Kilauan Mimpi

13 2 15
                                    

Genre : Fantasi
Jumlag kata : 396 kata

Aku memperhatikan sosok Sasti yang berjalan di lorong sekolah dengan gerakan yang sangat pelan dan sempoyongan.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungku, spontan aku berbalik.

“Doni, kau membuat aku terkejut.” Ucapku.
Sorry, kalau aku bikin kamu kaget. Kamu ngapain sih?” tanya Doni.
“Kamu, perhatikan deh Sasti!” seruku.

“Mana, nggak ada Sasti.”
“Itu Don, di ujung lorong sekolah!” dengan menunjuk.
“Ah, bukan itu sih bukan Sasti.” Elak Doni.
“Kenapa, kok kamu bilang dia bukan Sasti?” tanyaku.
“Iyalah Fris, Sasti itu hari ini sedang ikut lomba. Dasar kamu!” seru Doni.
“Oh iya juga ya, lalu siapa donk yang tadi?”  tanyaku.
“Sudah, nggak usah di pikirin deh siapa itu.”

Aku dan Doni berjalan menuju taman sekolah, tempat kami bersenda gurau bertiga dengan Sasti.

“Fris!” seseorang memanggilku dari kejauhan.
“Iya.” Sahutku dengan menoleh.

“Friska, Doni, coba tebak bagaimana hasil lomba kali ini?” tanya Sasti.
“Pasti memuaskan ya Sas?” Tanya Doni.
Yes, puas banget Don, Fris.” Jawab Sasti penuh senyum.
“Wah bagus-bagus terus mana traktiran kita Sas?” celetukku pada mereka.

“Tenang Friska sayang, pasti aku traktir kalian berdua.”
“Eh, memang hasilnya gimana sih?” tanyaku penasaran.
“Aku lolos Friska, karya tulisku akan di bukukan dan di terbitkan.” Senyum Sasti melebar.

“Wah selamat ya Sas, akhirnya nama kamu bakal terpampang dalam sebuah buku.” Sahut Doni.

“Pastinya kita bangga banget, iyakan Don?”
“Tentu Fris, gimana nggak bangga punya temen yang jadi seorang penulis.”
“Udah deh jangan ngecengin aku mulu!” seru Sasti.
“Tapi beneran kan Sasti sayang ini mimpi kamu bisa jadi seorang penulis?” tanyaku dengan pembenaran.
“Iya Fris, Don impianku sudah menanti di depan mata, mimpiku yang ingin mempunyai sebuah karya tulis ku ciptakan sendiri dengan jari-jariku dan ku ukir namaku dalam sebuah buku.”

Sasti mulai tersenyum denggan membayangkan mimpinya itu segera menjadi nyata.
Aku dan Doni lantas merasa sangat bahagia dengan kebahagiaan Sasti.

“Cie cie udah dong yang berkhayal!” seru Doni.
“Sudah, Doni kamu godain Sasti terus emang nggak pengen apa punya mimpimu terwujud kayak Sasti?” tanyaku.
“Udah deh nggak usah bahas mimpiku, lagi nggak tidur kok ngomongin mimpi.” Sahut Doni tertawa dengan keras.

Teeet teeet bel masuk sekola pun sudah berbunyi kami bertiga masuk keruang kelas masing-masing.
Kami bertiga memang tak satu kelas, namun kami adalah sahabat dari kami kecil hingga saat ini. Semua bermula dari pertemanan orang tua kami.
Ya, orang tua kami pun saling bersahabat semenjak mereka SMP. Keemuadian berlanjut, hingga kini kami saling bersahabat juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EVEN FF PENA SRIKANDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang