Friends 3

28 7 6
                                    

Aku melamun. Aku duduk di tengah keramaian murid-murid dikantin. Aneh Memang dikeramaian seperti ini aku merasa kesepian. Baiklah itu tak penting, yang terpenting adalah Bagaimana cara untuk membangunkan orang yang tengah Koma? Agar ia kembali hidup?.

"Minum dulu lalu lanjutkan lamunanmu" ucap seseorang.

menoleh kekananku, aku terperangah menatap Zayn dihadapanku sekarang dengan senyumnya yang manis dan menyodorkan sebuah minuman kaleng bersoda padaku. Aku tersenyum kikuk membalasnya kemudian mengambil minuman kaleng itu dan menegguknya sedikit.

"Ada apa?" tanyanya

Harusnya aku yang bertanya seperti itu!

Setelah menaruh minuman itu ke meja dihadapanku aku menatapnya bingung.

Lelaki itu duduk dihadapanku, "Kenapa kau melamun? Apa ini soal kemarin? Apa kau ketahuan membolos?."

"T-tidak ada. Kemarin aku lolos"

Zayn menatapku fokus padahal sedari tadi aku begitu canggung dengan tatapan tanda tanya murid murid yang sesekali menatap kami. "Well, aku memang tidak tahu apa masalahmu tapi jika kau ingin bercerita aku akan mendengarnya, Aleyna" ucapnya santai.

"Erm.. aku tak tahu harus mulai darimana, tapi.." . Baiklah mungkin bercerita pada Zayn akan meringankan pertanyaan yang sering muncul di otakku.
"..,aku ingin bertanya Bagaimana cara orang yang sedang koma akan terbangun?".

"Good question. Kau ingin tahu jawabannya Aleyna?"

Terperangah dengan ucapannya aku menatapnya penuh harap semoga dia tahu, "Apa?."

"Takdir"

Aku cemberut mendengar jawabannya. Menghela nafas berat, "aku serius Zay."

Lelaki dihadapanku terkekeh pelan. Air mukanya berubah menjadi lebih bersahabat. Jika begini dia tak terlihat seperti si murid anak nakal.

"Yang aku dengar dari Mrs.Savana kemarin, jika di ilmu kedokteran pengobatan koma dapat dilakukan secara tepat jika hasil diagnosis yang didapat juga akurat. Peluang sadar penderita sangat tergantung kepada hasil pengobatan dan lamanya jangka waktu koma. Lebih dari itu takdir lah yang menentukan. " ucapnya menjelaskan.

Aku termenung memikirkan bagaimana jika penanganan rumah sakit itu tak bisa membuat Justin terbangun dari komanya?. Apa Justin akan meninggal?. Tidak! Aku tak boleh berpikiran seperti itu. Justin pasti Hidup! Ya, dia pasti hidup!.

Aku meringis sebentar. Merasa sakit dibagian pipi kananku, aku tersadar ternyata tangan kekar Zayn mencubit pipiku gemas. Eh?.

"Jangan banyak melamun Aley, kau tambah jelek jika seperti itu." Ucapnya tersenyum lebar.

"A-aku tidak. Err kau pergilah Zayn!"

Lelaki itu terkekeh lagi kemudian bergegas meninggalkanku.

Selang beberapa menit kepergian Zayn, bangku dihadapanku di duduki lagi. Kali ini tiga orang gadis yang sangat aku kenali duduk di hadapanku, Lexa and the genk.

Tatapan mereka seakan membunuhku sebentar lagi. Terutama Lexa. Dia menatapku penuh kebencian. Dari mata abu abu tua itu mengisyaratkan sebuah balas dendam. Ah ya mengingat itu aku yakin setelah ini mereka akan membullyku lagi di kamar mandi.

Lexa menggerakkan tangannya untuk mencengkalku namun belum sampai mengenai tanganku aku menggampai tangannya. "Jika kau ingin menyeretku ke kamar mandi tak usah mencengkal tanganku lagi!."

Lexa tersenyum miring kemudian pergi dihadapanku, aku mengekorinya.

Sesampainya di kamar mandi Lexa dan kedua temannya mengurungku agar tak kabur. Beberapa Murid yang berada di dalam kamar mandi ini sedikit ketakutan dan segera pergi dari sini.

F.R.I.E.N.D.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang