Friends 2

32 8 6
                                    

Tanpa babibu lagi aku memeluknya.
Aku ingin mengehentikan waktu rasanya. Aku ingin berlama lama dengannya seperti ini.

Namun tak lama Justin menghilang. Aku memeluk diriku sendiri. Aku mencari flower crown itu. Hilang.

Flashback on..

"Justin, kembalikan handphone ku!"

Aku benci dia. Justin drew bieber. Lancang sekali dia mengambil handphoneku.

Justin tak perduli ia menatap layar handphoneku. Secercah senyum miringnya tercipta begitu menatapku. Apa ini? Ia ingin merencanakan sesuatu?.

"Hai guys, aku punya lelucon untuk kalian semua. Kalian pasti tak akan percaya" ucapnya menatapku dengan senyum miringnya.
Kemudian tak lama seantero kelas mulai memperhatikan Justin.

Oh ya, aku satu kelas dengannya.

Aku menggeram. Sialan si mata hazel itu ingin mengungkapkan apa?. Aku mulai merasakan aura kesialan disini.

"Apa itu J?" Ucap Cameron teman justin.

"Jadi apa kalian kenal dengan Aleyna Matthew?" Tanya justin menatap seantero kelas.

Sejurus kemudian seantero kelas fokus menatapku. aku diam. Sialan, apa yang harus kulakukan. Aku terlalu lemah disini.

"Justin.. kau begitu sempurna dimataku. Entah bagaimana aku bisa menyukaimu." Ucap Justin lantang sembari menatap layar handphoneku.

"Oooowwwww so sweet " tak lama Lexa dan kedua temannya datang dari pintu kelas .

Tawa sekelas mulai terdengar mengejekku. Aku juga melihat Justin memandangku remeh.

Mukaku merah padam. Aku ingin nangis. hatiku pedih. Tidak ada yang membuatku sesakit ini melihat orang yang ku sukai meremehkanku di depan umum. Aku bangkit dari dudukku dan hendak keluar kelas tapi suara lelaki itu menahanku.

"Hey Nerd, kau melupakan sesuatu?"

Aku berbalik memandang Justin. Dia mengangkat handphoneku. Dengan air mata yang membendung di kelopak mata, aku berjalan kearahnya. Aku mengambil handphoneku namun ia menahan tanganku yang lainnya. Menatapku penuh merendahkan.

Dengan sialannya air mata ini jatuh begitu saja, aku tak bisa sedikit saja tegar dihadapannya. Kenapa?. Baiklah jika tak bisa tegar dihadapannya setidaknya aku bisa mengungkapkan kekecewaanku..
"Aku benci kau, Bieber!." Ucapku kemudian.

Justin terperangah. Kemudian melepas tanganku. Aku tak tahu tatapan seperti apa itu yang jelas aku cepat cepat pergi dari kelas sialan ini.

Flashback off.

Aku ingat betul bagaimana Justin berperilaku seperti itu. Itu yang membuatku membencinya. Tapi mengingat dua bulan ini bersama Justin aku tak tahu dengan perasaanku. Aku... menyukainya?.

***

Hari ini seperti biasa aku sekolah. Aku melangkah dikoridor. Melirik jam di lenganku 30 menit lagi jam masuk sekolah. Sepertinya tak usah terburu-buru.
Tepat saat menaik tangga menuju lantai dua, aku menahan langkah begitu mendengar gadis gadis remaja sebayaku membicarakan sesuatu yang menarik perhatianku. Aku mendongak keatas, mereka sedang menuruni anak tangga. Aku berlari kecil kebalik tembok tangga.

"Aku tak tahu cerita lengkapnya, hari ini kekasih Lexa sedang sekarat.."

Deg

Sekarat?

F.R.I.E.N.D.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang