Chapter 25👻

10 4 0
                                    

Kembali lagi nulis setelah sekian lama ga update😁

Hari bahagia kak bimo dan calon istrinya pun tiba. Perasaan sedih dan bahagia bercampur menjadi satu di dalam benak gue. Jujur walaupun kak bimo ngeselin tapi gue sayang sama dia. Nanti rumah jadi sepi dong kalau ga ada dia😥

“ Kakak masih tinggal disini kan kalau udah nikah nanti?”
“ Ga dek, kakak udah beli rumah sendiri. Tapi insyallah kakak akan sering main kesini kok”

Sebenernya ada banyak hal yang mau gue tanyain tapi berhubung ibu udah manggil untuk turun obrolannya terputus

“Rani, Bimo ayo pergi! Semua orang udah nunggu dibawah”

Kami pun pergi untuk mengunjungi rumah mempelai wanita. Sampai dirumah calon istrinya, keluarga gue pun disambut dengan senyuman hangat. Jujur gue aja belom pernah lihat calon mbak ipar gue itu yang mana karena kak Bimo dan calonnya itu tidak pacaran melainkan berkenalan dengan proses taaruf

“ Subhanallah cantik banget calon mbak ipar gue” Gumam gue
“ Ini ya namanya rani mas cantik banget ya” Kata calon mbak ipar gue
“ Iya mbak ini rani, mbak Fatma juga lebih cantik kok”
“ Ah kamu ini bisa saja hehe”

Acara akad nikah pun berlangsung dengan khidmat. Kakak gue dengan suara lantang membacakan ijab qobul dan disertai para saksi dengan menjawab “ SAAH”

“ Alhamdulillah” Teriak semua tamu
Air mata gue langsung turun karena gue merasakan bahagia. Kakak gue telah menemukan orang yang tepat untuk mendampinginya
“ Kamu jangan sedih dong dek. Kakak ikutan sedih kalau kamu sedih” Gumam Bimo
“ Ih apaan sih kak rani ga sedih. Rani hanya terharu mendengan ucapan saat kakak ijab qobul tadi. Rani nangis karena bahagia kok kak”
Gue pun memeluk kakak gue...

“ Mbak Fatma jagain Kak Bimo ya. Kakak juga jagain mbak jangan sampe nyakitin hatinya, kalau kakak sampe nyakitin hati mbak Fatma sama saja kakak menyakiti hati Ibu”
“ Iya bawel” Teriak Bimo
Akhirnya gue kak bimo dan mbak fatma berpelukan. Setelah berpelukan, gue langsung ke meja makan karena perut yang ga bisa dikondisikan lagi. HAHA
“ Banyak amat bu ngambil makanannya” Pekik Ibu
“ Iya bu lapar hehe”

Setelah piring hampir penuh dan diisi dengan makanan yang enak. Tubuh gue pun merasakan pusing dan kehilangan oksigen
“ BRUKKKK! Ya allah kepalaku pusing sekali”

Kata-kata terakhir yang keluar dari mulut gue. Setelah itu gue ga tau lagi apa yang terjadi dengan gue
“ RAN BANGUN RAN”
“ DEK BERCANDA KAMU GA LUCU”
“ NAK AYO BANGUN”

Disaat semua orang berusaha untuk membangunkan gue tapi usahanya sia-sia. Gue pun langsung dibawa ke rumah sakit

“ DOK TOLONGIN ANAK SAYA” PEKIK AYAH
“ Iya sebentar sabar bu. Silahkan dibaringkan disini pak”
Gue pun sudah berada di rumah sakit.
Dua  jam pun telah berlalu, gue masih saja tidur dengan pulas.
Disaat orang-orang menunggu gue untuk bangun mereka malah tidur.

“ Ah sakit banget kepala gue!”
Gue pun berusahan untuk membuka mata dan melihat sekeliling ruangan disini. Gue pun merasa aneh dengan tempat ini. Ditambah dengan jarum , selang infusan dan oksigen

“ Alhamdulillah kamu sudah bangun” Pekik seorang cowok
“ Kamu siapa? Gue dimana?”
“ Aku Ryan senior kamu di SMA dulu.

"Kamu tadi terjatuh saat mengambil makanan di acara nikahan dan kamu menabrak aku. Ketika kamu menabrak aku kamu langsung terjatuh dan pingsan. Aku pun panik karena kamu tak kunjung sadar dan keluarga kamu untuk memutuskan membawa kamu kesini”
“ Oh”

Gue pun hanya bisa menjawab itu.
“ Kamu mau apa?”
“ Aku mau minum”

Dia pun mengambil minum untuk gue. Dan ayah pun terbangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat malam

“ Kamu udah sadar nak?”
“ Iya yah”
“ Alhamdulillah kalau gitu kamu makan yang banyak ya”
“ Rani ga mau yah. Rani kenyang”
“ Kamu makan apa bisa kenyang. Lihat saja itu muka kamu pucat sekali. Daritadi kamu belum ada asupan makanan sayang”
“ Iya yah nanti aja”

Magnet untuk tidur pun lebih kuat daripada sholat malam. Gue pun melewatkan sholat malam karena suntikan infusan itu memberikan pengaruh terhadap tubuh gue. Gue pun melanjutkan tidur.

Matahari pun telah datang memberikan pantulan cahaya yang bersinar. Gue pun terbangun dari tidur

“ Kamu pulang saja nak, rani ada kita yang jagain. Dari kemarin kamu belum pulang kerumah nanti orang tuamu mencari kamu nak”
“ Iya pak saya pamit pulang dulu nanti saya kesini lagi dan berikan saya kabar jika terjadi apa-apa pada anak bapak”
“ Iya nak”
“ Assalamualaikum”
“ Waalaikumsalam”

Gue merasakan aneh terhadap itu cowok. Akhirnya gue memberanikan diri untuk bertanya kepada ayah
“ Yah dia siapa sih kok dari kemarin disini terus”
“ Kan itu kakak kelas mu dulu nak”
“ Iya yah tau tapi jangan sembarangan nerima orang asik untuk jagain rani yah”
“ Dia orang baik nak, buktinya aja dia numbur kamu gitu aja merasa bersalah besar dan dia bertanggung jawab sampai kamu sadar “
Gue pun hanya terdiam..

Injury time💄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang