Hari ini ada pr matematika yang tidak terlalu sulit. Gue mencoba mengerjakannya semalem dirumah, dan pr itu terselesaikan, lega deh gue akhirnya bisa santaii huuffttt. Nggak seperti biasanya Kevin meminta tolong ke gue buat ngerjain pr matematika nya. Dia bilang bukunya ketinggalan dirumah dan sekarang juga dia ditunggu di ruang guru buat ketemu sama salah satu guru BK. Gue selalu mengiyakan yang ia katakan, gue jugak gatau kenapa gue maunya disuruh ama kevin, bodohnya gue ngga ilang ilang karna micin hahaha. Gue mengeluarkan tempat pensil gue lalu mengerjakannya. Ketiga sahabat gue datang saat gue selesai menyelesaikan pr milik Kevin.
"Lo bukannya udah ngerjain pr matematika ya Rusy?" kata salah satu dari sahabat gue, tepatnya Mila
"Iya emang gue udah. Ini punya Kevin. Tadi dia minta tolong ke gue buat nyalin pr nya. Buku tugasnya ketinggalan dirumah katanya." sahut gue
"Loh terus ngapain lo capek capek nulisin buat dia, elaaahh kea lo babunya aja. Kenapa gak dia aja yang nulis?" tutur sahabat gue satunya lagi, Dina
"Dia lagi dipanggil sama guru BK di ruang guru." tutur gue ngejelasin sama mereka pakek ekspresi datar gue
Aku melihat dengan heran ke arah tiga sahabatku yg saling berpandangan itu.
"Jadi dia bohongin lo?" ucap Ajeng kaget
"Maksud lo apa sih? Gue ga ngerti." Tanya gue dengan tampang polos
"Kita bertiga liat dengan mata kepala kita sendiri kalo Kevin lagi dikantin berduaan sama Mifta." jelas Mila
Gue mengerutkan kedua alis gue. Gak mungkin Kevin ngebohongi gue. Tapi gue gabisa untuk gak percaya sama omongan ketiga sahabat gue ini, meskipun kadang mulut mereka pada lambe turah kea mimi peri hahahaha
Bersamaan sama keraguan gue, Kevin masuk ke kelas bareng Mifta. Dia nyamperin meja gue lalu menanyakan pr nya yang baru saja gue salin. Gue hanya tersenyum lalu memberikan bukunya. Ia mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
"Thank you ya Rusy. Lo tuh emang baik banget sama gue." cowok yang berhasil bikin gue sakit itu sekarang tersenyum lalu mengelus kepala gue dengan lembut dan berlalu. Gue hanya mengangguk dan membalas senyumannya.
Lagi lagi hati gue pilu ngelihat Kevin yang sedang nyamperin meja Mifta dan memberikan buku itu untuknya. Buku yang baru saja gue salin pr matematika gue untuknya. Tapi ternyata itu buat Mifta, bukan buat Kevin. Gue gangerti kenapa dia setega itu dan kenapa gue mau aja dibodohin, apa bener kalok cinta itu buat? hufftt. Dan sepertinya yang dibilang ketiga sahabat gue benar. Gue kecewa.
Sepulang sekolah gue dan yang lain bergegas ke rumah salah satu temen kita di pereumahan yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Kevin yang satu kelompok sama gue bonceng guee, oh my goodddd demi badut ancol gue seneng banget, karna dia tau kalau gue ngga ada tebengan buat pergi kesana, aaa pekaaa banget sih baangg, batin gue.
Cuaca langit siang ini tidak seceria kemarin. Perlahan hujan mulai mengguyur tubuh kita hingga basah kuyup. Kevin menepikan motornya disalah satu ruko usang yang sudah tidak terpakai.
"Neduh disini dulu ya? Gak apa-apa kan? Kasian kalo lo nanti keujanan." ucap dia dengan nada khawatir
Gue mengangguk pelan, "Iya Vin gak apa-apa kok." huaaaaa kalok ngga lagi di samping lo vin, gue bakal jingkrak jingkrak kesenengan karna lo ternyata khawatir sama gue, hahaha alay banget dah guee.
10 menit, 15 menit hujan tak kunjung reda. Gue mulai menggigil kedinginan.
Gue lihat Kevin yang sedang ngelihat gue denga tatapan kekhawatirannya. Perlahan dia membuka sweater yang ada ditubuhnya lalu memakaikannya di tubuh gue.
"Nih lo pake sweater gue aja ya. Kasian lo udah kedinginan banget". ceplos dia khawatir sambil memakaikan sweaternya.
"Tapi lo gimana? Lo juga pasti kedinginan kan?" gue mulai khawatir sama dia, tak terpungkiri gue jugak seneng segitu khawatirnya dia ke gue
"Gue kan cowok, jadi fisiknya harus kuat gak boleh lemah." Kevin tersenyum dan mengelus kepala gue -lagi-.
Gue tersenyum melihatnya. Kevin ternyata masih peduli sama gue meski harus mengorbankan dirinya sendiri.
Hujan mulai reda pada menit ke 30. Kevin meminta persetujuan gue buat melanjutkan perjalanan menuju rumah teman gue.
Ada yang kepoo lanjutannya gakk?? kepoin yukk:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem
Teen FictionGue gadis 16 tahun yang masih duduk di bangku SMA, gue punya cerita cinta rumit yang sering gue sebut sebut sebagai "problem" yap tepat disebut sebagai kesalahan, karena gue mencintai dia secara diam diam. bagi yang penasaran langsung aja baca yukk...
