Pertarungan di Brastagi

224 31 7
                                    

Sejak Afuk memutuskan untuk tinggal bersama Pieter, hati Aseng tidak merasa tenang. Tetapi ia mengetahui kekerasan hati anak itu. Apalagi sekarang ia disuruh membeli beberapa bidang tanah yang luas di daerah Kisaran atas saran Afuk. Mula-mula Aseng tidak mau tetapi ketika Afuk mendesaknya akhirnya ia menyerah juga. Aseng menjual semua hartanya di Medan dan mulai hidup baru di Kisaran. Sebenarnya ia mengajak Afuk tetapi anak itu tidak mau...

Di dalam hatinya, Aseng masih terasa tidak senang terhadap Pieter tetapi dari kelakuan anaknya, Aseng tau.. Afuk tidak dapat dipisahkan dari Pieter.

Dengan lunglai Aseng pergi dari Medan bersama beberapa orang kepercayaannya yang tetap mau mengikutinya. Percaya tidak percaya, Aseng menuruti nasihat Afuk karena ia sendiri mengakui anaknya itu meskipun masih muda telah memiliki ilmu meramal yang hebat.

Setelah hampir setahun, Aseng sekarang memiliki sebuah rumah kebun yang luas, cukup untuk hari tuanya. Semuanya dimodali dari hasil penjualan rumah dan hartanya di Medan ditambah juga pemberian dari Pieter Pandiangan.

Aseng juga membangun sebuah rumah kebun lain yang berjarak hanya satu kilometer dari tempat ia berdiam. Dan seperti nasihat Afuk, Aseng menikahi seorang perempuan Cina dan perempuan muda itu sekarang sedang hamil. Untuk mengisi waktu luangnya selain berkebun, Aseng juga menerima beberapa murid yang berasal dari daerah situ. Di dalam hatinya Aseng merasa bersalah karena ia pernah melatih anak buah Chris untuk melawan Pieter. Karena waktu itu ia berharap mendapat bantuan Chris untuk membebaskan Afuk. Tetapi sekarang???? Lelaki yang semula menjadi musuh sekarang malah menjadi menantunya! 

Dan saat itu di Jakarta, Chris sedang menimang-nimang dua belas bilah pisau damaskus yang berhasil diperolehnya dari luar negeri. Ia dan keempat pengawalnya mengawasi dua belas anggota khusus yang pernah dilatih Aseng dulu untuk menghadapi Pieter Pandiangan. Dan pisau damaskus itulah yang akan menjadi senjata pamungkas mereka.

Ketika mengamati pisau damaskus yang tajam, Chris ingat akan pesan Aseng yang  berpesan...supaya lebih ampuh, pisau itu sebaiknya direndam oleh darah anjing hitam sebelum digunakan. Karena ilmu sihir apapun kebanyakan ilmu hitam, akan punah oleh darah anjing hitam. Apalagi Pieter yang dikabarkan kebal terhadap senjata tajam!

Chris telah mengirim dua tim secara khusus ke Kalimantan. Yang pertama tim untuk mengambil alih semua bisnis Faisal di Kalimantan yang langsung dipimpin olehnya sendiri dari Jakarta. Dan juga satu tim yang beranggotakan dua puluh orang telah dikirim untuk beroperasi di Kalimantan. Tim ini juga sekaligus untuk meringkus Faisal kembali ke Jakarta. Chris sendiri lebih berfokus kepada tim yang ke Kalimantan.

Sedang urusan ke Medan selain untuk mencari tau keterlibatan pihak Medan, Agus dan Deddy ditugaskan untuk menjajal kekuatan Pieter secara fisik sekaligus untuk berembug dengan tim pencari fakta yang sudah berangkat duluan ke Medan sebelumnya. Jadi di Jakarta, Chris cuma didampingi oleh Rudy dan Tony.

Rita sendiri terus menerus mengontak mereka memberitahu mereka gerak-gerik Pieter Pandiangan secara detil. Menurut Rita, Pieterlah dalang yang sebenarnya karena ia ingin Chris untuk membantunya menguasai Nainggolan Bros.

"Apa yang dilakukan oleh Pieter itu tidak sah...ia harus dihentikan!" begitu kata Rita terdengar emosi...

"Saya beritahu...cepat atau lambat, bangsat itu akan menghancurkan Nainggolan Bros dan aku tidak suka kalau hal itu terjadi!" papar Rita kepada Chris dan Chris mengangguk-angguk sementara otaknya terus berputar berusaha mencerna semua informasi yang telah diterimanya...

Kepada Agus dan Deddy, Chris memaparkan semua informasi yang telah diterimanya baik dari tim pencari fakta yang telah berada di Medan dan dari Rita...

"Sekarang Pieter telah berkuasa penuh atas Nainggolan Bros sedangkan Rita Nainggolan telah tersingkir..."

"Karena itu kalian jangan sembarangan bertindak...jangan sekali-kali bentrok dengan Pieter Nainggolan secara frontal yang akan merugikan kita sendiri" kata Chris sambil melirik Deddy yang ia tau sudah sangat gatal tangan untuk mencoba-coba bertarung dengan Pieter Pandiangan.

The Tiger from North SumateraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang