Hari itu ulang tahun pacarku.
Sebagai hadiah, aku pun menyiapkan makan malam spesial dan memintanya datang ke apartemenku untuk merayakannya.
Saat itu aku baru saja menyajikan potongan terakhir daging steak di atas piring ketika bel pintu berbunyi.
Aku menyambutnya dengan senyum mengembang, namun dia terlihat gelisah.
"Kau tahu, akhir-akhir ini aku merasa takut untuk keluar malam sendirian,"ucapnya kemudian.
Aku tertawa kecil, "kenapa?"
"Pembunuh yang sedang menjadi topik hangat di seluruh kota. Polisi belum berhasil menangkapnya," ucapnya setengah berbisik, "atau menemukan mayatnya."
"Benarkah?"
Dia mengangguk. "Mereka bilang, hanya ada bercak darah dimana-mana. Tak ada jejak kaki, dan bahkan sidik jari." Ucapnya sambil mengiris daging menjadi beberapa bagian kecil lalu memakannya.
"Aku bisa menemanimu, kalau kau takut sendirian," tawarku kemudian. "Dan ayolah, ini hari ulang tahunmu. Tidak seharusnya kau memikirkan hal itu, Sayang."
Dia mendesah lega. "Terima kasih," ucapnya tulus. "Omong-omong, daging ini lezat sekali."
Aku hanya tersenyum.
Tidak ingin membuatnya semakin gelisah, kupikir pacarku tidak perlu tahu soal mayat-mayat di dalam kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREEPYPASTA
HorrorHanya mengingatkan, jangan dibaca pada malam hari ©Original Story by Author