Narasi bisu, mengenai mu dan perasaanku

202 0 0
                                    

narasi ini dituliskan untuk dia yang bermata coklat muda persis seperti cat kuku kesukaanku, yang memiliki belahan pada dagunya. rambut yang tipis dan ikal, gigi depan yang miring namun masih menawan.

mungkin, tulisan ini terlambat diterbitkan. mungkin, perasaan juga terlambat menyampaikan. memang bahagia, mengenalnya dengan baik, dengan hangat. bercengkrama tanpa batas, tanpa jeda. hingga aku tau bagaimana itu sesal.

waktu itu, aku mengenalnya dengan tak sengaja. dengan wujudnya ada, aku memotret setiap bagian dari dirinya.
aku sudah berdebar sejak puisiku dipilih olehnya. setelah itu, aku mulai mendengar setiap kata-katanya. aku sudah merasa jatuh, saat mendengar puisinya. ketika itu, ia bacakan 'layang-layang'.

aku sudah mencoba, menggambarkan perasaan melalui bangau origami. sudah ku selipkan pada sepucuk surat merah muda yang ku terakan namanya. aku sudah mencoba, mendekatinya dengan tulisan. mencoba memahaminya dengan buku-buku kesukaannya.

jika jatuh padanya adalah salah, aku terima jika kesalahan itu berlanjut dengan sempurna. tapi, salah adalah kesalahan. dengan semua pengharapan yang salah, angan yang salah dan keseluruhan perasaan yang salah. salah, menaruh debar pada hati yang sulit menetap. salah, mendelikkan mata pada pandangan yang kian liar. dan salah, menunggu pada kaki yang suka berjalan.

kini, setelah ku tumpahkan segala isi. menarasikan perasaan tentangnya. menarikan puisi dengan namanya. aku terpelanting ke bawah. hatiku berserakan entah berapa kepingan, mataku panas dan merah, denyutku mendidih dan ubun-ubun ku berhenti berdetak. aku, akan melupakannya.

begitulah keinginan yang kini menggenang. dengan diam yang ku kerahkan. dengan telinga yang ku bisukan dan mata yang ku tulikan. aku ingin melupakannya.

aku ingin hentikan debaran yang tak sengaja ku buat. fantasi yang ku cipta. dan narasi ini tentangnya.

mungkin benar perasaan ini dalam dan ku katakan memang benar ia ditancap dengan tumpul. sekali lagi benar, aku padanya sungguh. tapi, isi hatinya yang membuat ku mundur.
perasaan ini benar dalam, tapi sengaja tak ku lebarkan. memang benar ia dalam, tapi tak ingin ku leburkan.

tak ada alasan lain mengapa berhenti, selain takut pada diri sendiri, mengubur hati yang belum mati.

with love, itijonas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Puisi Cinta Part IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang