Mata mungil sedikit sayu
Wajah abstrak bagai kanvas kosong
Biasa dari rambut sampai ujung kuku
Membosankan!
Terlalu monoton untuk ditonton
Terlalu hampa untuk disapa
Tiada distorsi sekecil kutu pun
Gejolak hasrat taklebih bagai udara
Memuakkan!
Satu kerabat jatuh dalam ilusinya
Dari urat perutku aku terbahak
Darah menetes tak terlihat
Lagi! kerabat jatuh terperangkap
Senyum lirih dipipi menahan perih
Aku ditelan benci
Mengapa!!!
Hati takkuat lagi
Bukan tetes lagi
Darah telah membanjiri sampai kekaki
Aku membenci lagi
Menyakitkan!