1. Teman sebangku

9 4 2
                                    

"Hah untungnya disini sepi, jadi bisa ngerokok. Kalo disini terus-terusan, bisa mati bosen gue" gumam lelaki itu.

"Pasti disini pada kaget tentang gue yang kayak gini; baju dikeluarin, kancing baju dibuka semua, udah gitu rambut gue diacak-acakin. Gue kayak gitu karena gue nggak pernah diliat sama papa. Yang dia liat itu cuma Fathan, Fathan dan Fathan"

"Gue juga terpaksa kali pindah kesekolahan si Fathan. Itu juga gara-gara di dropout dari sekolah lama gara-gara gue mukulin bocah. Padahal gue nggak salah. Emang BANGSAT!"

Athan terus-menerus bergumam sendiri dibawah bohon belakang sekolah. Tempat ini memang jarang didatangi oleh guru. Karena konon bin katanya banyak setan yang sering gentayangan akibat kasus bunuh diri yang belum tentu kebenaranya.

"Eh" tiba-tiba suara seseorang menegur dari belakang. Athan yang mendengar hanya diam tak membalas. Karena tanggung juga, puntung rokoknya sebentar lagi habis.

"Kalo punya mulut tuh dijawab! Bukannya ngomong malah ngerokok" tegurnya lagi.

Dengan malas, Athan segera membuang puntung rokok itu lalu membuang kerumput dan menginjaknya sampai mati sambil membalikan badan menghadap orang itu.

Yang ditatap malah menatap balik. Seakan ada sesuatu yang fantastis. Cewek itu membelalakan matanya seraya membuka mulut membentuk huruf O.

"Fathan?!" pekik Rana. "Lo bukannya keluar negri? Kok lo jadi berandalan gini? Benerin baju sama rambut lo. Jangan cari-cari pencitraan deh Fath. Walaupun lo pacar gue, mending sekarang lo ikut gue keruang bk" lanjutnya lagi.

"Hah? Pacar lo bilang?! Liat lo aja baru. Kenal lo aja boro-boro!" sahut Athan kesal. Karena emang siapasih yang tidak kesal saat ada orang yang tiba-tiba marah-marah nggak jelas, yang kita sendiri aja nggak tau salah kita kedia apa.

"Apa? Fathan ini gue, Rana. Pacar lo" ujarnya Datar.

"Jangan sok kenal deh lo. Gue Athan. Bukan Fathan",

Rana mengerjap "Ath.. Athan? Fathan punya kembaran? Kok bisa?"

"Ya bisalah. Gak punya otak banget lo" sahut Athan dengan senyuman sinisnya.

"Nggak usah banyak tingkah lo, sekarang cepetan ikut gue!" Rana pun langsung menarik tangan Athan untuk berdiri dari bangku pohon.

Tol.. Tok.. Tok

"Ya silahkan masuk" sahut seseorang dari dalam. Rana tersenyum kearah Athan sebelum akhirnya ia dan Athan masuk keruang bk.

"Ada apa Rana?" tanya bu Anti, selaku guru bk

"Ini bu, ada murid baru yang mirip banget sama Fathan. Dia ngerokok sekaligus bolos dibelakang sekolah bu"

"Kapan gue ngelakuin itu?" protes Athan dan mendelik kearah Rana.

"Ibu percaya kalau saya bohong?" tanya Rana dengan senyum licik, sementara Athan datar tanpa ekspresi.

"Benar, apa yang dikatakan Rana barusan Athan?" tanya bu Anti sambil memicingkan mata kearah nametag Athan.

"Ngg.. Nggak bu" kata Athan mencari celah.

"Dia bohong bu" celetuk Rana kalem.

"Hahaha, tapi lo nggak punya bukti buat nuduh kalo gue bolos dan ngerokok"

"Cukup! Ibu lebih percaya sama Rana yang statusnya sebagai murid teladan. Jadi Athan, lebih baik kamu diam dulu disini untuk membicarakan hukuman apa yang pantas untuk kamu nanti"

"MAMPUS GUE!"-- Batin Athan.

-----

Sesudah melakukan hukuman dengan berjalan jongkok memutari lapangan. Athan kembali masuk kekelas barunya, yakni XII IPA 1.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AtRaFatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang