Flashback
"Gue bukan penyebab kematian itu !"
Kata-kata itu yang Jeje ucapkan sehingga membuat matanya berkaca-kaca.
Ia mendorong tubuh Kinoz membuat Kinoz melepaskan belenggunya pada Jeje.
Setelah Jeje pergi dari hadapannya, Kinoz tampak menggeram, ia mengepalkan tangannya, mengeratkan giginya mencoba menahan emosinya namun sia-sia.
Kinoz kemudian mulai menendang-nendang dinding yang ada di hadapannya.
Ia meluapkan emosi dan kekesalannya, ia benci mengingat kejadian 10 tahun lalu, ia benci mengingat betapa kacau hidupnya pasca kedua orang tuanya meninggal.
Saat itu Kinoz menjadi bingung, ia butuh sandaran dan pelukkan, ia butuh tameng untuk berlindung tapi ia tak mendapatkannya.
Opa Rudy satu-satunya orang yang bisa menjadi andalanya pun seperti tak peduli padanya, opa banyak diam dan menyendiri di dalam ruangannya, sementara Jeje terus menangis setiap hari.
Kinoz sendiri, ia berjuang sendiri melawan kesedihannya. Hari demi hari terus berlalu, Kinoz menjadi semakin tertutup dan tak banyak bergantung pada opanya. Semua ia lakukan sendiri, iya jarang berbicara pada opanya dan juga Jeje.
Waktu terus berlalu, Jeje sudah kembali ceria, ia sudah tak terlalu bersedih lagi.
Kecerian Jeje membawa dampak positif untuk opa Rudy, tapi tidak untuk Kinoz, ia justru risih melihat sikap Jeje.
"Bukankah ini semua salah Jeje ? Jika saja Jeje tidak merengek minta bicara dengan om Antoni lewat telpon waktu itu, kecelakaan itu tidak akan terjadi dan kedua orang tuanya tidak akan meninggal."
"Bagaimana bisa sekarang Jeje sudah kembali ceria lagi seperti tidak terjadi sesuatu?"
Itulah yang ada dipikiran Kinoz saat itu. Semakin hari Kinoz semakin membenci Jeje karena sikapnya yang seperti merasa tak punya salah.
Pernah beberapa kali Jeje mencoba berbicara dan mengajak Kinoz bermain tapi detik itu juga Kinoz langsung menolak mentah-mentah dan mengabaikan Jeje.
Kinoz banyak berubah setelah kematian kedua orang tuanya, opa Rudy pun merasakan perubahan cucunya itu.
Hingga suatu ketika Jeje tak sengaja menjatuhkan bingkai foto kedua orang tua Kinoz yang ada di meja belajar milik Kinoz.
Tadinya Jeje hanya berniat meminjam pensil warna ke kamar Kinoz, tapi tanpa sengaja Jeje malah menyenggol bingkai foto tersebut hingga jatuh dan pecah.
Mendengar suara benda pecah berasal dari kamarnya, Kinoz langsung berlari menuju kamarnya.
Betapa marahnya Kinoz waktu itu hingga tanpa sadar Kinoz mendorong Jeje hingga terjatuh dan tangannya terkena pecahan kaca hingga berdarah.
Melihat kejadian itu opa Rudy tentu marah besar pada Kinoz.
Opa Rudy memberi teguran keras pada Kinoz yang bertujuan supaya Kinoz tak mengulangi perbuatan kasarnya lagi. Tapi siapa sangka karena kejadian itu Kinoz menjadi semakin menarik diri, ia semakin tertutup dan menjadi semakin tak peduli pada Jeje dan juga opanya.
Kinoz merasa opanya hanya peduli pada Jeje, hanya Jeje saja !
*******
Usai meluapkan emosinya, kini Kinoz berada di kantin sekolahnya, kantin Bu Indun, tempat nongkrong dan tempat jajan favorite Kinoz serta teman-temannya.
Di hadapannya kini ada segelas es teh manis. Karena pertengkarannya dengan Jeje tadi Kinoz merasa gerah, ia butuh sesuatu yang dingin untuk menetralisirkan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Jessica (Complete)
Teen Fiction*REVISI SEDANG BERJALAN* Kisah ini bercerita tentang persaudaraan, tentang persahabatan, tentang arti dari menyayangi, tentang sebuah pengorbanan tanpa pamrih, tentang cinta yang tulus. Kisah seorang gadis remaja bernama Jessica yang berusaha untuk...