Rita Nainggolan

240 28 8
                                    

Pagi itu, Hotma berkeringat meskipun pendingin ruangan telah berfungsi maksimal. Hotma menundukkan kepalanya ketika mendengar ancaman Pieter untuk menyebar luaskan video dirinya yang diperkosa oleh seorang lelaki (baca The Octopus). Hotma mengira ia telah berhasil mengambil seluruh copy dari video dan foto-foto ketika Faisal menjebak mereka di rumah almarhum Binsar Nainggolan. Tetapi sekarang nyatanya Pieter Pandiangan memiliki sebuah copy dari video tersebut yang bukan hanya memuat video panas adegan seksual dirinya tetapi juga adegan Rita dengan bapak kandungnya.

Hotma berpikir keras akan apa yang harus dilakukannya, keringat sudah membanjiri keningnya. Seandainya Rita ada disampingnya, adiknya itu akan memberikan sebuah jawaban yang lebih baik ketimbang dirinya. Sejak kecil Rita jauh lebih pandai dibandingkan dirinya bahkan ayahnya almarhum sering bilang Rita mirip ibunya, Rose Sinaga.

"Jangan kuatir bang, aku hanya meminta abang mundur dari Nainggolan Bros tetapi abang boleh tetap pegang saham abang" demikian kata Pieter.

"Abang istirihatlah di rumah, biar Nainggolan Bros semua nanti aku urus!" Pieter kembali merajuk lembut tetapi nadanya mengandung ancaman.

"Kudengar anakmu si Edwin sudah lima belas tahun...sekolahkan dia lah ke Singapur!" kata Pieter sambil berseloroh....

"Bukankah abang dulu juga begitu?" Pieter memandang Hotma sambil tersenyum sinis sedangkan tangannya bermain-main di atas dada Hotma.

Hotma sudah tidak muda lagi, sudah empat puluh tiga tahun tetapi perutnya masih rata, tubuhnya tetap bugar dan wajahnya khas orang Batak, jantan!

Tangan Pieter meraih dagu Hotma sehingga membuat lelaki itu memandang kepadanya...dan tiba-tiba Pieter mencium bibir Hotma tetapi lelaki itu memberontak sehingga membuat Pieter tertawa terbahak-bahak...

"Aku kira abang suka lelaki!" kata Pieter sambil terkekeh geli didukung oleh beberapa anak buahnya yang hadir di ruangan kantor Hotma. Hotma mengepal-ngepalkan kedua tangannya, hampir saja ia memukul Pieter tetapi ia tau kalau ia berbuat demikian ia sama saja dengan bunuh diri. Apalagi Pieter terus menerus berbicara mengenai anak lelaki satu-satunya...Edwin Nainggolan seakan-akan sedang mengancamnya.

Hotma menggigit bibirnya dan akhirnya berkata pelan...

"Beri aku waktu, akan kubicarakan dengan Rita" kata Hotma nyaris lirih.

"Baik...baik...kuberi waktu bukan hanya buat abang tetapi juga buat Rita...tetapi ada syaratnya" kata Pieter dengan suara mengejek. Kemudian Pieter memberi aba-aba kepada dua orang anak buahnya.

Dengan cepat dua orang anak buah Pieter menghampiri Hotma. Sejenak Hotma tak tau apa yang harus dilakukannya, ia berpikir kedua anak buah Pieter akan memukulnya tetapi ternyata mereka berusaha menelanjanginya. Mati-matian Hotma berusaha melawan tetapi pakaiannya ditarik dengan paksa...jasnya sudah ditarik demikian juga celananya...

Brakkkkk

Tiba-tiba Rita Nainggolan membuka pintu dengan beberapa satpam dari Nainggolan Bros...

"Ada apa ini??"

"Lepaskan abangku!" kata Rita marah dan memerintahkan satpam yang menjadi anak buahnya untuk menyerbu masuk. Sedetik mereka ragu-ragu tetapi ketika Rita membentak, dengan terpaksa mereka menerjang masuk sehingga terjadi perkelahian dengan anak buah Pieter.

Pieter hanya tersenyum mengejek dan kemudian memerintahkan semua orang untuk berhenti...

"Kutunggu jawaban kalian!" kata Pieter sinis sambil meninggalkan ruangan kantor Hotma.

Nafas Hotma tersengal-sengal sedangkan Rita terlihat sangat marah bak harimau betina. Sekilas Pieter melihat kearah Rita dan memandang rendah kepada perempuan itu...

The Tiger from North SumateraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang