I don't wanna live love this way
I don't wanna hide us awayLittle Mix - Secret Love Song
•••
Kepala cowok berkaus hitam menunduk, matanya terus berfokus pada ponsel di genggamannya. Tidak tertarik bergabung dengan teman-temannya yang kini tengah sibuk dengan PS miliknya.
"Curang lo tai."
Arga mendengus mengetahui fakta bahwa dirinya kalah dalam permainan yang artinya ia harus merelakan uang cepenya pada Alden.
Karena sebelum mereka bermain, Arga memberi usul, yang kalah mau tidak mau sungkan tidak sungkan memberikan uang cepenya pada yang menang. Tapi ternyata nasib malang menimpanya, ia yang memberi usul, ia juga yang kena getahnya. Seperti senjata makan tuan.
"Siniin cepenya."
Alden cengengesan di samping Arga, sebelah tangannya terjulur di depan Arga, meminta haknya.
Cowok berkaus lambang supermen berdasar biru dongker itu menatap sendu duit cepenya, tak rela melepaskan uang seratus ribuan miliknya.
Janji tetap janji. Akhirnya Arga menyerahkan uangnya, masih dengan tatapan tak rela. "Jaga baik-baik duit cepe gue, awas aja lo make duit ini buat beli barang haram. Gue selepet pala lo."
Alden menerimanya dengan senang hati. "Tenang aja. Paling gue pake buat beli sabu."
"Mie ayam kantin aja sering ngutang so beli sabu. Mau beli make apa lu? Daun?" tanya Arfi yang baru datang dari arah kamar mandi lalu mengambil duduk di sebelah Adnan yang masih terfokus pada ponselnya.
"Gini-gini duit gue banyak. Cuma kagak mau sombong."
"Balikin duit gue kalo gitu, duit lo banyak kan?" Gantian tangan Arga terjulur ke depan, meminta uangnya kembali.
"Enak aja! Duit ini udah jadi hak milik gue," ujar Alden tak terima.
Arfi geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya yang sedang memperebutkan uang. "Duit doang di masalahin."
"Cepe men. Bisa gue pake ajak nonton Gita noh kalo kagak diambil si curut."
Gita, sabar ya, bulan depan abang janji kita nonton.
"Mending si Gita mau diajak nonton sama lo. Di deketin lo aja kabur begitu."
Gelak tawa terdengar mengingat tempo hari saat Arga mencoba mendekati Gita dan cewek itu memilih untuk pergi daripada mengobrol dengan Arga. Satu penghinaan bagi Arga.
"Setan lo pada!" Arga mendengus menatap tajam kedua temannya yang tengah meledeknya.
"Temen gue Adnan doang emang." Arga melirik kearah Adnan yang tidak ikut menertawakannya melainkan masih tetap sibuk dengan ponselnya.
"Apaan?" Mendengar namanya disebut mata Adnan berpaling, menatap ketiga temannya yang juga tengah menatapnya.
"Keasikan main hp gini nih."
"Biasa. Paling masih nyariin si Naya."
"Gimana Naya? Ada kabar?"
YOU ARE READING
Unsteady
Teen FictionAdnan Fauzan Arsalan, cowok dingin nan ketus yang memiliki sejuta pesona dipertemukan dengan seorang gadis cerewet yang galak. Di balik 'kegalakan' dan 'kecerewetan' nya, gadis imut yang bernama Nayara Kanira Muthia ternyata memiliki beberapa kesama...