Oleh Schyler_, @ArlenLangit, @Jenirenita, @redlotus11, dewisty692, kth_nisa
Gadis berusia 24 tahun itu mulai merasa galau karena pikirannya diganggu oleh Sabtu malam yang identik dengan waktunya pasangan kekasih untuk bermesraan. Ketika menoleh ke kanan, netranya menangkap pasangan kekasih yang sedang bertukar pikiran satu sama lain. Di lain sisi, ia juga menemukan tiga pasangan yang melakukan hal sama. Ia miris pada dirinya yang berstatus jomblo karena hanya bisa terduduk di salah satu bangku kafe sembari menunggu kedatangan sahabatnya.
Alih-alih single, jomblo merupakan pangkat yang tepat untuknya karena selama 24 tahun mengembuskan napas, tak ada satu pun lelaki yang pernah menjadi pendamping Azkiya. Sebenarnya ia ingin mengakhiri status tersebut, tapi lelaki yang ia suka ternyata telah memiliki seorang kekasih. Oleh karena itu, ia bertekad untuk tidak lagi menyukai seseorang dalam hidupnya.
Namun, Azkiya kembali memikirkan hal itu. Ia tidak mungkin selamanya menjadi perawan. Orang lain akan berpikir kewarasannya telah musnah karena tidak ingin menikah. Pada akhirnya, ia menceritakan segala keluhan hidupnya pada seorang gadis berambut pendek yang baru tiba di depannya.
"Sa, aku sedih. Kenapa sampai sekarang aku belum ketemu jodohku?"
"Sabar, Az. Mungkin belum saatnya," jawab Sasa setelah memberi senyuman penuh rasa simpati pada sahabatnya yang terlihat menyedihkan itu, sedangkan yang menerima jawaban hanya bisa tersenyum getir.
Mungkin emang belum waktunya, pikir Azkiya. Ia membenarkan posisi duduknya kemudian mengaduk jus jeruk di atas meja dengan sebuah sedotan. "Sa, kamu ada saran, nggak?"
Seolah baru memenangkan undian, Sasa memberikan senyuman terbaiknya pada Azkiya. Ia ingat pada sesuatu yang sepertinya pantas untuk dicoba sang sahabat. "Azki, kamu coba aplikasi Meet Me, deh!"
Azkiya yang tidak mengerti dengan ucapan Sasa hanya bisa memiringkan kepala. Kebingungan tergambar jelas di mata tipis itu hingga sahabatnya berdecak kesal setelah ia bertanya, "Aplikasi apa itu?"
"Jangan kudet," Sasa mengambil ponselnya kemudian menunjukkan sebuah aplikasi kepada Azkiya, "ini aplikasi zaman now, Az!"
"Cara pakainya gimana?"
Sasa akhirnya menjelaskan bagaimana cara menggunakan aplikasi Meet Me kepada Azkiya. Satu per satu ia jelaskan dengan sabar karena tidak ingin membuat gadis di depannya bingung.
"Oh, gitu," ucap Azkiya sembari mengangguk di akhir penjelasan Sasa kemudian tersenyum. "Kayaknya bagus aplikasinya, semoga aku bisa ketemu jodoh di sana."
"Aamiin, aku kasihan sama kamu yang jomblo tingkat akut, Az. Pengen gitu rasanya liat kamu sekali-kali gandengan sama cowok."
Azkiya hanya menunjukkan wajah penuh kepercayaan diri ketika Sasa menepuk pundaknya. Ia sangat yakin jika menggunakan aplikasi tersebut, lelaki setampan apa pun dapat ditaklukkannya dengan mudah. Oleh karena itu, ia takkan merasa malu lagi pada teman-temannya yang telah memiliki kekasih.
Mereka akhirnya larut dalam pembicaraan lain yang tidak berkaitan dengan ke-jomblo-an Azkiya. Omong-omong jomblo, Sasa sebenarnya juga menyandang status tersebut. Namun, gadis itu pernah beberapa kali menjalin hubungan dengan lelaki. Tidak seperti sahabatnya yang ditakdirkan jomblo sejak lahir.
Pemberitahuan tiba-tiba dari ponsel Azkiya berhasil mengalihkan perhatian keduanya. Tanpa menunggu apa pun, gadis itu segera membuka aplikasi yang membuat ponselnya bergetar.
Setelah menyinkronkan apa yang dilihatnya ke otak, ia menggoyangkan lengan Sasa hingga sahabatnya yang sedang menikmati minuman itu bertanya, "Kenapa, Az?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Could Go Back
RomanceWritten by: Kelompok Romance Meet Me membawa takdir manis bagi dua manusia berbeda jenis dan sifat. Keduanya pun terbuai dalam panah cinta yang diciptakan oleh keberuntungan. Tanpa mengetahui siapa dan bagaimana drama itu terus menghanyutkan sang pe...