CHAPTER 3 : RAIN

22 3 0
                                    

Rintikan hujan membasahi tanah. Aroma hujan yang disenangi seorang lelaki yang sedari tadi berdiri di depan rumah sakit jiwa dengan tujuan menunggu seseorang. Tidak jenuh bahkan tidak takut sakit dengan derasnya rintikan hujan yang menghatam tubuhnya.

"JIMIN!"

seorang perempuan berlari sambil membawa payung untuk menjemput lelaki yang suka pada hujan.

"Sudah aku katakan berkali kali , jangan suka begini , kalau sakit bagaimana ?"

"aku suka hujan , hujan itu membuat nyaman rein.. sepertimu "

"aku sekarang benar benar khawatir pada kelainanmu itu Jimin .. ayo masuk dlu "


  🌼🌼🌼 


Lelaki itu duduk di sebuah sofa dengan baju dan rambut yang basah akibat hujan. Reina kembali dengan secangkir coklat panas yang ia berikan untuk Jimin, pacarnya.

Jimin menyeruput coklat panas itu lalu tersenyum kearah Reina dan berkata, "Bagaimana hari ini? lelah ? " kalimat tanya yang dilontarkan oleh Jimin dibalas dengan keheningan. Reina tidak menjawab. Ia sibuk mengeringkan rambut Jimin dengan handuk yang ia bawa tadi.

" ganti semua pakaianmu , jangan sampai masuk angin apalagi demam " Reina memberikan pakaian tersebut ke Jimin.

Jimin membuka pakaiannya langsung didepan Reina dan Reina disuguhi pemandangan yang membuat dirinya cukup kehilangan pikiran.

" Jimin kau berulah lagi " Reina menunduk dan meninggalkan Jimin

Jimin hanya terkekeh melihat respon Reina yang keluar dari ruangan tersebut.

Sekarang jam tepat berdenting di pukul 4 sore . Banyak pekerja rumah sakit yang berlalu lalang untuk menyiapkan makan malam para pasien nantinya.

"Eoh! Aerin! Belum pulang ? kan sudah selesai hari ini"

"Belum " Aerin tersenyum simpul "Oh ya , kudengar Jimin datang ke sini"

"Iya , dia di dalam , dan aku rasa aku tidak ikut makan malam bersama pasien hari ini "

"Kalian mau kencan ya ? " Aerin tertawa kecil . "Susah ya , pacarmu suka pergi pergi untuk urusan kantor ayahnya"

Jimin keluar dari ruangan Reina setelah mengganti bajunya. "Masih ada urusan lagi kah?"

"Tidak Jim , Mau bagaimana lagi Rin, aku pulang ya "

"Duluan" Jimin menatap Aerin dengan senyum ramah. Setelah itu Reina dan Jimin pun meninggalkan tempat itu.

"Tampan iya , mapan iya , sayang sekali  masokis"





  🌼🌼🌼   



"Mau kemana hari ini ?" kalimat pertama yang dilontarkan Reina setelah masuk ke mobil yang jimin bawa.

"kencan"

"iya aku tahu , maksudku kita pergi kemana ? "

" bagaimana kalau ke mall , makan , nonton dan lakukan hal seperti pasangan pada biasanya ?"Jimin menghadap ke Reina meampilkan cengirannya

"yeaayy" Reina bersorak gembira karena Jimin bukanlah seseorang yang ingin melakukan hal hal normal di kencan kencan mereka yang sebelumnya."Oh ya Jim , di sini sampai kapan ? kau akan pergi lagi ?"



" pergi lagi itu pasti tapi tidak tahu kapan , mungkin dua atau 3 bulan lagi aku pergi ke Malaysia untuk 10 hari mungkin ?"

"lama"

Blood , Sweet &  TearsWhere stories live. Discover now