Friends 6

30 8 14
                                    

Aku duduk ditaman Rumah Sakit dengan tatapan kosong memandangi orang berlalu lalang. Zayn dengan sabarnya menemaniku dan memberikan kata kata penyemangat.

Namun seketika seorang wanita paruh baya berdiri dihadapanku. Pattie Mallette. Ibunda Justin.

Aku sedikit tegang dengan kehadirannya, aku takut jika dia berniat membalas dendam padaku. Zayn menyadari ketengganganku dan menggenggam tanganku untuk menenangkanku.

Namun pikiran negatif ku hilang begitu wanita itu tersenyum padaku. Senyum tulus khas seorang ibu. Tubuhku refleks menjadi lebih rileks.

"Justin ingin menemuimu." ucapnya singkat kemudian meninggalkan kami. Meninggalkan kerutan di kedua dahi kami.

Aku masih tidak mengerti maksud dari perkataan Pattie. Bukankah Justin ?

Meninggal?

***

Mataku terbuka, sangat pelan. Aku mencoba terbangun walaupun ini sedikit ringkih. Aneh rasanya saat aku menyentuh lantai tubuhku terasa ringan, benar-benar ringan. Hingga rasanya aku seperti bulu angsa yang sedikit di tiup akan melayang.

Krieet...

Aku menoleh kearah pintu. Disana terlihat seorang gadis yang 2 tahun terakhir ini menyandang sebagai kekasihku. Lexa.

"Alexa?" Panggilku.

Namun dia diam. Dia tak mendengarku?. Aneh sekali biasanya dia selalu heboh bila bertemu denganku. Gadis itu mendekatiku,

Wuzzshhh

Dia-melewati-tubuhku.

Mataku melotot sempurna.

Aku benar-benar melihat tubuhnya melewati tubuhku. Bagaimana bisa?. Apa aku sedang bermimpi ?. Aku segera menoleh kebelakang, detik berikutnya aku menegang.

Tubuhku terbaring lemah disana, matanya terpejam rapat dengan denyut jantungku yang terlihat naik turun di mesin pendetak itu. Kalau itu tubuhku,

Lalu siapa aku?

"Alexaaaaaa!!"

Alexa sama sekali tak mendengarku. Bagaimana ini? Mengapa begini? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?.

***

Aku berjalan tak tentu arah di koridor rumah sakit. Aku tak tahu harus kemana, aku bingung. Aku hidup, namun tak ada yang bisa melihatku. Ini hampir tiga hari aku melihat keluargaku menjengukku disini dan aku hanya bisa melihatnya tanpa berbicara padanya. Mengapa bisa sampai begini? Apa yang terjadi padaku sebenarnya?. Aku mencoba mengingat ingat namun aku sama sekali tak mengingat apa apa.

Pandanganku menyipit begitu melihat seorang gadis memasuki ruang rawatku. Aku segera menghampirinya.

Aku tersenyum, dia cantik sekali hingga rasanya aku bisa merasakan degup jantungku. Aleyna. Aku mengenal gadis ini. Namun aku seakan lupa tentang gadis ini. Yang aku rasakan, aku seperti menyukainya.

Aku melihatnya menaruh bunga cantik di mejaku kemudian pergi begitu saja.

Aku jadi penasaran dengan gadis ini. Akupun mengikutinya. Dia tak akan tahu keberadaanku..

**

"Jika kau mengikutiku, keluarlah pengecut!"

Aku tercengang, dia tahu keberadaanku?. Benarkah?

Aku keluar dari pohon, ini hampir seminggu aku mengikutinya. Awalnya dia mengabaikanku namun hari ini dia mulai resah dengan keberadaanku. Tapi bukankah tak ada yang bisa melihatku?.

F.R.I.E.N.D.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang