6. Dewa Penyelamat Jeni

1 1 0
                                    

Bintang kini berada di minimarket. Cowok tinggi itu sedang membeli makanan ringan untuk anggota kemahnya nanti.

Ia menyusuri berbagai macam rak makanan untuk memilah mana yang akan ia beli dengan harga terjangkau tapi dapat memuat banyak. Maklum lah, Bintang berasal dari keluarga sederhana, yang terkadang masih suka kekurangan.

Minimarket kini sedang sepi, mungkin para penghuni rumah sedang beristirahat sambil tidur siang. Maka pengunjung minimarket ini pun tak lebih dari lima orang saja.

Bintang mendengar perdebatan kecil di depan. Indra pendengarannya menangkap dua orang itu sedang memperdebatkan harga.

Selesai berbelanja Bintang bergegas menuju kasir. 'Ternyata dari sini sumber keributannya'

"Mbak maaf, menurut saya tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, jika tidak cukup uang silahkan taruh barang-barangnya kembali, karena saya harus melayani pembeli yang lain," ucap sang kasir dengan penuh kesabaran.

"Yailah mba, tadi kan udah saya kasih jaminan, saya pulang dulu buat ambil duit, terus balik lagi kesini, takut amat si mbaknya saya bakal kabur," ucap si cewek ngotot.

'Huuh dasar cewek! Gak pernah mau mengalah, eiya mba kasirnya kan juga cewek yaa, ah pasti cewek ini lagi pms nih, kasihan kalo salahin kasirnya, mana cantik lagi, hahaha.'

Bintang jadi geli sendiri mendengar ucapan batinnya. Menunggu perdebatan yang tak kunjung selesai ini, membuat ia harus mengambil keputusan. Cowok tinggi itu harus menolong cewek didepannya ini, mau sampai kapan perdebatan ini akan selesai? Sampai ia nikah dengan Chelsea Islan? 'Sekali-kali nolongin orang, biar makin ganteng' pikirnya.

"Biar saya yang tambahin kekurangannya," ucap Bintang dengan tampang cool, yang justru malah seperti orang menahan BAB.

Cewek yang tadinya tak mau kalah berdebat itu, kini mendadak bisu. Ia sangat terkejut melihat siapa orang yang menolongnya sekarang.

"Elo?"

Bintang mengangkat satu alisnya sambil menarik tangan kiri yang ia dari saku celana untuk menunjuk cewek itu.

"Lo?" Bintang tampak menimang-nimang sesuatu. "Jeni?"

Jeni mengangguk antusias. "Lo anak perintis 3 kan? Tapi siapa ya?" Jeni tampak bermonolog sendiri.

"Gue Bintang."

Jeni langsung menatap Bintang seutuhnya "Oh! jadi lo yg namanya bin--"

"Ekhmm."

Perkataan Jeni terpotong begitu saja saat petugas kasir sengaja berdeham dengan cukup keras.

Jeni melirik sang petugas kasir, lalu beralih pada Bintang. "Eh, btw ini seriusan lo mau bayarin gue?"

Bintang mengangguk mantap.

"Yaampun, thankyou verry much! Lo baik banget sih," Ucapnya berlebihan.

"Santai," balas Bintang kalem.

Sang petugas kasir langsung menyeletuk "Ehmm, total kekurangannya Lima belas ribu lima ratus rupiah"

Bintang menyodorkan uang lima puluh ribuan.

Bintang menaruh belanjaannya yang sudah dipilih tadi. "Sekalian belanjaan saya aja mbak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FallaciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang