Chris

321 28 15
                                    

Chris sedang bermain badminton dengan empat orang pengawalnya di halaman belakang rumahnya yang luas. Tiba-tiba terdengar suara kokok beluk (burung hantu) dari atas pohon ketapang...suaranya membuat Deddy sebal sehingga ia merogoh uang logam recehan yang ada di kantongnya dan menyambit ke arah suara kokok beluk itu. Tetapi herannya tidak ada suara kepak sayap melainkan mendesingnya beberapa uang logam yang tadi disambitkan Deddy di retur ke arah pemiliknya dan satu lagi ke arah Chris. Sebuah pisau terbang mendahului uang logam itu mengarah kepada Chris.  Agus yang berada dekat Chris langsung menangkis pisau terbang dengan raket yang dipegangnya, tetapi raketnya penyok. Sedangkan koin yang datang belakangan ditangkis Chris.

Koin yang mengarah Deddy dapat ditangkis sehingga senar raketnya putus. Sesosok tubuh pendek gempal melesat seperti anak panah menyerang Chris. Kali ini Rudy dan Tony maju menghalangi sambil menyabet raket yang dipegang mereka. Lelaki itu menghindar dan langsung disabet raket oleh Deddy dan Tony sedangkan Rudy berlari ke sisi Chris. Pisau yang diretur oleh Agus menancap di pohon.

Sang penyatron terlihat lincah sekali menggunakan pedang pendek...terdengar bunyi logam beradu ketika pedang pendeknya beradu dengan raket. Tony membuang raket yang dipegangnya dan melepaskan ikat pinggang kulitnya sedangkan Deddy tetap memegang raketnya berkelahi dengan sang penyatron. Deddy berdua dengan Tony berusaha keras mendesak lawannya yang ternyata dapat bertanding sama kuat dengan mereka.

Setelah beberapa saat, si penyatron sadar bahwa kedua lawan yang dihadapinya terlalu alot, sehingga mendingan ia kabur. Ketika menghindar dari gebukan raket Deddy, lelaki gemuk pendek itu tiba-tiba menjatuhkan dirinya dan menyapu kaki Deddy sehingga otomatis Deddy melompat. Si penyatron menyambitkan pedang pendeknya kepada Deddy yang sedang melompat...Semua orang yang menyaksikan hal itu terperangah bahkan Chris merasakan jantungnya berhenti berdenyut...

Meskipun sedang melompat, Deddy sangat tangkas...ia menyabetkan raketnya menangkis pedang pendek itu sedangkan Tony terus memburu lelaki penyatron itu sambil menyabet ikat pinggangnya. Lelaki pendek gemuk yang menjadi lawan mereka itu ternyata sangat lincah dan gesit, ia dapat berkelit dari serangan Tony kemudian ia berlari dan seperti bermain petak dikejar oleh Deddy dan Tony.

Agus buru-buru mengajak Chris masuk ke dalam rumah sambil bersuit keras tetapi Chris tidak mau masuk karena ia pengen lihat pertarungan antara Deddy dan Tony dengan sang penyatron. Rudy dan Agus sekarang memegang pestol dan siap menembak. Tak lama kemudian beberapa orang yang bertugas melindungi rumah Chris berdatangan sambil turut bersuit. Lampu rumah di kediaman Chris dinyalakan sehingga membuatnya terang benderang.

Penyerang yang bertubuh pendek gempal itu ternyata sangat lincah meskipun dikeroyok dua orang. Tetapi tidak mudah baginya untuk kabur karena Deddy terus melibatnya dengan ketat apalagi ikat pinggang kulit Tony terus menerus menyabet dan mencari kelemahan lawannya. Berkali-kali raket yang dipegang oleh Deddy beradu dengan kepalan penyatron itu sehingga raket Deddy sudah penyok sehingga Deddy membuang raketnya dan juga menggunakan kepalannya. Sedangkan ikat pinggang Tony juga berhasil menyabet tubuh lelaki itu sekali tetapi tubuh lelaki itu sangat kedot sehingga sekarang Tony terus mengarah kepada mata atau kaki penyatron itu.

Tiba-tiba si penyatron mengeluarkan jurus andalannya sehingga membuat Deddy dan Tony menghindar...ikat pinggang Tony menjulur dan melibat kaki lelaki itu, kali ini Tony berhasil! Dengan cepat lelaki itu menarik sebilah pisau dari pinggangnya dan menabas ikat pinggang Tony tetapi Tony tidak kalah sebat menarik ikan pinggangnya dan berbalik melecut mata kiri lelaki itu dan kembali ia berhasil mengenainya sehingga lelaki itu kesakitan sambil menyambitkan pisau belatinya ke arah Tony. Tony berusaha mengelakkannya tetapi tetap saja menyerempet pundaknya hingga berdarah. Menggunakan kesempatan ini, lelaki itu melompat tinggi dan bersalto dikejar oleh Deddy.

"Ded...minggir" Agus dan Rudy berteriak bareng sambil menembak sehingga Deddy langsung tiarap.

Penyerang gelap beberapa kali bersalto tetapi Rudy serta Agus menembakinya dengan pestol yang memiliki alat peredam suara. Keahlian Rudy dan Agus sebagai penembak yang mahir tidak diragukan sehingga biar bagaimana lincahpun, lelaki itu tidak dapat menghindari sampai kaki kirinya tertembak begitu juga sebutir peluru menyerempet bahu kanannya.

The Tiger from North SumateraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang