Part 03 'Promise'

49.9K 2K 29
                                    

Zayyin Ashkilla····

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyin Ashkilla
·
·
·
·

Perlahan aku mulai menuruni anak tangga dari kamarku. Rambut panjang yang diikat setengah, kaos abu-abu polos lengan tiga per empat melekat di tubuhku, rok berwarna biru dongker menutupi lutut, dan bedak tipis serta lipgloss tak berwarna menghiasi wajahku. Aku rasa ini sudah cukup baik.

Bibirku mengembang membentuk senyuman saat melihat pria bernama Afka duduk di sofa lantai bawah rumahku. Sedang apa Afka di rumahku? Ya, dia sedang menungguku bersiap karena kami akan pergi ke suatu tempat. Aku menghela nafas saat melihat Mama yang begitu sibuk menawari Afka berbagai macam makanan.

Mama, sejak aku mengatakan kalau aku bersedia menikah Mama menjadi sangat bersemangat melebihi anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Begitu juga dengan Papa yang akhir-akhir ini banyak tersenyum. Bisa kulihat Papa terus mengajak Afka mengobrol di sana. Berbeda dengan Refa yang di hari minggu ini ia sudah menghilang entah kemana, padahal sekarang masih jam sembilan pagi.

Ohiya, aku lupa. Sebelumnya aku bilang kalau aku memilki seorang Kakak perempuan yang sudah menikah, namanya Mersha. Ia tinggal di luar kota yang cukup jauh, biasanya berkunjung ke rumah dua minggu sekali. Kak Mersha juga sudah memiliki putra kembar yang masih berumur 3 tahun. Sebenarnya sejak tahu kalau aku akan menikah ia ingin sekali datang, tapi suaminya sedang ada proyek. Jadi rencananya hari selasa ia akan datang.

Tanggal pernikahan kami sudah ditetapkan, dan jatuh pada hari kamis ini. Rencananya di hari itu aku akan izin tidak sekolah dengan alasan ada urusan keluarga. Berhubung aku yang masih sekolah dan Afka yang juga belum menyelesaikan kuliahnya, kami hanya akan melakukan akad nikah tanpa mengundang siapapun atau tanpa melaksanakan resepsi. Yah, pernikahan ini hanya untuk memastikan bahwa kami benar-benar sudah menikah. Jadi tidak perlu melakukan banyak persiapan, aku sudah membeli baju yang akan dipakai saat akad kemarin bersama Mama. Akad nikahnya juga akan dilaksanakan di rumahku, dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja.

Afka berdiri saat menyadari kedatanganku, aku masih melangkahkan kaki berjalan ke arahnya.

"Kamu udah siap?"

Aku mengangguk.

"Oh, Kalian mau berangkat sekarang?"

"Iyaa Tan, kita mau berangkat."

"Ya ampun.. Gantengnya mantu Mama.. Jadi ga sabar dipanggil Mama."

Kulihat Afka tampak terkejut saat Mama mencubit kedua pipinya gemas.

"Uda ah, Ma. Kita mau berangkat nih."

Akhirnya Mama melepaskan tangannya dari pipi Afka.

"Kalo gitu Afka sama Zayyin pergi ya Ma, Pa."

Aku terkekeh melihat reaksi Papa dan Mama yang terpaku saat Afka memanggil mereka dengan sebutan 'Ma' 'Pa'.

"I.. Iya, kalian hati-hati ya. Ini kamu bawa buahnya."

CASADOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang