Will you?

1.1K 55 39
                                    

*Okay, new story is here! Tadinya mau jadiin oneshot tapi keasikan jadi kepanjangan LOL 😆 Anyway the idea is not pure mine, kayaknya udah kecampur2 terbawa cerita2 lain haha sebenernya typical banget sih cerita ini.. Semoga pada suka deh.. Hiburan bagi yang nunggu Emotion kelar repost ya huahaha sabar okeii 😁*

"Dasar gila!" Sapsiree Taerattanachai berdesis membaca pesan yang baru masuk ke handphone yang dipegangnya. Dengan sedikit emosi wanita berdarah Thailand yang akrab disapa Popor ini membalas pesan tersebut, tak menyadari pandangan beberapa orang di sekitar yang ditujukan ke arahnya. Rupanya suaranya cukup kencang.

"Apa ada masalah?" Bisik pria yang duduk tepat di sebelah kiri Popor pada meja berbentuk U ruang meeting itu.

"Disaster! Eh, tidak tidak! Maksud saya tidak. Tidak ada apa-apa Pak!" Sahut Popor panik. Alhasil perhatian semua orang beralih kepadanya.

"Ehem!" Terdengar suara seorang pria berdehem. Tak lain suara sang Vice President regional Asia Tenggara Mr. Chan Peng Soon yang sedang memberi pemaparan. Ah, bagaimana Popor bisa lupa! Ia sedang berada di tengah rapat tahunan penting saat ini.

"Sorry.." ujar Popor pelan seraya merapatkan tangannya, melemparkan tatapan meminta maaf. Masalah tadi sudah cukup memusingkan, jangan sampai otaknya harus bertambah ruwet karena dipecat!

Tanpa Popor sadari, pria di sebelah kirinya tadi sedang menatapnya dengan kerutan samar di dahi.

---

Satu detik setelah rapat ditutup, Popor langsung meninggalkan ruang meeting itu. Menuju ke teras Ocean Beach Pool yang mewah.

Tempatnya itu sepi, yah memang sekarang bukanlah musim liburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempatnya itu sepi, yah memang sekarang bukanlah musim liburan. Popor menghela nafas. Hah, harusnya ia bisa berlibur sekarang!

Popor sudah sengaja mengambil cuti 2 hari setelah dinas ini agar bisa menikmati Bali, tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Yah, memang Popor orang yang sangat irit. Semuanya sudah ia perhitungkan matang-matang supaya tidak perlu membayar transport liburannya. Sekarang harusnya ia bisa bersenang-senang, tapi semuanya rusak gara-gara pesan itu! Arghh! Ia harus segera menelepon gadis gila itu sekarang! Harus!

"Halo," setelah beberapa saat, terdengar suara dari seberang sana.

"Heh bocah gila! Dasar otak geser! Lemper! Kecebong! Bekicot! Lengku.." Sambar Popor tanpa basa basi.

"Stop stop kak! Ada masalah lebih penting dibanding ngata-ngatain gue!" Tahan sang penerima telepon, tak kuat dimaki.

"Woy! Lo pikir ini gara-gara siapa heh? Dasar risoles! Kacang! Bakpau! Martabak! Lotek!" Cerocos Popor lagi.

"Iya iya maaf! Lo laper ya kak? Sana makan dulu biar ga marah-marah ga jelas gini!" Sang lawan bicara kembali memotong pembicaraan. Popor mendengus kesal.

"Earth! Gue ga nafsu makan baca chat lo! Sekarang jelasin ke gue! Maksud lo apa heh? Nikah weekend ini? Gue? Udah ga waras ya lo?" Sambar Popor. Ia benar-benar marah pada gadis kecilnya - Putitta, atau lebih akrab dipanggil Earth - yang sekarang sudah berubah jadi sangat menyebalkan!

ob(li)viousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang