan kehidupannya sendiri.

Dan sekarang adalah masanya.

Dinginnya angin menyusup lewat sela jendela. Tanpa ampun menampar kulit. Sinar yang sempat menyilaukan kini hilang entah ke mana. Digantikan pekat yang menaungi.

Pandanganmu mengedar, segalanya tampak membesar. Kini kau bagai kurcaci yang terjebak di negeri raksasa.

Bulir bening nan hangat terjatuh dari pelupuk. Kau mulai takut. Kau benci sepi. Benci sunyi. Benci sendiri.

Hingga sebuah tangan terulur. Mendekapmu dalam peluknya.

Saat kau mendongakkan wajah, jantungmu berdegup kencang. Dadamu naik turun, pundakmu bergetar hebat.

Di depanmu, ada seseorang yang selalu kau lihat, tapi tak kau sadari kehadirannya. Seseorang yang selalu bersamamu, tapi tak kau hargai kesetiaannya.

Dia telah menemanimu sejak ruhmu ditiupkan. Berdua, kalian berbagi napas, berbagi detak jantung, berbagi hidup.

Kalian jatuh cinta pada orang yang sama. Dijatuhcintai orang yang sama. Membenci makhluk yang serupa. Dibenci makhluk yang serupa.

Dia berbisik, "Semuanya akan baik-baik saja."

Tangismu semakin kencang. Kini kau menyesal. Padahal kau sering membencinya. Mengatainya buruk rupa, mengejeknya pandir, dan menyalahkannya atas kesialan dalam hidup.

Kau lupa.

Kau lupa bahwa dialah satu-satunya orang yang tak akan meninggalkanmu. Dialah satu-satunya orang yang dapat menolongmu.

Dia berhak atas apresiasi, berhak diajak bicara, berhak untuk dicintai.

Dan dia adalah dirimu sendiri.

Well, terkadang kau terlalu sibuk mencintai orang lain hingga lupa mencintai diri sendiri.

So, have you ever said something positive to yourself?

At least say, "I love myself" or "thank you for being me."

***

23/12/2018

Random ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang