4. 🖤 Losing Grip 🖤

5.5K 943 153
                                    

♥︎♥︎♥︎

Julian masih memejamkan matanya saat pagi sudah menjemput. Penat dan lelah menjadi satu. Padahal sudah satu bulan ini matanya terasa tenang, tidak lagi iritasi dikarenakan si penguntit yang paling dibencinya itu sudah tidak lagi nampak di hadapannya.

Ia sudah memerintahkan kepala bagian penanggung jawab kebersihan gedung di kantornya agar orang yang bernama Justin Lee itu tidak dipekerjakan di bagian yang berdekatan dengan ruangannya lagi. Dan entah kenapa akhir-akhir ini Julian juga tidak menemukan penampakan sosok itu di rumah besar milik keluarganya.

Julian merasa tenang. Ia kembali menemukan kedamaian dalam hidupnya, berharap akan terus berlanjut seperti ini. Julian begitu membenci orang itu. Pria itu sungguh tidak tahu diri. Ia tidak suka ketika Justin secara terang-terangan mengatakan menyukainya dan jatuh cinta kepadanya. Apalagi saat ibunya justru mendukungnya.

Bukan karena Julian tidak suka pada seorang pria. Bukan karena ia homophobic. Tapi karena di hati Julian sudah tidak ada tempat bagi orang lain. Hanya ada satu nama pengisi ruang di hatinya dan itu gadis kecil sahabatnya, Jenny.

Maka ketika Justin dengan lancang menyukainya ia tak bisa menahan lagi rasa marah dan benci di dalam dirinya. Seumur hidup Julian Kim tidak pernah bersentuhan dengan siapa pun, tidak namja atau pun yeoja. Tapi dua malam yang lalu Julian mendapati dirinya terbangun di sebuah kamar apartement mewah. Dan itu kamar milik Song Minhee, sekretarisnya yang juga sangat gencar mendekatinya.

Julian ingat semuanya, malam itu ia menerima laporan dari orang kepercayaannya yang baru, itu adalah sahabatnya yang memiliki tim untuk ditugaskan mencari tahu di mana keberadaan orang yang selama ini dicari-carinya.

"Kami mendapatkan info terbaru perihal gadis kecil itu, Tuan Kim."

"Keluarga itu pindah dari desa yang pernah anda sekeluarga tempati tepat setahun setelah kepindahan keluarga anda. Kami melacak ke berbagai tempat dan melakukan penelusuran panjang hingga akhirnya kami mendapat info jika keluarga itu pindah ke Surabaya dan berita buruknya dua tahun setelah pindah ke kota itu seluruh anggota keluarga itu meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis, Tuan."

Kondisi emosional Julian mendadak drop. Ia tak tahu harus apa. Hatinya hancur berkeping-keping. Harapannya sekarang hancur sudah.

Apalagi ketika semua bukti dan fakta telah dikirim secara lengkap termasuk data-data para penumpang mobil naas yang dikemudikan seorang pria Korea bermarga Lee itu, saat itulah Julian kehilangan kesadaran dirinya. Dalam kefrustrasiannya itulah Julian akhirnya melangkahkan kakinya memasuki club yang sudah lama tidak dikunjunginya. Menghabiskan separuh malam di sana sampai ia sangat mabuk setelah menghabiskan berbotol-botol minuman beralkohol tersebut. Hingga tanpa sadar kemudian ia malah menelepon sekretarisnya, padahal niatnya adalah menghubungi Han Tae Il sahabatnya. Dan berakhirlah ia dibawa pulang oleh gadis yang memang telah lama menyukainya itu. Julian tak ingat apa saja yang dilakukannya bersama gadis itu karena ia memang mabuk berat. Julian benar-benar kacau.

"Arrrghh!"

Julian mengacak-acak rambutnya kesal, terduduk di tepi ranjangnya hanya dengan memakai celana pendek saja. Semalam pun ia pulang larut malam. Suasana rumah besar itu cukup lengang, tak ada suara berisik seperti biasa dari Eomma.

Beberapa saat setelahnya, Julian turun ke lantai bawah setelah mandi dan berpakaian. Ia sengaja bangun kesiangan hari ini karena memang ini hari minggu.

Meja makan pun sepi. Julian duduk dan mengambil segelas kopi yang masih panas di meja makan. Selesai dengan sarapannya, Julian melangkahkan kakinya menuju halaman samping rumah besar keluarganya itu dan berniat untuk bersantai di sebuah gazebo di taman samping. Angin musim dingin berhembus, rumput-rumput tertutup salju.
Julian menghela napas lelah, jadi ini akhir dari pencariannya?

"Hello, It's Me!" ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang