Lembap
A mengandung air (tentang hawa dan sebagainya); tidak kering benar (tentang tembakau dan sebagainya).
~•~•~
Dekapan terkulai seiring waktu berjalan, kuperhatikan matamu memerah selepas menangis di bawah guyuran hujan. Tubuhku dan tubuhmu sama-sama lembap akibat ulahku dan kamu yang tak pernah masuk akal.
Kuangkat bibir tipisku sekilas, melihatmu setelah itu membisikkan kata yang membuat kamu menoleh ke belakang menemukan wanita yang telah terikat olehmu menatapmu lekat.
Aku memang begitu tak memiliki kesopanan, memeluk kamu yang telah menjadi milik orang lain tanpa sungkan. Kamu hanya menatapnya sebentar setelah itu kembali menatapku, mendekat ke arahku.
Aku berjalan mundur berteriak keras agar kamu cepat-cepat terdiam dan melangkah menuju padanya. Kamu mengelak, kamu tetap saja melangkah membuat panas dingin tubuhku dibuatnya, tatapan nyeri tersirat di mata wanita yang terus memandangi aku dan kamu. Membuatku tak sadar menamparmu keras-keras.
Kamu terdiam, kamu menatapku. Bukan tatapan kecewa yang kutemukan melainkan kasih sayang yang begitu dalam. Rinaimu kembali jatuh, tubuhmu hampir luluh menuju pijakanmu yang selalu utuh.
Kuangkat tubuhmu pelan, kupeluk kamu erat. Kamu terdiam isakmu sama sekali tak terdengar tanganmu bergerak cepat menundukkan kepalaku untuk menatap wajahmu yang begitu rupawan, kuturuti maumu. Kamu terus mengikis jarak diantara aku dan kamu, kupejamkan mataku entah karena apa.
Lembap dan hangat menyentuh bibirku sekilas hanya sekilas setelah itu tubuhmu tertarik ke belakang, tersungkur dengan begitu membuat tubuhmu menegang. Wanita yang sedari tadi memperhatikan aku dan kamu, memegang kerahmu keras. Tatapannya nyeri, membuatku semakin bersalah dibuatnya.
Dia merinaikan air matanya menatapku seolah aku adalah sampah yang tak pantas untuk dikecup lelaki yang telah terikat dengannya, aku sadar diri. Jika memang aku dan kamu tak pernah direstui bumi.
Tubuhmu berdiri pelan langsung menerjangku erat, aku sesak. Wanita itu sesak, dia merinaikan matanya aku pun demikian, kamu pun demikian.
Kutepis dekapanmu begitu keras, kamu tersentak tubuhmu luluh terduduk pada pijakan utuh. Kuteriakkan sepenggal kalimat terakhir yang membuatku akan selalu berandai-andai ketika telah sampai pada ujung masalah.
Kamu terdiam, wanita itu terduduk memelukmu erat dari belakang. Kamu terdiam bahkan wajahmu menampilkan guratan tak nyaman akan perlakuan wanita yang telah terikat denganmu.Aku berlalu, menuju apa pun itu yang jauh dari jangkauanmu. Kutuai rindu itu seorang, dekapmu masih terasa hangat. Wangi tubuhmu masih terus tercium membuatku semakin rindu akan dirimu yang tengah pergi mengutarakan segala perasaan pada wanita milikmu kala itu.
Kutegaskan untuk merelakanmu dengan sungguh-sungguh, tak lagi ada isak dan rinai yang membuatku rapuh seolah aku debu jalanan yang selalu dibenci semua orang. Setiap langkahku mewakili segalanya yang tak lagi utuh, aku berlari. Menuju masa depan yang kuinginkan jauh dari dirimu yang bahagia dengannya.
Kutunggu ia penyelamat datang membawa ribuan kupu-kupu untuk kembali hinggap pada hatiku, tak lagi terdengar kabarmu di sana.
Hanya surat undangan pernikahan yang sampai pada tanganku kala itu, terukir namamu indah bersama bidadari yang beruntung menuai hari-hari bersamamu. Di sana tercantum, jika hari bahagia akan dilaksanakan besok tepat pukul sepuluh pagi di gedung mewah.
Kutahan sekuat-kuatnya agar rinai ini tak jatuh kembali, kubekap mulutku keras-keras berharap tak mengeluarkan isaknya dengan begitu jelas.
Di penghujung waktu tak kutemukan kamu di sana, pagi itu berita beredar membuatku begitu jengah dan merasa bersalah.
Kamu di sana terbaring lemah dengan begitu tenang tak merasa jika semua manusia khawatir dengan keadaanmu kini. Kubaca artikel itu dengan jelas takut-takut itu adalah berita bohongan yang sengaja kamu sebarkan untuk memperlambat ikatan kamu dan wanitamu.
Kecelakaan terjadi diduga korban berniat bunuh diri.
– 06 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutunggu kamu
RomanceBagaimana perasaanmu ketika pujaan hatimu pergi untuk menjadi milik orang lain selama hidupnya? Iya, aku ditinggal nikah. Pertanyaanya, Sudahkah aku merelakan? Jawabannya, belum.