6. 🩶 Sebenarnya Siapa Dirimu? 🩶

6K 971 116
                                    



♥︎♥︎♥︎




Julian terbangun dengan sekujur tubuh yang terasa sakit, mendapati ada perban menempel di sisi kiri keningnya.
Kepalanya sangat pusing dan ia menemukan dirinya berada di tempat asing. Mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Pengakuan sekretarisnya yang membuatnya merasa kosonh secara tiba-tiba. Ia mengemudi dengan pikiran kosong lalu ia melihat cahaya itu dan semua terlupakan. Menatap sekelilingnya dan menemukan sebuah ruangan asing, tadinya ia berpikir ini adalah kamar rumah sakit tapi ternyata bukan.

Ini seperti sebuah kamar apartemen. Berukuran kecil tapi bersih, rapi dan nyaman. Mata elang itu berpendar ke segala penjuru ruangan, tak banyak barang di dalam sini, hanya dua buah lemari ukuran sedang, sebuah nakas dan sebuah sofa panjang di depan jendela kaca. Derit pintu menyadarkan Julian dan mengalihkan pandangannya ke arah tersebut. Pintu kamar mandi di sudut kamar terbuka.

Seseorang keluar hanya dengan handuk sebatas pinggangnya saja, tubuhnya kecil dan kurus. Julian mengenal siapa orang itu!

Justin?

Justin hanya melewatinya tanpa melihat, segera menuju lemari pakaiannya mengambil beberapa lembar pakaian dan kemudian kembali masuk ke kamar mandi. Tak lama pemuda manis itu keluar dengan sebuah kemeja lengan pendek dan celana panjang berwarna putih, sederhana dan manis.

Julian hanya mengamati dalam diam. Jika biasanya ia akan meradang mendapati pemuda ini berada dalam radius penglihatannya tapi tidak saat ini. Entah ini karena pengaruh rasa sakit di sekujur tubuhnya atau karena hal lain, Julian sendiri tidak mengerti.

Justin mendekatinya, tanpa menatap wajahnya meletakkan semangkuk bubur di atas nakas di sisi ranjang.

"Kau pingsan sejak semalam, Hyung. Aku menemukanmu saat perjalanan pulang kerja, mobilmu terperosok dan menabrak pohon." Ucap Justin pelan, sengaja memberi tahu, khawatir pemuda tampan ini akan marah dan kesal padanya.

Julian hanya diam. Lalu anak lelaki manis di depannya mulai menyendok bubur dan mengarahkannya ke mulut pria itu. Mendapati Julian hanya terdiam maka Justin hanya menarik napas pelan, "aku tahu kau sangat tidak suka aku berada di dekatmu, Hyung. Tapi kali ini saja anggap pengecualian, kau harus makan sebab semalam dokter menyuntikmu dengan banyak obat." Ucap Justin pelan dan terdengar tenang.

Julian mengamati kepala yang tertunduk itu. Pikirannya berkelana pada kejadian-kejadian sebelumnya. Berpikir pada rasa bencinya kepada anak manis ini. Kenapa ia sangat marah setiap bertemu dengan orang ini?

Kenapa ia sangat tidak menyukai keberadaan Justin?

"Kau suapi sendiri saja karena aku harus berangkat kerja, Hyung. Kau tetap di sini saja jika belum kuat benar atau mungkin kau ingin aku menghubungi Tae Il Hyung?" Menatap wajah Julian dengan tatapan segan.

Julian mengerutkan keningnya walau terasa ngilu,Tae Il?

Sedekat apa hubungan Justin dengan Han Tae Il, sahabatnya itu sampai Justin memiliki niat untuk menghubungi pria itu?

Justin kemudian berpikir jika yang terakhir adalah opsi terbaik, maka ia segera mengambil ponselnya, mengutak-atik sebentar untuk menghubungi seseorang.

"Hello, It's Me!" ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang