Fathan Afriza

3 4 0
                                    

Sorenya. Tepat pukul 15:00, Fathan sudah sampai dibandara. Meratapi dirinya dan juga Malik akan meninggalkan kenangan diindonesia.

Suara penerbangan pesawat menuju amerika sudah terdengar. Sebelum menyerahkam tiketnya, ia menyempatkan diri untuk memeluk dan mengucapkan tanda perpisahan pada Alya dan Athan. Perpisahan memang menyakitkan. Itu yang dirasakan Fathan saat ini. Tapi mau bagaimana lagipun takdir tidak akan bisa merubah segalanya. Semuanya sudah terlambat. Terlambat untuk menyelesaikan kisah cinta yang sudah berakhir tanpa adanya persetujuan satu pihak lainnya.

"Mama jaga diri baik-baik ya. Fathan bakalan pulang secepatnya kalau waktunya sudah tiba" Fathan memeluk Alya erat. Alya menghela napas berat lalu melepas pelukan Fathan.

"Kamu juga baik-baik ya disana. Jangan ngelawan sama papa. Mama disini baik-baik aja" katanya tersenyum singkat.

Fathan segera menoleh kearah Athan yang sedang memperhatikan keduanya dengan tatapan intens.

"Lo juga Than, jagain mama ya. Jangan buat mama naik darah gara-gara lo. Jangan bolos dan telat masuk. Gue bakalan balik keindonesia kalo tugas gue udah selesai." diakhir kalimat yang Fathan ucapkan, ia segera menepuk pundak Athan ala cowok. Lalu dengan berat hati ia melangkahkan kakinya kedalam pesawat sesaat sebelum Malik berbincang-bincang pada Alya.

"Kamu juga Athan. Belajar yang bener supaya bisa diandalkan kayak Fathan" ucap Malik seraya mengikuti langkah kaki Fathan.

Athan mengangguk singkat lalu mengajak Alya untuk segera pulang menggunakan mobil miliknya setelah pesawat itu meluncur menyisakan sedikit kepedihan bagi mereka

-----

Amerika serikat.

Sesampainya disana, Fathan mengedarkan pandangannya yang terlihat menakjubkan. Bagaimana mungkin ia pertama kalinya menginjakan kaki dinegara ini? Rasanya sangat senang walau pikiran cowok itu masih terbayang akan sosok Rana yang masih ada dihatinya.

"Kamu senang kan Fath?" tanya Malik "Maafin papa. Karna papa, kamu harus terpaksa tinggal disini sampai perusahaan papa yang terkena korupsi besar-besaran kembali membaik"

Fathan tersenyum lalu menggeleng "Enggak sama sekali pa. Ini jugakan demi perusahaan"

Saat keduanya memasuki area apartemen yang ada di Amerika itu, Fathan mengedarkan pandangan kesekeliling dan menatap kaget pada sosok yang berada tepat didekat balkon loby sedang menangis. Ia sempat berbincang-bincang pada Malik dengan alibi kekamar mandi, Malik menyetujuinya dan iapun bergegas kearah perempuan itu.

Langkah demi langkah ia berjalan sampai hanya tinggal sedikit jarak untuk melihat perempuan itu. Fathan yang semula berdiri kini berjongkok menghadap perempuan itu

"Exucse me?" kata Fathan.

"Duh nih cewek kenapa?" gumam Fathan dengan suara pelan namun dapat terdengar oleh perempuan itu.

Perempuan itu menoleh dengan sedikit lebam diwajah cantiknya. Ia menatap wajah Fathan lama, begitu pula dengan Fathan. Keduanya sama-sama menikmati pandangan itu. Namun gerakan perempuan yang semula duduk kini berdiri dan merapikan rambutnya yang acak-acaakan karena keringat.

"Gak usah ngomong kayak gitu. Gua orang indo kok" katanya dengan tersenyum canggung.

Fathan membalas senyuman itu dan mengulurkan tangannya, berniat untuk berkenalan "Fathan Afriza"

Gadis itu tersenyum lalu menyambut uluran tangan Fathan "Adara Miranti. Panggil aja Dara"

-----

AtRaFatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang