Dia yang Ingin Mati

751 33 3
                                    

Mereka bilang ia tak punya iman. Mereka bilang ia kurang bersyukur. Mereka bilang ia bodoh. 

Namun, mereka tak tahu.

Di malam sepi, ia menangis. Memanjatkan untaian doa kepada Tuhan. Menyampaikan renjana yang menumpuk kepada Sang Pencipta. Mencoba segala cara untuk berdialog dengan-Nya. 

Di pagi hari, kepalanya berdenyut nyeri. Helaan napasnya terasa sesak. Lambungnya seolah ditusuk. Ia memaksakan diri sarapan, meski berulangkali ia muntahkan. Air matanya perlahan jatuh. Sakit. Hanya itu yang ia rasakan, tapi orang-orang tak mengerti bahasanya.  

Di siang terik, ia mengangkat pena. Mendengarkan penjelasan dengan seksama. Ia dikenal pintar, langganan juara kelas.

Sayangnya, tak ada yang tahu. Setiap kali kabar tentang ujian itu digaungkan, ia selalu cemas. Ia selalu tertekan. Ada hati yang tak ingin ia sakiti. Ada orang yang tak ingin ia kecewakan. 

Semakin hari kecemasannya semakin menjadi. Ia takut. Ketakutan yang tak berdasar.

Hingga suatu hari ia tak bisa menahannya lagi. Ia coba tumpahkan kisahnya pada orang lain, tapi bukan solusi yang ia peroleh.

"Kau kurang berdoa! Kau kurang bersyukur!"  

Akhirnya ia memilih diam. Menangis dalam kesendirian. Menampilkan senyum sebagai tameng.

Di luar, hujan turun, tapi ia terus berlari tanpa tujuan. Di depan sebuah jembatan, langkahnya terhenti. Sebuah fantasi bermain di otaknya, mengambil alih seluruh kendali tubuhnya.

Air yang dingin tampak menggoda. Melambai ingin melahap. Bagaimana rasanya jatuh? tanyanya dalam hati.

Kepalanya semakin pusing. Suara-suara itu mulai terdengar lagi... Saling bersahutan dalam pikiran. 

Bukan. Bukan kematian yang diinginkannya. Ia hanya ingin satu hal: mengakhiri penderitaannya.  

Ketika tubuhnya terjatuh, orang-orang mulai mendekat. Mereka saling berbisik. 

"Dosa besar!"

"Hanya orang bodoh yang mengakhiri hidupnya seperti ini!"

"Kasihan sekali orangtuanya membesarkan anak seperti ini."

Begitulah...

Manusia suka menghakimi, tanpa mau memahami.

***

Untuk kalian yang sedang berjuang melawan depresi atau gangguan jiwa lainnya...

Tetaplah semangat, kalian tidak sendiri. Bicaralah pada orang yang tepat. Datanglah ke psikiater jika dibutuhkan. Percayalah bahwa kalian bisa melewatinya. Dan yakinlah bahwa Tuhan telah menyiapkan akhir yang indah.

Dan untuk kalian yang dianugerahi jiwa yang sehat...

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menanggung sebuah masalah. Jangan samakan mereka dengan dirimu. Jangan mudah menghakimi. Jangan mudah mencaci. Pekalah terhadap sesama. Kenali gejala depresi dan gangguan mental lainnya. Jadilah pendengar yang baik bagi mereka. Berikan support dan rangkulan untuk mereka. Katakan, "It's O.K. I'm right here with you."


25/12/2018

Random ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang