two

717 69 8
                                    

And It's feeling that I can't explain

G-Eazy;Kehlani - Good Life

•••

Gadis dengan tanda pengenal PMR melingkar di lehernya berjalan menyusuri koridor. Suara derap langkah yang berasal dari sepatu kets miliknya menggema di sepanjang koridor yang tampak sepi. Hanya tersisa dirinya di koridor tersebut.

Langit semakin gelap membuat gadis itu mempercepat langkah kakinya untuk sampai di kelas, hendak mengambil buku-buku pelajarannya yang tertinggal di kolong meja.

Saat hendak melangkah masuk ke dalam kelas, cowok bertubuh tinggi dengan hoodie hitam melangkah berlawanan arah darinya.

"AAA!!" jeritnya yang spontan memejamkan mata seraya memundurkan langkahnya kebelakang satu langkah.

Cowok beralis tebal itu melepas kupluk yang menutupi kepalanya, menatap gadis di hadapannya yang sekarang terlihat ketakutan.

"Gue manusia kali, biasa aja."

     Suara dingin milik seorang cowok terdengar mengelitik di telinga Naya. Buru-buru ia membuka mata dan mendapati Adnan berdiri tepat di hadapannya dengan wajah datar.

"Lo?"

"Hmm."

"Ngapain lo ada disini?" tanya Naya sedikit ketus, berusaha menutupi rasa takutnya.

"Seperti lo liat. Mau balik."

"Bukan itu maksud gue." Naya menggelengkan kepalanya. "Maksudnya, ngapain aja lo disini sampe pulang sesore ini?"

"Gue ketiduran," jelas Adnan seadanya.

Gadis itu menatapnya sekilas lalu berjalan melewati Adnan menuju mejanya yang berada di barisan tengah kala teringat tujuannya datang kemari adalah mengambil bukunya yang tertinggal.

Langkah Naya terhenti di mejanya, ia mengedarkan pandangannya ke dalam kelas, mendapati kelasnya nampak sepi karena tidak ada siapapun disana kecuali mereka berdua. Ruangan berbentuk persegi ini tidak di terangi dengan penerangan cahaya, hanya mengandalkan sinar matahari yang sudah memudar.

Naya sedikit bergidik melihat ruangan kelasnya sendiri. Takut-takut sosok penghuni kelas akan menganggunya seperti tiba-tiba muncul di hadapannya dengan muka menyeramkan atau kemungkinan lain seperti pintu tertutup dengan sendirinya dan ia terjebak dengan makhluk-makhluk tersebut.

Kepala Naya menggeleng kuat membayangkan kemungkin-kemungkinan tersebut. Ketakutan tercetak jelas di wajahnya. Berulang kali ia menarik napas lalu menghembuskannya. Bulu kuduknya sudah sedari tadi berdiri. Tak bisa di pungkiri daritadi ia terus memanjatkan doa-doa supaya sesuatu buruk tidak terjadi padanya.

Suara langkah kaki keluar dari kelas membuat Naya segera mengambil buku-bukunya dan berjalan keluar kelas. Langkahnya semakin dipercepat kala dirinya merasakan hawa-hawa yang tidak beres.

"Tunggu!" seru Naya berteriak melihat punggung tegap milik Adnan yang berada beberapa langkah di depannya.

Responnya di luar dugaan, cowok bertubuh tinggi itu justru terus melangkahkan kakinya menuju parkiran tak mempedulikan seruan gadis itu.

Sesampainya di parkiran, Adnan menghentikkan langkahnya tepat di depan motor ninja berwarna hitam yang menjadi satu-satunya motor yang masih terparkir.

UnsteadyWhere stories live. Discover now